Baca jam brp ges?
Stay terus ya biar Thor makin strong 🌜🌚~°~
Alfano pagi ini duduk di pojok jendela. Ia tampak menyembunyikan sesuatu. Di tangannya, kini menggenggam sebuah bulpoin biru dan secarik kertas HVS putih. Tampak senyum dari bibir merahnya. Entah kenapa, pagi ini ia tampak bahagia.
Sahabatnya—Dewa, mengernyit keheranan setelah masuk kelas menengok Al tampak tak seperti biasanya. Mungkin ... sedang kasmaran lagi? Dewa berharap benar-benar terjadi. Kepoin, ah! Dewa meringis tampak gigi serinya.
Dewa segera melangkahkan kakinya menuju tempat Alfano tersenyum bahagia. Dengan cepat, ia mendorng tubuh Al sampai Al merasa kesakitan.
"Woi, Papa Kunti! Lo ngapain di tempat angker ini?"
Al balas mendorong Dewa. "Kepo lo! Berising anjing! Lo ga punya adab?"
"Ck! Kayak lo ga tau sifat gue aja!" Dewa menatap sinis Alfano.
Selang satu menit, tidak ada tanda-tanda kehidupan. Alfano masih sibuk dengan apa yang ia kerjakan sekarang. Dewa merotasikan bola matanya, mencoba tahu apa yang ditulis sahabatnya itu.
Dewa mengernyit. "Lo kok berubah sih sekarang?"
"Berubah?" Alfano tersenyum curiga. Tanpa sadar alis kanannya terangkat. Dengan cepat, Alfano menatap Dewa dengan rasa tanda tanya.
"Lo jadi enggak nakal lagi." Dewa tersenyum melihat perubahan yang sudah dicapai sahabatnya ini.
"Apa gue tampak nakal di mata lo?"
"Dulu! Sekarang lo sudah sangat berbeda."
Alfano hanya tersenyum, kemudian lanjut menulis lagi.
Dewa mulai kesal karena apa yang ia ingin tahu malah dicuekin sama Al. Bola matanya berotasi lagi ke arah kertas itu. Dengan cepat, tangan Dewa yang panjang menyambar kertas tersebut. Dan ... dapat!
"Kampret lo! Balikin ga!?" Alfano menarik salah satu kertas tersebut namun gagal. Ujung kertas yang ditariknya robek.
Terlambat. Dewa segera membaca kertas itu. Tulisan Alfano yang jelek terbaca otomatis. Di sana tertulis "List Ar Birthday."
Dewa menatap Al sinis. Ia segara membanting beberapa kertas tadi di lantai. Sontak Alfano memanas. Matanya berapi-api.
"Lo apa-apaan sih tolol!" Alfano mendorong tubuh Dewa. Sontak Dewapun berdiri dari tempat ia duduk disusul oleh Alfano.
"Lo masih punya hubungan sama dia?" Dewa mendengus sebal. "Bukannya lo udah memutuskan hubungan lo dengan dia?"
"Gue nggak bisa ngelupain dia! Gue tau Ar salah. Tapi gue sudah terlanjur cinta sama dia! Dan ya. Gue nggak mutusin dia, tapi dia yang mutusin gue!"
Dewa tertawa sarkas." Hahaha terlanjur cinta? Sadar Al! Arve udah ada yang punya haha. Lo itu cuma dibuat mainan!"
"Gue nggak peduli. Siapa Erohe di mata gue? Dia bagai kerikil kecil yang gue hajar udah nyerah. Gue bakal ngerebut Ar dari dia! Toh, siapa bilang Ar udah ada yang punya? Status mereka masih sahabatan, gak salahkan gue dapetin dia lagi?"
Dewa meneguk ludahnya. "Al, lo gila!"
"Ngaca! Lo tambah gila! Gak usah ikut campur masalah gue!"
Wanita tidak pernah salah dalam perasaannya. Yang membuatnya salah ketika orang yang dicintainya pura-pura tak mengerti bahwa yang berhadapan dengannya ialah seorang cinta sejati.
Sedangkan seorang pria seharusnya mengerti, seorang wanita tak suka menunggu terlalu lama. Ia seharusnya sadar, bahwa wanita tak akan mungkin mengungkapkan perasannya terlebih dahulu.
"Ar enggak pernah salah! Yang salah adalah orang yang dicintai Ar dengan tulus, tapi malah memilih jalan yang berbeda. Yang membuat semua hubungan ini menjadi rumit adalah Er! Dan gue pastikan, gue bakal ngehancurin cintanya Ar untuk Er. Gue bakal ratain kisah toxic mereka dalam hubungan yang nggak jelas abu-abu." Al menatap Dewa dengan tatapan serius. Seketika Dewa merinding. Bisa-bisanya setelah ditolak harga diri pria ini masih ada. Cintanya sangatlah buta. Gue rasa bakalan ada perang dunia ketiga? Dewa meneguk ludahnya agak ketakutan.
"Terus lo mau apa?" lanjut Dewa.
"Gue akan berusaha bahagiain dia sehingga dia lupa pernah punya Er dalam hidupnya!"
"Dengan cara ngerayain ultahnya lusa?"
Alfano tersenyum. "Gue akan berusaha!"
~*~
Arve menyangklong tas merah mudanya sambil membawa dora. Dua hari lagi ulang tahunnya. Ia berharap Er menjadi orang pertama kalau enggak kedua, kalau enggak ketiga setelah mama papanya.
Ar cuma teman: besok ultah gue lo bab?
Pig Er: Bab?
Ar cuma teman: Babi sbajbhvsjak
Pig Er: Gue kira bebeb! Emang gue peduli sama tuu ulth? Sksk
Ar cuma teman: Read!
Pandangan Ar menjadi kosong. Kenyataannya, mungkin harapan darinya sia-sia. Er gak mungkin bisa bahagiain gue walau sehari! Please gue cuma dibaperi! Hiks.
~*~
Pemirsa, part ini pendek lagi ya sksksk
Jangan lupa vote frennn!!
Thank yuuLove you
Authormu 💛☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Er & Ar ✔️ [SELESAI]
Teen FictionKANG PLAGIAT MINGGIR! DI LINDUNGI UNDANG-UNDANG. DENDA DAN UU MASIH BERLAKU! CAMKAN! MAU DIPENJARA?! #REVISI GA DIMASUKKAN WP YA! Kisah persahabatan, cinta, dan pengorbanan membuat Ar dan Er terjebak dalam kisah friendzone yang toxic:') Bagaimana m...