34. See You Tomorrow

28 2 0
                                    

Alfano terbelalak ketika Ar berteriak meminta tolong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alfano terbelalak ketika Ar berteriak meminta tolong. Kini semua orang percaya, bahwa Ar benar-benar berada di rumah ini. Sama seperti Alfano, Erhone pun memekik kaget. Matanya tak dapat berkedip. Tiba-tiba keringatnya mulai membasahi tubuh. Er tak percaya, benarkah ini?

"Al, lo bener!" bisik Er, kemudian meneguk ludah.

"Lo aja yang enggak percaya anj!"

Kini mereka masih menunggu beberapa pria yang berlalu lalang pergi dari tempat itu. Cukup lama mereka menunggu, membuat Er lagi-lagi memiliki ide.

"Al, lo lempar salah satu barang lo!"

"Barang apa? Gue enggak bawa apa-apa!"

Er merotasikan matanya melirik jam tangan yang dipakai Alfano. "Lo lempar itu!"

"Lo gila? Ini mahal anj!"

"Mahal mana antara jam tangan lo sama nyawanya Ar?"

Alfano diam sejenak mencoba berpikir. Kenapa Er sama sekali enggak modal?Al membatin, kemudian hanya mengangguk pasrah. "Okelah!"

Dengan cepat tangan kanan Al melepas jam tangan hitam yang dipakaikannya di tangan sebelah kiri. Al melirik terakhir kali sebelum ia melemparkan jam tangan itu untuk mengelabuhi orang-orang yang sedang berjaga.

"Beneran, nih?" Al melirik ke arah teman-temannya.

Teman-temannya hanya mengiyakan. Mereka cuma mengangguk.

"Demi, Ar!"

Alfano melemparkan jam tangan itu beberapa meter ke depan. Dan benar, tatapan para penjaga itu beralih ke arah suara yang sangat keras. Mereka curiga, ada yang masuk ke sini selain penjaga dalam rumah ini.

Memanfaatkan situasi tersebut, Alfano, Erhone, Dewa, dan teman-teman yang lain masuk ke ruang selanjutnya. Ruangan yang satu ini sangat sepi.

"Kurasa Ar ada di sini!" seru Er.

Firasat Er benar adanya. Suara bisik-bisik terdengar dari balik tirai hitam yang lokasinya tak jauh di depan anak-anak SMA itu. Sesegera mungkin mereka memfokuskan pandangannya ke depan.

"Lo benar!" Al setuju dengan pendapat Er.

"TOLONG!!"

Mata mereka terbelalak. Memang benar Ar ada di sana. Kebetulan tempat ini sangat sepi. Tak terdengar orang-orang yang menjaga Ar.

Tentu momen ini dimanfaatkan dengan baik oleh mereka. Teman-teman Ar itu langsung maju saja ke depan. Pelan-pelan tangan Alfano membuka tirai hitam itu. Mata mereka terbelalak ketika melihat Ar di sekap dengan lengan serta kaki yang terikat.

Arve mulai menyadari teman-temannya datang ke sini. Ia memelas dan memekik meminta pertolongan. "Tolong gue!"

"Lo tenang aja!"

Er & Ar  ✔️ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang