17. Fitnah

50 5 2
                                    

Jantung Ar mulai berdetak kencang. Al bicara ini dihadapan Er. Ia takut, Er berpikiran macam-macam tentang hari ini.

"Awas Kon!! Tak kaplok!" Al menggenggam tangannya kuat.

Ar menghembuskan napas cepat. "Lo gila, ya? Gue pacar lo!"

"Hah? Pacar? Gue minta putus!"

Ar meneguk ludah. Ia mewanti-wanti, supaya Al tidak berbicara banyak tentang Er dan hubungannya yang enggak pasti.

"Pu-putus, Al? Ja-jangan. Al, aku mohon ...."

Er tiba-tiba terjatuh. Ia merintis kesakitan sembari memegangi perutnya yang nyeri abis.

"Te-terima aja, Ar. Gak ada gunanya lo pacaran sama orang yang sudah sakitin elo!

Ar semakin di ujung ketidakpastian. Namun ada benarnya kata-kata Er. Untuk apa ia harus memiliki hubungan yang enggak jelas sama sekali. Walau tujuannya belum berhasil, tetapi salah jika mempermainkan Al seperti ini. Mau enggak mau Ar harus putusin hubungan ini.

"Gu-gue terima lo putusin gue!"

Al mengusap hidungnya. Ia menarik napas, lalu membuangnya. Ia beserta gengnya langsung pergi setelah Ar menerima hubungan mereka kandas. So, sad.

Alfano mengerum motornya. Dengan hati tak ikhlas, ia harus memutuskan ini. Sayang, tapi disia-siakan. Itulah arti cinta bagi Al sekarang.

Tatapan Ar tak terarah. Ia terus bengong tanpa kejelasan yang pasti.

~*~

"Arrrkhhgg!"

Seseorang menjerit seakan ada masalah serius. Di SMA Baya, wanita itu tertunduk malu dengan getaran tubuh yang abnormal. Keringatnya mendingin dan jantungnya berdetup kencang.

Dari matanya, tampak warna merah menyala serta air mata yang mengalir membasahi pipi. Tak henti-hentinya ia membungkam mulut saking terkejutnya. Ia berusaha menutup mulutnya supaya tak berteriak keras, sehingga dapat menganggu orang-orang yang ada di sekitar.

Baru saja ia masuk kelas, ia telah disambut tulisan-tulisan mengerikan yang tertempel di papan tulis. Bahkan, mading kelas dan mading sekolah tertempel poster-poster yang sama. Tentunya, ini sangat menganggu bagi kepopularitasannya. Saking terkejutnya, baru masuk kelas ia telah membanting tas warna putihnya.

Wanita muslimah itu langsung jatuh. Ujung-ujung kerudungnya yang panjang, mulai menempel di lantai. Tulisan itu membuat semua mata tertuju padanya. Ya, Fatimah. Ia mengacak-acak kerudungnya karena tulisan-tulisan crime "Fatimah, ketua OSIS tukang nikung". Bahkan beberapa di antaranya bertuliskan "Fatimah, sang ketua OSIS suka selingkuh/perebut laki orang".

Citra seorang wanita, sekaligus seorang muslimah mulai hancur. Siapa yang berani memfitnahku seperti ini? Wanita itu terus saja memegangi kepalanya sambil berdiri terpengkol-pengkol. Ia mulai berjalan menuju tempat duduknya. Ia terus memandang arah depan, membiarkan teman-temannya itu menatapnya.

Beberapa menit kemudian, petugas piket mulai menyabuti poster-poster itu. Namun nahas, sudah banyak orang yang terlanjur membacanya. Sehingga Fatimah hanya dapat diam dan terpelungkup dengan air mata yang mengalir deras. Ia tersedu-sedu sembari menutup mata. Ia takut beberapa temannya akan mengejek dan mencemooh. Tentunya, ia tak ingin itu semua terjadi.

~*~

06.50. 10 menit lagi, seluruh siswa harus masuk ke kelas. Sementara Ar dan Er sedang menikmati sarapannya di kantin. Mereka berdua memesan pecel sebagai menu utama kali ini. Bumbunya yang kuning dengan kacang yang alot, membuat pecel kian renyah saat disantap. Ah, jadi laper!

Di sana Er baru menyadari, ternyata mading yang lokasinya beberapa centi meter lagi dari tempatnya makan sangat ramai. Rasa kepo Er mulai berapi-api. Ia menarik napas, kemudian berdiri menatap arah mading.

Ar menggelayuti lengan Er. "Lo ... mau kemana, Er?"

"Mading rame, tuh! Yuk kepoin?"

"Lo biasanya ga kepoan, sekarang berubah banget?"

"Karena lo!"

"Apa-apa?"

"Gak jadi!"

Er mulai menggandeng Ar melangkahkan kakinya menuju mading. Namanya Ar, dia enggak bisa sama sekali tertib. Para siswa yang ada di depannya, langsung diseret dan dicubit sampai biru.

"Ar, lo enggak usah nyubitin mereka kali! Lo yang nyubit, mereka yang sakit, gue yang malu!" Er melirik tajam Ar.

"Ngapain takut? Cewek itu gampang kok. Orang dijambak aja udah pergi!"

Er diam saja. Ia takut bernasib sama seperti mereka.

"Er, Er! Li-liat itu!"

"Ada apa, Ar?"

"Fa-Fatimah!"

"Fatimah?" Er mendorong Ar agar cepat menghindar. "Apa-apaain ini? Benarkah berita ini? Ya Tuhan, apa dosa gue?"

~*~

Hah, part yang sangat membagongkan :))
Siapa yang ngefitnah Fatimah?
Orang baru?
Tetep stay Er and Ar ya!
Votmenttnya Jan lupa oke?

Salam

Authormu 💛

13 Juni 2021

Er & Ar  ✔️ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang