Happy Reading❤
"Gimana?" tanya Bintang kepada Noval lewat sambungan telfon.
"Gue sama anak-anak belum nemuin Dara sama sekali."
Setelah mendengar penuturan Noval barusan, Bintang langsung mematikan sambungan telepon. Cowok itu mengusap wajahnya gusar. Harus kemana lagi ia mencari?
Malam itu, hujan mengguyur bumi dengan cukup deras. Namun Bintang tetap saja menjalankan motornya. Mencari kemana pun sampai ia menemukan Dara.
***
Dara sudah sadar cukup lama dari pingsannya. Sedari tadi, ia berusaha melepaskan tali yang mengikat tangannya. Namun ternyata sangat sulit. Mengingat di gudang ini tidak ada benda tajam sama sekali yang bisa membantu. Mereka benar-benar tidak memberikan celah sedikitpun untuk Dara kabur.
Ceklek.
Dara terkejut ketika pintu gudang dibuka oleh seseorang. Menampilkan sesosok pria tinggi yang sedang menutup pintunya kembali, lalu berjalan ke arah Dara.
Gadis itu langsung ketakutan. Ia bergerak gelisah di tempatnya.
"Ssstt. Jangan takut," kata cowok itu sembari sedikit memelankan suaranya.
Dia. Bara.
Tanpa diduga pemuda itu malah membuka semua tali yang mengikat pada kaki dan tangan Dara.
"Pergi," ucapnya singkat.
Kepalanya mengode gadis itu untuk kabur lewat jendela yang ada di gudang.
Walaupun masih bingung, Dara langsung mengangguk cepat. "M-makasih," ujarnya yang dibalas anggukan singkat oleh Bara.
Dara segera kabur lewat jendela. Tetapi ia sedikit kesulitan untuk naik ke jendela karena gadis itu masih memakai rok sekolahnya.
"Gue bantu."
Dara kembali berjengit kaget saat ada sepasang tangan besar seseorang yang mengangkatnya untuk naik ke jendela. Membuat tubuh gadis itu kini telah duduk pada bingkai jendela tersebut.
"Kamu... Kenapa bantuin aku?" cicit Dara disela-sela aksi kaburnya.
"Inget kejadian kemarin?"
Dara mengangguk.
"Ini sebagai balasan gue ke lo. Dan... Sorry buat kelakuan anak buah gue tadi," ujar Bara tak enak hati. "Pergi. Sebelum mereka curiga," lanjutnya menyuruh Dara untuk segera pergi.
Dara mengangguk cepat. Lalu pergi meninggalkan tempat itu.
***
JEDUAR!
Dara berjengit kaget saat petir menyambar kuat di angkasa dan mengeluarkan bunyi yang begitu nyaring. Gadis itu segera lari ke halte. Ia berjongkok memegangi kedua telinganya sambil menangis. Dari kecil, Dara memang sangat takut dengan petir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Is My Boyfriend [END]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! WARNING! Mengandung kata-kata kasar! Jadi, bijak dalam membaca okey❤ Bahasa non-baku! 'Bintang Aerglo Galexia'. Bagi sebagian anak SMA Arjuna, mereka takut jika mendengar nama itu. Tetapi bagi kaum hawa, ia malah menjadi inc...