Happy Reading❤
Dara akhirnya bisa bernafas lega karena ia telah sampai di 'Rumah Makan Soto Lamongan' milik pak Badrun. Ini adalah tempat kerja Dara. Setiap sepulang sekolah, gadis itu pasti datang kesini. Kerjanya memang hanya mengantar makanan ke meja pelanggan, mengelap meja, dan mencuci piring-piring kotor.
Tetapi gajinya cukup lumayan untuk uang sekolah, membantu ibunya, dan juga untuk membeli makanan hewan peliharaan Dara alias Enjelo. Enjelo adalah nama kucing kesayangan Dara. Entahlah, Dara jika memberi nama memang selalu aneh-aneh.
"Akhirnya dateng juga lo Ra. Buru gih bantuin, lagi rame banget nih," ujar Putri---teman kerja Dara. Gadis itu terlihat masih sibuk membawa pesanan pelanggan.
"Iya mbak Putri maaf, tadi soalnya di jalan macet banget. Dara ke belakang dulu ya mbak."
"Iya. Ra itu piring kotornya tolong dicuci ya, gue mau nganter ini ke pelanggan dulu," ujarnya lagi.
"Iyaa," balas Dara lalu ia pun buru-buru ke belakang untuk mencuci piring-piring kotor.
Beginilah keseharian seorang Adhara Estella. Setelah suntuk-suntuknya pulang sekolah, tetapi ia sudah sibuk kerja seperti ini. Belum lagi pulangnya langsung membantu Ibunya jualan pecel di depan rumahnya. Jika Dara ingin membeli sesuatu, ia harus menabung terlebih dahulu.
***
"Buk! Enjelo udah dikasih makan belum??" teriak Dara dari dalam kamar kepada ibunya.
"Udah Dara!" teriak ibunya balik yang berasal dari dapur---sedang membuat bumbu pecel dagangannya.
Dara merebahkan tubuhnya yang sangat lelah hari ini, di kasur kesayangannya. Tidak lupa juga di sampingnya terdapat seekor kucing lucu berwarna oren tengah tertidur dengan antengnya di kasur. Siapa lagi kalau bukan Enjelo.
Jadi, Enjelo itu adalah kucing kesayangan Dara. Enjelo jika makan memang harus makan-makanan kemasan yang sering Dara beli di kios kucing karena Enjelo itu bukan kucing kampung.
"Loh? Eh! Kalungku mana?!" monolog Dara kaget saat merasa tidak ada kalung dilehernya.
"YA AMPUN MASA ILANG SIH?!" rutuk Dara sambil berusaha mencari-cari kalungnya, siapa tahu jatuh di sekitar sini.
"Dara? Kenapa?" tanya Mila---Ibu Dara.
"Ini loh buk. Kalung Dara ilang, padahal tadi pagi masih ada kok," jawab Dara sambil masih sibuk membuka-buka kasur, bantal, dan selimut. Bahkan Enjelo yang sedang enak-enaknya tidur itu pun sampai diangkat-angkat juga oleh Dara.
"Coba dicari lagi. Mungkin jatuh di sekitar sini," titah Mila sambil ikut sibuk mencari kalung Dara.
"Duh! Kok gak ada ya? Kalau sampai ilang gimana? Kalung itu berharga banget buat Dara," ujar Dara dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Yang sabar ya sayang. Dara gak boleh sedih begitu, katanya Dara anak yang kuat kan?" tanya Mila sambil mengusap lembut puncuk kepala Dara. Sedangkan gadis itu hanya menjawab dengan anggukan atas pertanyaan dari ibunya.
Kalung Dara yang hilang itu adalah kalung yang dibelikan oleh Ibu kandungnya dulu. Tidak boleh sampai hilang. Tetapi karena kelalaiannya, kalung itu jadi hilang sekarang.
Perlu kalian ketahui, Dara bukanlah anak kandung Bu Mila.
*Note : Di part selanjutnya akan di ceritakan tentang asal-usul Dara yang sebenarnya. Scroll terus ya!
***
Pagi ini, anak-anak Argasa masih saja asik nongkrong di parkiran sekolah sambil sesekali menggoda siswi-siswi yang baru berangkat sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Is My Boyfriend [END]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! WARNING! Mengandung kata-kata kasar! Jadi, bijak dalam membaca okey❤ Bahasa non-baku! 'Bintang Aerglo Galexia'. Bagi sebagian anak SMA Arjuna, mereka takut jika mendengar nama itu. Tetapi bagi kaum hawa, ia malah menjadi inc...