38

30.6K 1.9K 60
                                    

🎧Mungkin Hari Ini Hari Esok Atau Nanti_by Anneth Delliecia🎧

Jangan lupa play mulmed di atas ya! Wajib, biar feelnya lebih dapet.

Happy Reading❤

Aroma bunga bercampur tanah itu sudah menghiasi makam milik seorang gadis dengan nisan yang bertuliskan nama 'Intan Berliana'. Isak tangis dari para kerabat maupun sahabat dekatnya terdengar begitu menyedihkan. Gadis itu pergi terlalu cepat. Meninggalkan duka mendalam bagi mereka yang ditinggalkan.

"Kenapa secepat ini kamu tinggalin Ibu nak..." ujar Rita dengan suara bergetar.

Dara sudah terduduk lemas didekat gundukan tanah tersebut dengan mata sembab. Air matanya benar-benar tidak bisa berhenti mengalir saat raga sahabatnya sudah dikebumikan ke dalam tanah. Dita dan Via berada di samping Rita. Keduanya menatap penuh kesedihan pada makam milik Intan. Air mata pun tak henti-hentinya mengalir dari pelupuk mata mereka.

Anak-anak Argasa juga hadir dalam acara pemakaman kekasih dari seorang Dimas Bayu Maulana. Mereka pun turut berduka cita atas meninggalnya Intan. Si gadis ceria yang ternyata menyimpan banyak rahasia.

Dimas. Cowok itu benar-benar terlihat kacau. Sekuat apa pun ia menahan tangis, air mata itu tetap memaksa keluar dan turun. Jujur, Dimas sangat menyayangi Intan. Ia bahkan tak sempat melihat senyum Intan untuk yang terakhir kalinya. Mengapa gadisnya pergi secepat ini?

"Dara..." panggil Rita pelan.

Gadis itu menoleh dengan sorot penuh rasa bersalah. Ia takut jika Rita akan memarahinya kembali.

Tangan Rita terulur, mengelus lembut tangan Dara.

"Maafin sikap tante yang kemarin sayang. Maaf," ujar Rita, sangat merasa bersalah atas sikapnya kemarin kepada Dara. Wanita itu menyesal. Sangat menyesal.

Dara sedikit terkejut, namun akhirnya ia segera memeluk wanita itu erat. Rita membalas pelukan tersebut, masih dengan tangisannya. Hal itu membuat Dita dan Via yang ada di dekat mereka menjadi heran. Mengapa Ibunda Intan semudah itu bersikap baik lagi kepada Dara? Bukankah seharusnya dia marah?

"POKOKNYA VINO MAU SAMA KAK DALA!"

Pekikan anak kecil itu membuat Dara dan Rita segera melepas pelukannya. Mereka mendapati Vino tengah menangis di gendongan seorang wanita paruh baya---tetangga Rita.

Tetangga Rita menurunkan Vino dari gendongannya. "Ta, anak kamu dari tadi rewel terus. Maunya sama neng yang itu," ucapnya sambil melirik Dara.

Dara merentangkan kedua tangannya agar Vino berjalan ke arahnya. "Vino, sini sama kak Dara."

Dengan cepat Vino berlari ke arah Dara. Gadis itu langsung mengecup pipi Vino berkali-kali ketika anak itu sudah berada dalam dekapannya.

"Kak Dala," panggil Vino dengan suara cadelnya.

"Hm?"

"Tadi kenapa teteh dimasukkin ke tanah?" tanya Vino polos. Teteh yang ia maksud adalah Intan.

Dara menatap Rita yang semakin menangis pilu kala mendengar pertanyaan polos dari anak laki-lakinya. Semua orang yang ada di sana benar-benar merasakan sesak amat mendalam.

Dara menatap Vino sendu. "Vino dengerin kak Dara ya?" ucapnya yang dijawab anggukan polos oleh anak itu.

"Teh Intan sekarang udah tenang di alam sana. Jadi, Vino harus janji. Jangan nakal lagi ya? Jangan bikin Ibu marah terus, oke?" Dara masih berusaha tersenyum di hadapan Vino.

Bad Boy Is My Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang