Setelah semua yang terjadi Jungkook akhirnya menemukan titik terang. Ambisinya untuk membalaskan dendam semakin kuat. Semua informasi yang dikatakan oleh Jimin dan Taehyung memang cocok dengan penyelidikan mereka selama ini, jadi tidak ada alasan baginya untuk tidak mempercayai presiden. Walau tidak sepenuhnya.
Malam semakin larut, sudah melewati tengah malam. Jungkook menyarankan untuk menginap tetapi kedua Agent itu memilih pulang dan mengerjakan urusan mereka yang tertunda. Sedangkan Sora dan Alex memilih pulang karena tidak ingin membuat kedua orang tua mereka tambah khawatir karena cuaca dingin yang masih berlanjut. Jungkook tersenyum dan memasangkan selimut tebal ditubuh Sinb yang tertidur di sofa. Ia menatap Alex yang menghampiri Sinb dan menghentikan pria itu untuk membangunkan Sinb.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Jungkook menggenggam kuat tangan Alex."Tentu saja membangunkannya, kau pikir aku dengan mudah meninggalkan nya disini dan mempercayai mu dengan begitu saja" ucap Alex dan tetap berniat membangunkan Sinb.
Namun tangan Alex ditahan oleh Jungkook. Alex kaget dan menatap pria itu.
"Hm Jungkook aku memang tertarik dengan laki-laki, tapi aku gak niat mau jalin hubungan serius. Karena dari pada itu semua aku lebih tertarik sama senjata" ucap Alex.
Jungkook yang merasa jijik langsung menghempas tangan Alex dan menjauh darinya beberapa senti."Jangan salah paham, aku mau kau meninggalkan Sinb biar dia menginap dirumah ku" ucap Jungkook.
"Apa ucapan ku kurang jelas Agent Zero" ucap Alex menatap nya dengan percikan api.
"Bagaimana kalau AK-47" ucap Jungkook.
"Kau ingin menyogok ku dengan senjata, itu tidak berguna lagipula aku sudah memiliki nya" ucap Alex.
"Beretta Imperiale Montecarlo seharga 110 juta won jadi milik mu, kau bisa mengambilnya di kotak-" sebelum Jungkook menyelesaikan kalimatnya, Alex sudah berlari dengan semangat keruang persenjataan.
"Dia memang bukan teman yang setia" gumam Jungkook.
Setelah mengambil sebuah kotak hitam berbahan kayu jati dengan sarung berwarna hitam yang berisi senjata, Alex keluar dengan senyum lebar.
"Selamat menikmati malam yang indah, oh iya dua koper uang di meja itu milik Sinb. Hasil dari judi tadi, tolong disimpan, nanti dia bisa membunuh ku kalau hilang sepersen pun" ucap Alex sebelum keluar.Jungkook menatap kedua koper itu lalu mengangguk bingung. Setelah Alex benar-benar pergi ia membuka koper itu dan membulatkan matanya begitu lebar melihat sejumlah uang yang bukan main. Sukses membuat Jungkook tersenyum kagum.
"Wah kau memang wanita yang luar biasa" ucap Jungkook menatap Sinb yang tertidur pulas.Jungkook menggendong Sinb dan memindahkannya ke kasur yang empuk di dalam kamarnya. Ia membuka sepatu Sinb dan jaket tebalnya. Menyisakan gaun yang ia kenakan tadi. Jungkook tersenyum menatap kecantikan Sinb dari sinar lampu yang redup.
"Kau ini seperti mawar berduri, begitu menarik tapi aku tidak tau kapan duri mu melukai ku" ucap Jungkook dengan suara lembutnya sambil membelai wajah Sinb."Tapi bukan berarti aku tidak berani menyentuh mawar itu" ucap Jungkook dengan senyum smirk nya.
Jungkook melepaskan gaun yang terasa tidak nyaman itu dari tubuh Sinb, hanya meninggalkan bra dan CD yang masih melekat ditubuhnya.
"Walaupun aku sudah cukup sering melihat tubuh mu, rasanya masih saja membuat aku gila" ucapnya dengan senyuman nakal yang terukir di bibirnya.***
Saat langit sudah terang dan matahari mulai sedikit demi sedikit mencairkan salju, Sinb terbangun dari tidurnya seperti habis berhibernasi selama satu bulan penuh. Tubuhnya terasa segar dan nyaman tidak seperti biasanya, ia membuka kelopak matanya perlahan. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah tenang Jungkook saat tertidur.
"Jungkook begitu manis saat tertidur, t- tunggu! Kenapa ia ada di samping ku?!!" Ucap Sinb terbangun sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGENT ZERO [SINKOOK]
RandomSinb mantan dari girlgrup terkenal yang tergila-gila untuk hidup normal harus terjebak dengan kehidupan Agent mata-mata paling berbahaya yaitu "Agent Zero" Namun tidak disangka orang yang paling berbahaya dan harus ia jauhi itu ternyata orang yang...