32. Menembus Benteng Pertahanan.

156 23 1
                                    

Jungkook melaju dengan kecepatan gila, ia menatap jalanan yang terasa amat panjang itu dengan gelisah. Pikirannya penuh dengan Sinb, ia takut sesuatu terjadi pada gadis itu. Hatinya terguncang dengan hebat sejak mengetahui gadisnya dalam bahaya, rasanya aneh tapi amat menyakitkan. Ia ingin rasanya cepat-cepat datang dan menyelamatkan Sinb, namun semua tindakan nya yang tergesa-gesa ini bisa berujung kematian. Sehebat apapun Jungkook, walaupun hujan peluru tidak pernah menggentarkannya, namun baginya Jayyar adalah bos terakhir yang harus ia hadapi dengan sungguh-sungguh.

Mungkin ia benar-benar sadar kalau dirinya benar-benar jatuh cinta pada Sinb, ia benar-benar jatuh dalam pesona gadis berwajah seperti putri es itu.
Jungkook mengeratkan rahangnya menahan rasa penuh sesal dan amarah dengan emosi yang bercampur aduk.

Apalagi ia sudah membulatkan tekadnya sejak mendengar percakapan Sinb dan Jayyar, gadis itu tetap berpikir cerdas walaupun kondisi tubuh yang lemah dan ketakutan, ia tetap berusaha untuk berpikir dengan kepala dingin. Bahkan Jungkook tidak habis pikir bagaimana bisa Sinb menyelipkan alat komunikasi itu tanpa diketahui oleh musuh. Melihat bagaimana Sinb bertindak membuat Jungkook benar-benar membenci Jayyar, mungkin membunuhnya rasanya belum cukup. Tapi ia tidak ingin menyia-nyiakan kepercayaan Sinb, maka itu ia harus tetap berpikir secara rasional dan berkepala dingin.

Setelah sampai di markas utama mereka, semua penjaga menatap ke arah mobil yang masuk terlihat familiar, tentu saja mobil ini milik penjaga bagian depan hutan. Semua orang menurunkan kewaspadaan nya karena mengenal plat mobil itu. Jungkook menghentikan mobilnya karena pemeriksaan di bagian gerbang masuk. Pemeriksaan ini cukup berbahaya, namun rencana mereka lebih matang dari pada penjagaan mereka.

Jungkook menurunkan kaca mobil dan menatap ke arah Taehyung yang mengenakan seragam musuh, Jungkook menaikkan alisnya sebagai tanda. Taehyung menaikkan menghentak kakinya sebagai tanda kalau bagian ini aman.

Taehyung berpura-pura memeriksa Jungkook dan mobilnya, lalu menyuruh penjaga disana membuka pintu gerbang. Sejauh ini rencana mereka berjalan lancar. Jungkook masuk ke dalam markas mereka, ia memarkirkan mobilnya dan membawa koper besar di tangannya.

Jungkook menyeret koper ke dalam gedung besar dan luas itu, ia melewati ruangan-ruangan yang mewah. Jungkook masuk ke sebuah ruangan, setelah beberapa menit ia keluar dari ruangan itu dan melanjutkan perjalanan nya.

Jungkook melirik ke arah CCTV pengawas, lalu ia menarik topinya untuk menutup wajahnya.
"Selanjutnya kemana?" Bisik Jungkook ke alat komunikasi miliknya.

"Sekitar beberapa pintu di sebelah kanan mu, pintu ke tiga di depan adalah ruangan pengawas"

"Akan ku bereskan" ucap Jungkook.

Jungkook memasuki ruangan itu, dan semua orang di ruangan itu menatap nya bingung. "Pesanan sampai, aku membawa pizza, kalian mau?" Ucap Jungkook.

"Siapa kau?" Ucap mereka.

"Aku panggilan dari tuan Jay, aku ingin melaporkan penjagaan bagian depan. Sekalian membawakan pizza untuk kalian. Pasti kalian lelah kan karena mengawasi CCTV terus" ucapnya.

"Wah terima kasih" ucap mereka gembira.

Jungkook meletakkan koper berat itu di atas meja. "Bukalah, aku membawakan banyak" ucap Jungkook.

Mereka melangkah menghampiri koper itu, saat perhatian mereka teralihkan Jungkook mengeluarkan pistol tanpa suara dan menembak mereka satu persatu, hingga yang tersisa hanya mayat saja.

Jungkook menyambungkan ponselnya dengan peralatan CCTV dan secara otomatis CCTV mereka diretas oleh Alex dan Jimin sepenuhnya. Jungkook membawa kopernya dan menutup pintu, melanjutkan tujuan utamanya.

AGENT ZERO [SINKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang