2. Alexander

406 34 0
                                    

"Untuk menyembunyikan bakat dan kemampuan diperlukan bakat dan kemampuan pula"

-La Rochefoucauld

Matahari sudah sepenuhnya di atas langit, panas yang terik juga menjadi alasan Sinb harus bangun. Ia melirik jam sudah jam satu siang, Sora juga sudah pergi dari apartemen sejak pagi tadi.

Secarik kertas dan teh yang sudah dingin terletak rapi di meja, ia tersenyum mengingat sikap manis Sora yang tidak sesuai dengan tingkah meyebalkannya.

"Selamat pagi kebo betina, saat kau tidak jadi untuk tidur selamanya, sebaiknya minum lah teh hangat buatan sahabat cantik mu ini. Semoga hari ini, bulan jatuh menghancurkan apartemen mu. Haha aku becanda, semoga hari mu menyenangkan" isi surat yang manis tapi tetap menyebalkan.

Sinb tertawa dengan raut yang kesal, Sora selalu bersikap bar bar padahal ia sangat peduli, bagi Sinb Sora merupakan teman Korea satu-satunya di Sydney Dan kepeduliannya terhadap Sora sudah seperti saudara nya sendiri.

Sinb melangkah meninggalkan kasur dan membuka pintu balkon, udara panas langsung menerpa kulitnya. Dengan cepat ia masuk kembali ke kamar dengan kekehan untuk tingkah bodohnya sendiri.
"Udah mau gaya-gayaan di balkon, eh baru ingat hari udah siang" gumamnya melepas gaun tidur dan hanya menyisakan bikini yang menutupi tubuhnya.

Berpikir untuk mandi adalah keputusan yang tepat, karena badannya saat ini benar lengket bekas keringatnya yang lembur tadi malam. Namun ia harus menghentikan niatnya sebentar setelah telepon rumahnya berdering.

Sinb mengangkatnya dengan semangat, mengingat ia baru semalam memesan baju renang untuk weekend nanti.
"Halo" ucapnya antusias.

"Halo nona, maaf menggangu. Saya petugas pos keamanan kantor" ucap diseberang telfon.

"Oh saya kira kurir, ada apa pak? Gak biasanya telfon di sini" ucap Sinb.

"Saya udah coba hubungi lewat ponsel, tapi sepertinya ponsel nona tidak aktif"

"Oh iya saya baru ingat, ponsel saya baru saya matikan tadi malam. Terus ada keperluan apa pak?"

"Bapak yang menjaga kantor tadi malam diserang dengan orang tidak di kenal, dan sekarang dia di rawat dirumah sakit. Tapi seisi gedung sudah di acak-acak oleh orang itu" ucapnya.

Sinb benar-benar kaget, ia membanting gagang telfon dan segera bersiap-siap menuju ke kantor dengan perasaan panik dan marah. Ia membawa mobil cukup laju, untungnya jalanan Disney tidak terlalu ramai. Selama di perjalanan ia mencoba menelfon Alex yang hari ini mungkin bisa di andalkan, karena kejadian ini bukan perihal remeh. Seorang penjaga yang ia pekerjaan bukanlah petugas biasa. Bahkan seorang tentara terlatih pun mampu ia banting, tapi sekarang pria itu masuk rumah sakit karena luka yang parah, yang mungkin sangat mustahil.

"Halo Alex, Lo bisa datang ke kantor gue sekarang" ucap Sinb yang menahan amarahnya sejak tadi.

"Hey...hey tumben sekali, apa yang terjadi. Kau terlihatnya sangat cemas" ucap pria itu di telfon.

"Nanti aku jelaskan setelah sampai disana, sekarang bergegas lah" teriak Sinb lalu mematikan ponselnya secara sepihak.

Insting Sinb tidak pernah salah jika menyangkut bahaya, karena baginya kerahasian dokumen di kantor itu sangat penting, jika saja seseorang berniat mencuri atau sekedar mencari harta, kerugian nya sangat besar. Desain merek yang belum diluncurkan, Desain-desain berharga lainnya jika itu dijual bisa bernilai meliyaran, uang tunai yang ada di brangkas juga cukup banyak. Jika itu terjadi nasib kantornya akan teracam dan hidup normalnya akan hilang.

Setelah sampai di depan kantor, Sinb membanting pintu mobil dengan keras. Ia masuk ke kantor, ia melihat semua karyawan nya tampak panik dan cemas. Sinb langsung membuka ruangannya yang sudah hancur berantakan. Dokumen di mejanya berserak kemana-mana, laci dan lemari yang ada di ruangan itu seperti diperiksa secara brutal.

AGENT ZERO [SINKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang