8. Menginjak Ranjau.

264 34 0
                                    

Sinb tidak pernah memprediksi masalah ini akan semakin luas dan mempersulit mereka untuk bergerak lebih jauh. Nyatanya setelah laporan data itu diberikan ke pihak polisi dan tim dektetif untuk memeriksa keasliannya, mereka menolak mentah-mentah dan berencana untuk membuat kasus penembakan itu sebagai kecelakaan. Sehingga Gray sebagai pelaku harus mendapatkan hukuman lima tahun di penjara.

Alex sebagai orang yang tau kedok dari semua ini merasa tidak terima dan curiga jika polisi menerima sogokan untuk menutup kasus ini, hal seperti ini membuat Alex semakin bersemangat untuk membuktikan kebenaran yang sudah susah payah ia dapatkan.

"Alex, Sinb! Apa kalian tidak berlebihan untuk mengikuti kasus ini lebih lanjut. Tujuan kalian kan sudah tercapai untuk menyelamatkan kampus, sekarang apalagi?" Omel Sora di dalam mobil.

"Dari awal tujuan gue memang mau nyelamatin kampus, tapi melihat kasusnya udah kayak gini, gue semakin penasaran apa yang sebenarnya terjadi" ucap Alex.

"Sinb lo kan gak suka ngurusin yang tidak ada hubungannya dengan Lo, kali ini apa?" Tanya Sora.

"Memang benar, tapi Gray itu teman kampus kita, walaupun gue gak terlalu mengenal nya tetap saja dia juga ada hubungannya sama gue. Lagipula penasaran juga alasan yang paling kuat. Insting gue bilang ini agak berbahaya, tapi sebagai manusia, soal ini gak bisa dibiarkan!" Ucap Sinb.

"Sinb lo semakin aneh setelah ikut-ikutan dalam kasus dektetif gadungan ini!" Ucap Sora menatap Alex.

"Entahlah tapi ada serunya juga, berasa jadi iron man" ucap Sinb ngasal.

Sejak dulu Sinb memang sangat cuek dan tidak peduli dengan urusan orang, terkecuali itu ada hubungannya dengan dirinya. Tapi semenjak ia berteman dengan Alex, entah kenapa setiap ia menolong orang lain hatinya menjadi lebih lega dan merasa puas. Semenjak itu juga ia tanpa sadar menolong orang lain.

"Alex Lo tau Gray ada di rumah sakit mana?" Tanya Sinb.

"Tenang aja gue dapat informasi dari kantor polisi pusat, waktu gue ngantar data semalam" ucapnya.

Setelah sampai di tempat tujuan Alex memberikan earpiece sebagai komunikasi mereka agar tidak ketahuan, Alex juga memberikan pistol bius kepada Sinb. Sedangkan Sinb menatap kaget dengan bola mata yang hampir keluar melihat benda itu ada ditangannya.

"Alex Lo serius ngasih pistol, ingat kita cuma mau jumpa Gray bukan mau membobol rumah sakit!" Ucap Sinb bergetar memegang pistol itu.

"Itu cuma pistol bius, didalamnya ada jarum bius, cuma Lo yang bisa diandalkan dalam menembak" ucap Alex.

"Jadi rencananya gimana? Lo gak ikutan" tanya Sora.

"Jadi rencananya Lo berdua harus acting untuk jenguk seseorang yang ada di lantai delapan yang bernama Jack, dia baru operasi usus buntu dua hari yang lalu. Kalau dia nanya Lo siapa, bilang kalau Lo tetangga nya, nama Lo Nenci. Setelah sukses masuk, gue bakal kasih jalan buat Lo ke tempat Gray" ucap Alex.

"Jangan-jangan Lo mau ngehack CCTV rumah sakit" ucap Sinb.

"Benar, hanya itu satu-satunya cara supaya kalian bisa keluar dengan aman. Selanjutnya di kamar Gray itu ada penjaga sekitar dua orang, Sinb ini tugas Lo untuk membius mereka jangan sampai gagal. Sisanya serahkan sama gue" ucap Alex bersemangat.

"Ok gue percaya sama Lo" ucap Sinb.

Sinb dan Sora turun dari mobil dan segera melaksanakan rencananya. Sinb masuk ke rumah sakit dan langsung menuju staf rumah sakit yang sedang berjaga di depan meja administrasi.

"Permisi saya mau menjenguk Jack yang ada di lantai- Aaakkk!!" Jerit Sora setelah merasakan kakinya di injak kuat oleh Sinb.

"Ah kami mau menjenguk pasien yang bernama Jack, dua hari yang lalu ia dirawat karena usus buntu" ucap Sinb sambil tersenyum.

AGENT ZERO [SINKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang