9. Sampai ke titik penghabisan.

238 38 0
                                    

Sesak di dada Jungkook masih terasa begitu menyakitkan, ia memilih meninggalkan Sinb dan yang lainnya karena suatu alasan. Pria yang terbesit dalam pikirannya memang menggangu akal sehat Jungkook. Ia sangat marah hingga membuatnya melupakan kalau saat ini ia adalah Jeon Junghan. Jungkook seakan hilang kendali, tubuhnya terasa begitu bergetar merasakan kobaran membunuh yang sangat terlihat dari sorot matanya. Jungkook membanting stir menuju markas yang sekarang ia pakai sebagai tempat persembunyian. Jungkook tidak dapat lagi menahan kebencian dan amarah yang berselubung di dadanya setelah melihat wajah pria itu di laptop Alex. Pria yang memiliki ikatan erat dengan orang yang selama ini ia cari. Abraham Aldrich Yang mencalonkan diri sebagai walikota membuat Jungkook mempercepat niatnya untuk membunuh pria busuk itu.

Jungkook menyandang tasnya dan menyimpan pistol tipe Desert Eagle Mark XIX sebagai senjatanya. Ia memakai jaket anti peluru di dalam jaket kulitnya. Jungkook melesat menggunakan mobilnya menuju rumah persinggahan calon walikota Abraham Aldrich.

Selama di perjalanan Jungkook memikirkan bagaimana cara yang menyakitkan untuk membunuh sampah itu. Sejujurnya Jungkook tidak akan menyangka ia akan membunuh seorang karena dendam masa lalunya. Walaupun sebelum ini ia sering melukai seseorang dan terkadang membunuhnya saat menjalani tugasnya sebagai Agent yang melindungi masyarakat.

Jungkook tersenyum begitu miris mengingat perbuatan keji yang sedang ia lakukan saat ini, tapi hatinya akan terus menderita dan semakin jatuh dalam kegelapan jika ia membiarkan ini berlalu. Setidaknya ia memiliki alasan nya tetap hidup, walaupun itu bernamakan sebuah dendam.

Setelah ia sudah mendekati mansion calon walikota itu, Jungkook memilih berhenti di salah satu gedung kosong yang berjarak 500 meter dari mansion mewah itu. Jungkook membawa mobilnya masuk ke dalam rerumputan yang tinggi di sekitar gedung. Jungkook menaiki tangga hingga ke atap gedung, ia membuka tasnya dan mengambil teropong dan melihat kondisi mansion yang di tempati pria itu. Jungkook benar-benar ingin tertawa saat melihat sistem keamanan yang ketat di mision mewah itu. Jungkook sangat yakin kalau pria itu sedang di rumah, karena semua penjaga dan bodyguardnya berjaga begitu ketat hingga luar dalam.
"Sepertinya pria itu tau kalau ajalnya semakin dekat" gumam Jungkook.

Jungkook membobol sistem keamanan nya mansion itu dan mengambil alih kamera CCTV yang ada disana, Jungkook sempat kaget melihat pria paruh baya itu sedang bersantai dengan para gadis-gadis sewaan di kamarnya.
"Nikmati waktu terakhir mu bajingan!" Ucap Jungkook.

Jungkook memeriksa celah di mansion itu untuk jalan masuknya, ia melihat pohon besar yang ada di balik pagar beton di halaman belakang. Jungkook memanjat pohon itu dengan gerakan yang lincah hingga ia menginjakan kakinya di atas pagar beton. Ia akan menduga ada penjaga di balik dinding tebal ini. Seperti dugaannya, pria berjas rapi mengarahkan pistol ke arah Jungkook. Jungkook menanggapi nya dengan senyuman, lalu terjun dari pagar yang tingginya mencapai 20 M itu tanpa kendala, ia menerjunkan dirinya sambil mengarahkan tendangan nya ke arah lengan pria itu, hingga Pistolnya melambung selagi ia mendarat di tubuh pria itu tanpa luka.

Jungkook memasuki halaman belakang yang luas dengan langkah yang senyap. Ia melewati kolam renang dan memasuki mansion itu lalu menyingkirkan satu per satu penjaga yang sedang berpatroli di lantai bawah tanpa membuat keributan, yang mungkin dapat memanggil penjaga lain. Jungkook menaiki lift hingga lantai dua, ia memasuki ruang pengawasan CCTV dan membantai semua orang yang ada didalam. Ia menatap salah satu monitor yang akan membawanya ke tujuan, pria itu masih asik bersenang-senang dengan para wanita. Jungkook menembak semua monitor dan DVR yang ada didalam. Lalu ia keluar dari sana menuju lantai tiga, ia menatap pintu besar yang mungkin lebih mirip gerbang baginya, disana ada dua orang bodyguard bertubuh besar sedang meneriakinya, tanpa ragu Jungkook menembakinya dengan senapan AK-47  yang ia dapatkan di ruang persenjataan saat menuju ke lantai tiga. Setelah menumbangkan bodyguard itu, Jungkook dengan langkah yang ringan dan raut wajah dingin, ia membuka pintu tanpa ragu dan masuk dengan santai

AGENT ZERO [SINKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang