11. Fever

336 43 5
                                    

Sinb mengutuk dirinya sendiri karena sejak tadi ia tidak dapat fokus kedalam materi kuliah pagi ini. Ia juga beberapa kali mendapat teguran dari Sora karena melamun menatap jendela saat ia mulai menempatkan diri di kelas. Sinb sendiri tidak mengerti kenapa ia tidak bisa melupakan kejadian tadi malam dan terus terpikir olehnya. Sejak dulu ia juga sudah berjanji pada diri sendiri untuk tidak berhubungan dengan seorang pria, tapi entah kenapa kehangatan pria itu masih membekas di tubuhnya. Suara berat hampir serak itu masih begitu lekat di runggunya. Sinb hampir merasakan desiran hebat ketika ia membayangkan adegan ranjang yang mungkin saja terjadi malam itu. Sinb benar-benar kehilangan akal sehatnya, ia seperti sudah terpikat dengan pria yang tidak jelas asal-usulnya. Berulang kali ia mengumpat kan kata kasar agar memori itu menyingkir dalam ingatan nya, namun semakin ia berusaha, semakin ia mengingat begitu jelas kejadian gila tadi malam.

Sinb menempatkan diri di salah satu meja kosong yang berada di sudut kantin. Ia menyantap makan siangnya begitu damai, Sora yang sejak tadi menatapnya merasa ada keanehan yang membuat ia menepuk meja keras, lalu menatap Sinb dengan tatapan meminta keterangan.
"Kali ini ada apa? Tidak biasanya kau melamun seperti orang bodoh!" Ucap Sora.

Sinb menatapnya sekilas lalu melanjutkan makannya tanpa memperdulikan Omelan sahabat nya itu.
"Apakah perusahaan mu bangrut? Apa kau lagi sakit keras, hingga umur mu hanya tersisa satu bulan?" Ucap Sora ngasal dengan mimik dramanya.

"It's okey, semua yang kau bayangkan sungguh tidak masuk akal!" ucap Sinb.

Sora terkekeh ringan, lalu ia mencoba menelaah sesuatu yang mungkin menjadi kemungkinan.
"Apa kau sedang hamil?" Ucap Sora yang membuat Sinb tersedak dengan kuah sup yang sedang ia makan.

Alex yang sibuk dengan laptopnya menatap Sinb dengan kaget, detik selanjutnya ia menggeser minuman miliknya yang belum sempat tersentuh ke arah Sinb, sedangkan gadis itu langsung menyomot jus jeruk Alex dan meminumnya sampai ia merasa baikan.
Sedangkan Sora dengan wajah tanpa dosa itu hanya tertawa puas melihat respon tak biasa dari Sinb.
"Apa aku benar? SERIUSAN!" Ucapnya menatap lekat Sinb.

"Tentu saja tidak, dasar!" Ucap Sinb dengan pipi yang blus sempurna.

"Terus ada apa dengan pipi memerah mu itu, oh! Apakah kau sedang jatuh cinta?" Desak Sora.

"Yak hentikan pertanyaan bodoh mu sebelum aku menenggelamkan wajah mu hingga ke dasar laut!" Ucap Sinb kesal.

"Ok, ok maafkan aku, oh gue penasaran sama tas besar yang Lo Bawa dari tadi. Tumben aja Lo bawa tas sebesar itu" ucap Sora.

Sinb menatap tas hitam berukuran besar itu dengan wajah sedikit cemas, ia hampir lupa tujuannya memberikan barang itu ke Alex.
"Oh iya, pulang ngampus kita ngumpul di atap ya! Ada sesuatu yang harus gue omongin sama kalian semua" ucap Sinb menatap Alex dan Sora.

"Oh iya, Junghan udah masuk ngampus?" Tanya Sinb.

Sora dan Alex menatap nya dengan wajah heran lalu berubah menjadi cemas.
"Noona aku disini" ucap Junghan yang tepat didepannya.

Sinb menoleh ke arah pria itu, Junghan terlihat tersenyum kikuk melihat ekspresi kaget dari Sinb.
"Sejak kapan Lo duduk di depan gue?"

"Dari tadi aku disini kok, Noona saja yang dari tadi melamun" ucapnya polos.

"Kayaknya Lo memang aneh hari ini, Sora Lo harus anterin dia ke UKS jangan-jangan kepalanya sempat terbentur, dan buat dia jadi gila" ucap Alex.

"Enak aja Lo! Gue juga gak tau kenapa gue bisa mikirin terus!" Ucap Sinb frustasi.

"Mikir apa Lo?" Tanya Sora.

"Entahlah" melasnya.

Junghan yang menatapnya sejak dalam kelas sedikit merasa bersalah karena membuat gadis itu jadi uring-uringan, tapi ia juga semakin tertarik dengan sifat Sinb yang snagat membenci laki-laki menjadi sangat berbeda saat tadi malam. Gadis itu pasti tidak akan pernah lupa pelukan panas yang ia lakukan tadi malam ke tubuh polosnya. Jujur saja Junghan atau Jungkook bukanlah lelaki yang akan merusak seorang gadis karena nafsunya pribadi. Malahan jika ia punya kesempatan untuk berbagi kehangatan dengan seorang gadis, ia juga ingin membuat gadis itu merasa nyaman dan menikmati sentuhannya. Karena pemaksaan itu sama sekali bukan gaya Jungkook, ia lebih suka gadis memohon padanya untuk dipuaskan. Melihat respon seorang gadis adalah rangsangan terbaik menurut Jungkook.
Membayangkan yang tidak-tidak tentang Sinb membuat Junghan merasakan sesuatu yang berontak pada dirinya.
"Noona tidak apa? Seperti nya Noona terlalu memikirkan sesuatu?" ucap Junghan.

AGENT ZERO [SINKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang