Sinb menatap tali yang mengikat tangannya, dan menatap sekelilingnya yang asing. Sinb terdiam sejenak dan mencoba mencerna situasi yang ia alami.
Ia mengigat pada saat itu ia berada di sebuah restoran cepat saji yang tak jauh dari super market, Sinb pergi bersama Sora untuk berbelanja menyiapkan sarapan dan makan siang untuk Jungkook dan Alex. Setelah itu ia mendengar suara mobil dan langkah kaki berlari mendekatinya dan tangan asing yang berukuran besar mendekapnya dan membawanya pergi. Sinb juga masih mengingat ekspresi Sora terakhir kali sebelum ia pingsan.
Ia masih mencoba pura-pura tidak sadar dengan mengendalikan deru nafasnya yang berhamburan karena takut. Ia tau kalau mulutnya ditutup dengan kain, dan ia sedang terbaring di atas kursi mobil. Sinb mencoba tenang dan mempertajam indra pendengaran nya. Ia bisa mendengar suara angin yang menghembus pepohonan, dan suara alam yang sangat tenang, mobil berkendara dengan tenang tanpa hambatan, Sinb juga mengintip sedikit kearah jendela, dugaannya benar ia berada di daerah hutan dengan jalanan yang beraspal.
"Sora apa yang terjadi padanya, apakah ia baik-baik saja" batinnya."Apa yang bisa ku lakukan, seharusnya aku sadar dengan keadaan kami saat ini. Seharusnya aku tidak membawa Sora belanja bahan makanan" pikirnya.
Sinb mencoba menahan kecamuk dihatinya dan mendinginkan kepala, mencoba berpikir dengan tenang.
Sinb teringat ponselnya, ia merogoh saku dengan pelahan agar tidak menimbulkan bunyi. Namun percuma ponselnya sudah tidak ada didalam saku, mungkin saja ponsel itu sudah di rampas atau terjatuh saat ia dibawa pergi."Berpikir lah!"
Sinb sudah tidak bisa menahan gejala kecemasan nya yang kambuh diwaktu yang tidak tepat. Bahkan ia sudah tidak meminum obatnya lagi beberapa Minggu ini karena gejala itu sudah jarang muncul. Sinb berupaya menarik nafas secara teratur, namun pikirannya berkecamuk tak karuan. Rasanya nafasnya tercekat di tenggorokan, dan jantungnya berpacu tak karuan, dadanya terasa sakit, sulit rasanya menghirup udara. Sinb meringkuk sambil memegang hulu hatinya, ia berusaha bernafas namun penutup mulut ini menghalang pernafasan nya.
Hingga para penculik itu sadar dan menatap kearah kursi belakang. Ia menatap tajam Sinb dengan wajah menakutkan.
"Ada apa" ucap seorang pria yang duduk di kursi depan.
"Dia terlihat kesakitan" ucap pria itu.
"Apa! Kau urus dia, jangan sampai ia mati" ucapnya.
Ucapan itu adalah ucapan terakhir yang Sinb dengar sebelum pingsan.
***
Jungkook memasuki hutan yang menjadi petunjuk terakhir, Jungkook melajukan mobilnya seperti orang gila berharap ia berhasil mengejar mobil hitam yang membawa Sinb pergi. Sulit baginya untuk tenang dan berkepala dingin, mencoba menepis segala kecemasan seperti saat ia menghadapi bahaya, saat bertugas. Namun Sinb adalah ujian yang berat untuknya. Itulah yang ia pikirkan sembari menginjak gas mobil dengan kuat.
Tak lama ia melihat dua mobil hitam melaju dengan pelan lalu berhenti, pergerakan yang aneh, membuat Jungkook harus menurunkan laju mobilnya dan memperhatikan setiap gerak-gerik.
"Itu mobilnya!" Ucap Sora menatap Jungkook.
Jungkook terdiam sambil mengepal tangannya dengan erat.
"Kenapa kau hanya diam, ayo kesana!" Ucap Sora.
"Tetap didalam, bisa jadi ini jebakan!" Ucap Alex dari seberang telfon.
"Aku juga berusaha untuk menahan diri" gumam Jungkook sambil mengeratkan rahangnya.
Tak lama keluar dua orang pria berkulit hitam membawa keluar Sinb yang tak sadarkan diri untuk dipindahkan kedalam mobil lainnya. Jungkook dan Sora membulatkan matanya.
"Tunggu apa yang terjadi?" Ucap Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGENT ZERO [SINKOOK]
RandomSinb mantan dari girlgrup terkenal yang tergila-gila untuk hidup normal harus terjebak dengan kehidupan Agent mata-mata paling berbahaya yaitu "Agent Zero" Namun tidak disangka orang yang paling berbahaya dan harus ia jauhi itu ternyata orang yang...