13. MELT

276 40 0
                                    

Pria dengan mata polos dan bulat itu duduk diantara pilar yang ada di antara ruang tengah dan dapur. Ia menatap gadis bertubuh ramping mengenakan piama sedang duduk santai di meja makan sembari menyantap serapannya, Junghan merasa sedikit cemas karena Sinb memaksa untuk memakan serapannya di ruang makan, alasannya karena tidak ingin kamarnya bau makanan.alhasil ia harus membawa sekantung infus kemana pun ia pergi dan tentunya Junghan juga harus ikut kemanapun gadis itu pergi. Melihat tatapan polos dari ujung sana, Sinb menoleh dengan wajah datarnya.

"Kenapa? Kau ingin mengatakan sesuatu?" Tanya Sinb spontan.
Junghan tersenyum canggung dan kembali melirik Sinb.
"Apa Noona suka buburnya?" Ucap pria itu dengan pipi yang memerah.

"Lidah ku tidak bisa merasakannya dengan baik saat ini, tapi serapan hari ini lumayan. terima kasih, aku sangat menikmatinya" ucap Sinb berbahasa korea dengan formal.
Namun si pria hanya terdiam kaget dan ekspresi nya berubah menjadi aneh.
"Kau kenapa?" Tanya Sinb.

"Prfffffffff!" Tawa Junghan meledak. Junghan mulai terguling di lantai dengan tawa terbahak-bahak.

Sinb menatap nya bingung tapi juga kesal karena tawa itu tertuju untuknya.
"Kenapa?!! Kau menertawakan ku. Apa yang lucu!" Ucap Sinb menatap nya kesal.

"Maaf Noona, selama ini aku melihat Noona berbahasa Inggris dan berbahasa Korea sedikit, melihat Noona menggunakan bahasa formal pada ku, rasanya aku seperti ada di dinasti kuno, aku penasaran apakah Noona goblin? Yang hidup beribu tahun" Ucapnya sambil tertawa.
Sinb memang tidak menyadarinya, ia memang sudah jarang menggunakan bahasa Korea dengan baik, selama ini ia juga keseringan nonton drama sejarah dinasti kuno, tanpa ia sadari ia menggunakan bahasa itu menjadi bahasa sehari-hari. Mengingat ia juga pernah di tertawai oleh ibunya saat sedang mengobrol di telpon kemarin.

"Yak!!! Berhenti tertawa!" Pekiknya dengan wajah memerah.

"Noona apa aku harus mendaftar kan mu menjadi aktris di drama Korea" ucapnya di sela tawanya.

"Jeon Junghan berhenti!" Pekiknya kesal.

Junghan berhenti namun tetap masih menahan tawa diwajahnya. Sinb hanya kesal lalu tersenyum kecil. "Aku juga tidak mau bohong, Jujur saja akhir-akhir ini aku menonton drama sejarah" ucapnya canggung.
"Noona jangan katakan apapun, tanpa Noona bilang aku sudah menebaknya, hahaha maaf Noona" tawanya lagi.

Kali ini Sinb membiarkan nya menertawakan nya. Ia hanya menatap Junghan dengan sorot mata yang sulit diartikan. Melihat tawa itu, seakan Sinb tidak akan membiarkan nya hilang. Ini aneh Sangat aneh, pertama melihat Junghan tidak ada yang berubah dari perlakuannya dalam situasi apapun, ia tetap menjadi pria yang lucu dan polos. Sinb juga baru menyadari nya, akhir-akhir ini jantungnya berdetak lebih kencang jika itu menyangkut Junghan. Sinb tidak mengharapkan perasaan ini akan tumbuh. Hati yang membeku tanpa di sangka mulai mencair, namun bayangan masa lalu membuatnya harus berhenti dan berpaling dari perasaan itu.

"Junghan, hari ini kamu boleh pulang. Sebelum pulang tolong cabut infusnya ya" ucapnya berjalan menuju pintu kamar.

"Kenapa? Noona kan belum pulih" ucapnya menatap Sinb.

"Tidak ini sudah membaik kok. Aku juga tidak bisa membiarkan mu tinggal cukup lama disini" ucap Sinb dengan ekspresi tak kalah dingin dari tadi.

"Baiklah" ucapanya pasrah.

***

Jungkook memasuki jalanan sempit, tanpa penerangan dengan langkah yang sangat terjaga. Ia masuk ke sebuah club malam, dengan tanda pengenal palsu. Jungkook duduk di bar mini yang penerangan lampunya paling sedikit, ia memperhatikan Setiap orang yang ada di dalam club. Gadis-gadis seksi dan cantik sama sekali tidak menarik perhatiannya, walaupun banyak yang ingin mendekatinya untuk sekedar menggoda.
"sorry, can leave me alone!" Ucap Jungkook dengan tatapan dingin.
Tentu wanita itu kesal karena mendapatkan tanggapan dingin daru Jungkook, namun ia sama sekali tidak perduli, karena tujuannya bukan untuk bersenang-senang dengan wanita.

AGENT ZERO [SINKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang