°•~ 𝙛𝙬𝙗 ~•° ¹¹

2.2K 302 38
                                    

happy reading!
vomment juseyo, yeorobun~

...

percuma saja kalla menahan isakannya sekuat mungkin, jika bahu sempitnya saja bergetar hebat. garka yang menyadari itu dengan perlahan membalik posisi kalla agar menjadi menghadap dirinya.

sembab.

air mata sepenuhnya membasahi pipi hingga ke leher kalla. seketika mereka berhadapan, tangis kalla mengeras membuat garka kelabakan sendiri melihatnya.

"hei, kenapa? ada apa, hm?" gelengan samar garka dapatkan sebagai jawaban. apanya yang tidak apa-apa? -pikir garka

sadar jika kalla belum ingin menjawab, garka dengan perlahan menarik yang lebih kecil kedalam pelukannya. diberikannya kata-kata menenangkan disertakan tepukan pelan pada pucuk kepala kalla.

"shh.. jangan nangis, nanti pusing lagi."

situ.. sadar ga sih? arghh bdh -hn

"shh.. baby tenang ya.." perlahan tapi pasti isakan itu mulai berhenti. garka melonggarkan pelukannya untuk melihat kondisi kalla yang masih sedikit tersendat dengan tangisnya.

tring! tring tring!!

dengan sekali percobaan garka bisa langsung mendapatkan benda pipih miliknya itu, berbeda dengan kalla yang sebelumnya bersusah payah karena terjerat pelukan erat darinya.

garka terlihat sedang membaca sesuatu sebelum akhirnya ia mulai mendial salah satu nomor.

"iya, nanti aku kesana ya.. tunggu aja." ucap garka, tak berapa lama setelah ia meletakkan ponsel itu telingannya. "oke, see you babe." selesai. sambungan itu mati setelahnya.

garka seakan tak sadar jika masih ada orang yang berada tepat didalam dekapannya. kenapa sih? apa maksudnya?

dari awal mereka berteman, atau lebih tepatnya disaat garka mulai membantu kalla hari itu, kalla sudah seperti memiliki body guard sendiri. apapun yang ia lakukan selalu ada garka disampingnya, apapun yang ia alami selalu ada garka yang terlibat didalamnya. tetapi kalla sendiri justru tidak diberitau akan hal se 'sederhana' ini?

ini, sederhana?

mungkin iya.

kenapa garka seakan tidak ingin kalla tau? ah.. kalla tidak begitu penting untuk diberitahu, bukan? untuk apa juga?

"baby?" kalla terdiam, melamun.

"hei, baby.." kalla tersentak karena sentuhan tiba-tiba pada pipinya, membuatnya menatap si pelaku yang juga sedang memperhatikan dirinya dengan eskpresi bertanya.

"kenapa? kepikiran sesuatu?" usapan itu mulai dengan perlahan, menghangatkan sebagian wajah kalla sesaat. sejurus kemudian yang ditanya justru menggelengkan kepalanya.

"kamu tau aku gak suka dibohongi. ada apa?"

"emm.." kalla terlihat berpikir, bingung ingin berbicara soal apa.

"garka lagi sibuk apa akhir-akhir ini?" sungguh, untuk mengucapkan satu kalimat itu saja kalla merasa sangat keberatan. ya sudah pasti karena memang bukan itu yang ingin ia ketahui, bukan itu juga yang membuatnya penasaran sampai menangis tadi. tapi akhirnya hanya itu yang bisa ia ucapkan. mau bagaimana lagi?

"akhir-akhir ini?" kalla mengangguk, tapi juga tidak menatap garka.

"aku ngerjain tugas, beberapa tugas yang deadlinenya minggu ini udah selesai, tinggal satu lagi." jawab garka yang membuat kalla terheran. tumben sekali garka membiarkan tugasnya, biasanya tak lama dari waktu pemberian, tugas itu akan langsung diselesaikan. tanpa bersisa meski harus rela menatap laptop untuk beberapa hari. kalla tau itu. alasannya? agar garka memiliki waktu bersama kalla, katanya.

"gak diselesaiin? tugas apa emang?" tanya kalla kembali. garka tersenyum melihat wajah polos kalla yang kini menatapnya.

"bawa kamu pulang."
























































































"aku pamit dulu, ada janji. nanti aku kesini lagi buat jemput kamu." usapan lembut pada pucuk kepala kalla rasakan, ia masih terduduk diatas ranjang ketika garka sudah akan pamit untuk pergi. tak bisa dipungkiri rasa tidak rela datang begitu saja ketika kalla tau kemana tujuan dan juga untuk apa garka pergi kesana.

"kamu istirahat lagi." perlahan, garka membantu kalla untuk kembali berbaring lalu kemudian ditariknya selimut bergambar ryan itu sampai sebatas dada. "jangan lupa makan, diminum obatnya. kalo aku tau kamu gak makan, kamu tau kan?" ujar garka kembali dengan nada peringatan. kalla hanya bisa mengangguk, tidak tau lagi harus bicara apa.

"yaudah, selamat tidur, baby.." kecupan lembut pada dahi kalla rasakan, terasa seperti tulus.

tak berapa lama, garka sudah tidak ada disana. ia benar-benar pergi.




































































diterbangkan
dibuat berharap
lalu ditinggal.

wah..

vomment juseyo, yeorobun~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

vomment juseyo, yeorobun~

follow me for more information~

ғʀɪᴇɴᴅ ᴡɪᴛʜ ʙᴇɴᴇғɪᴛ🔐 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang