°•~ 𝙛𝙬𝙗 ~•° ¹⁰

2.3K 300 73
                                    

happy reading!
vomment juseyo, yeorobun~
...

satu minggu sudah kalla dan garka tidak berhubungan. seakan lost kontak, di universitas juga keduanya jarang bertemu apalagi diluar itu. kalla belum kembali ke apartemen selagi ia tau garka tidak mencarinya. untuk apa?

selama satu minggu pula kalla selalu dijemput oleh sang ayah, dengan alasan jika garka tengah sibuk dengan banyak tugas. saat ini kalla sedang berada di kantin, menunggu teman satu kelompoknya untuk mengerjakan tugas bersama.

"hei, nunggu lama?" itu bian, daren albian, teman sekelasnya.

"ngga kok, baru aja." kalla tersenyum menanggapi bian. merasa tidak enak ketika ia dibelikan minuman dingin, padahal setelah ini mereka juga akan ke cafe untuk mengerjakan tugas disana. "gak usah repot-repot bian, kalla jadi gak enak." ucap kalla sungkan.

bian menggeleng tanda tidak masalah. "kita pergi sekarang?" kalla mengangguk dan mulai beranjak berjalan beriringan dengan bian.

kalian liat sesuatu? 

'kita..' 

...

sampai di cafe mereka mulai sibuk dengan tugas masing-masing, bian mencari materi dan kalla mengetikannya di laptop. sesekali mereka tertawa karena lelucon yang bian buat, kalla sampai lemas sendiri sebab terlalu banyak tertawa.

"hahaha duh, udah dong bian jangan bikin ketawa terus. sakit perut kalla gara-gara ketawa." kalla mengusap ujung matanya yang mengeluarkan air mata.

"ya abis gimana ya, udah gak bisa ketahan jadi gue lepasin aja. mana bunyinya gede banget." bian masih terus menceritakan pengalaman lucunya yang membuat kalla kembali tertawa lepas. tak bisa dipungkiri, bian merasa senang bisa menjadi alasan seseorang tertawa. 

terlebih yang satu ini.

haruskah, ia?

...

selesai dengan semua tugasnya, tidak full tuntas sih tapi setidaknya hampir semuanya bisa mereka kerjakan. bian memaksa untuk mengantar pulang, sudah malam dan ia khawatir katanya. padahal kalla bisa meminta dijemput oleh sang ayah.

"makasih ya bian udah anter kalla pulang, nanti kalau ada yang kurang tugasnya kasih tau kalla aja ya.." bian mengangguk kemudian tanpa aba-aba mengusak rambut lembut kalla perlahan. bagaimana bisa ia merasa segemas ini pada seorang perempuan dewasa?

bian tersenyum. "makasih juga udah mau sekelompok sama gue." ucap bian tulus. sejak lama ia ingin mendekatkan diri, mengingat ia selalu melihat kalla bersama seorang laki-laki jadi ia urungkan niatnya. kalla mengangguk "sama-sama.."

"yaudah, sana masuk udah malam." kembali, kalla mengangguk.

"bian hati-hati dijalan ya.. sampai ketemu besok!" kalla sudah akan membuka pagar ketika bian kembali memanggilnya. "kal!" kalla menoleh dengan pandangan bertanya.

bian tersenyum, lagi-lagi, dan..

"jangan lupa mimpiin gue malam ini." terus ia berlalu begitu saja, meninggalkan kalla yang masih memproses apa maksud dari yang bian katakan.

team siapa nih?:)

...

pagi harinya, di hari libur yang cerah ini kalla baru saja terbangun dari tidurnya. merasa tidak nyaman dengan gangguan nafas seseorang yang mengenai bagian leher sampai kepundak.

apa ini.

ingin membalikan badan tidak bisa, ingin menoleh pun terhalang oleh wajah seseorang yang masih saja pulas tertidur meski kalla sudah bergerak berkali-kali.

"diam baby." kalla terdiam. loh? sejak kapan?

dengan kekuatan seadanya kalla berusaha melepaskan diri dari pelukan erat, garka?

"shh.. bisa diam gak? aku baru tidur jangan sampai dia bangun nanti." tidak peduli dengan apa yang dibicarakan, tapi suara serak itu semakin meyakinkannya meski belum jelas terlihat. "garka?" kalla berhasil membalik posisinya seketika saat pelukan garka sedikit melonggar.

garka kembali tertidur, dihadapannya, tanpa menjawab apapun. sejak kapan dia ini berada di kamarnya? dan.. bertelanjang dada? ya ampun. sesaat pipi kalla memerah dibuatnya.

kalla merindukan orang ini. yang beberapa hari kebelakang bersikap seolah tak mengenal sama sekali dengannya.

kenapa? kenapa dia kembali lagi?

tanpa sadar kalla mendekatkan diri, menyandarkan dirinya pada dada bidang tanpa sehelai benang itu dan mendekapnya erat. ia tak suka seperti ini. rasanya aneh ketika seharusnya sudah menjadi biasa, lalu berubah asing begitu saja.

kalla tak suka ketika dekapan ini harus hilang nantinya. pelukan erat dan hangat yang biasanya hanya untuknya, sekarang telah terbagi?

kalla ingin egois, tapi tidak bisa.

kalla ingin menepis, tapi sudah terasa.

kalla ingin memiliki, tapi, dia siapa?

ia hanya berharap jika kejadian yang lalu hanyalah sebuah mimpi, bunga tidur terburuk yang pernah ia dapati.

nyatanya tidak.

ketika suara dering telepon itu memekak telinga salah satu dari keduanya. lebih tepatnya kalla. yang terus berusaha untuk mencapai benda kotak pipih itu guna menghentikan teriakannya.

namun hasilnya?

sakit.

bahkan hanya dengan tulisan 'sayang' yang tertera disana, kalla merasa sakit.

ini selesai? bahkan ketika ia baru saja mengerti akan apa itu rasa cinta, baru saja. dan ia sudah di khianati oleh takdir baik yang tidak datang untuknya.

benar.

takdir baik itu bukan untuknya.

melainkan untuk mereka.









































































'sayang? aku tunggu kamu dirumah ya! jadi nemenin aku nonton film malam ini kan?' hancur..

'sayang?' benar-benar hancur.

'kayanya kamu masih ngantuk, aku matiin ya.. jangan lupa janji kamu! bye, baby~' pip.

air yang menggenang di sudut mata sudah akan turun, sebelum pelukan dari orang di belakangnya mengerat. "siapa baby?"

pecah..

dalam diam tangisan itu pecah begitu saja.














































sebenarnya mereka ini, apa?


























































kkeut..
gimana?
kesal? marah?
sama.

vomment juseyo, yeorobun~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

vomment juseyo, yeorobun~

btw, happy saturday night!

ғʀɪᴇɴᴅ ᴡɪᴛʜ ʙᴇɴᴇғɪᴛ🔐 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang