°•~ 𝙛𝙬𝙗 ~•° ¹²

2.3K 298 57
                                    

happy reading!
vomment juseyo, yeorobun~

...

belum ada satu jam dari kepergian garka, kalla harus terbangun lagi karena suara bell yang tak kunjung berhenti memasuki gendang telinga.

akang gendang?

siapa juga yang datang di saat-saat seperti ini? mana kedua orang tuanya sedang pergi keluar.

garka? sudah pasti bukan. karena garka memegang kunci cadangan milik kalla, jadi ia tidak perlu lagi memencet bell hanya untuk masuk kedalam rumahnya.

dengan terpaksa kalla juga yang harus pergi membukakan pintu. berjalan agak lemas dari kamar menuju ruang depan. dan saat pintu dibuka, terpampanglah salah satu makhluk Tuhan paling sempurna. manusia. yang sedang berdiri canggung juga dengan senyumannya, lalu satu paperbag yang ia peluk didepan.

siapa? itu bian.

iya, bian yang kemarin.

bian ini, entah ada apa gerangan dengan pakaiannya yang serba hitam? padahal kemarin ketika mereka pergi bersama ia memakai setelan yang cukup santai dan berwarna terang, sekarang malah seperti seorang artis yang takut ketahuan fansnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bian ini, entah ada apa gerangan dengan pakaiannya yang serba hitam? padahal kemarin ketika mereka pergi bersama ia memakai setelan yang cukup santai dan berwarna terang, sekarang malah seperti seorang artis yang takut ketahuan fansnya.

"bian? ada apa kesini, ayo masuk dulu." dengan sopan kalla mempersilahkan bian masuk kedalam rumah, mengingat ia sudah mengabaikan sampai hampir 15 menit lamanya.

sampai diruang tamu, bian dipersilahkan duduk juga. selagi bian menyamankan diri, kalla pergi menuju dapur untuk membuat minuman. dirumahnya tidak ada art yaa, untuk apa juga? rumahnya tidak sebesar itu untuk mereka urusi bersama.

selesai menuangkan jus apel dan juga beberapa toples cemilan, kalla kembali menuju ruang tamu.

"bian, diminum dulu." ucap kalla.

bian masih tersenyum canggung, merasa tidak enak. "gak perlu repot kal, ah, ini gue bawa sedikit oleh-oleh dari orang rumah buat lo sekeluarga. gak banyak sih, tapi ya.. hehe." bian menggeser paperbag yang ia bilang sedikit padahal isinya terlihat sangat penuh. masih untung tas itu tidak sobek. "ih kenapa bawa-bawa begini bian? banyak banget ini sedikit dari mananya?" kalla dengan kebingungan melihat paperbag dihadapannya. dari atasnya saja sudah terlihat seperti bungkus cokelat mahal. kalla selalu merasa tidak enak jika harus menerima barang-barang mahal dari orang lain. selain karena ia tidak bisa membalasnya, ya, dia juga tidak begitu terbiasa membeli hal² yang bisa menghabiskan banyak uang.

bian tersenyum melihatnya, gemas.

"gak papa, itu kemarin ayah sama bunda baru pulang dari jenguk grandparents aku, jadi mereka bawa banyak oleh-oleh. dicoba ya? lumayan enak kok menurutku." bian ini, sudah tampan, senyumnya juga tidak pernah luntur ya? kalian tau definisi dari manis? bian, mungkin salah satu dari bagiannya menurut kalla. bahkan sangat manis.

kalla merengut tapi juga merasa senang, karena masih ada yang baik padanya seperti ini. "yaudah kalla terima yaa? lain kali gak perlu loh bian~ kalo mau main kesini tinggal datang aja oke?" pinta kalla dengan tulus yang membuat bian terpaku sejenak dengan wajah tanpa make up kalla. tidak beda jauh, masih cantik. bahkan lebih imut jika tanpa make up! bian jadi salah tingkah sendiri melihatnya.














































































sedang asik mengobrol, tiba-tiba saja suara dering telepon terdengar dari kejauhan. itu ponsel kalla. kalla dengan terburu pergi menuju kamarnya untuk mengambil ponselnya itu, lalu diangkatnya telepon yang ternyata adalah percobaan ketiga.

'kenapa baru angkat, baby? aku telepon kamu dari tadi loh.'

"ma-aaaaaf, tadi gak kedengeran kalla lagi di ruang tamu.." ujar kalla jujur.

'ngapain di ruang tamu? ada yang datang?'

"adaa."

'siapa? mama papa lagi diluar kan, kenapa nerima tamu?'

"garka ih! ini temen kalla tau!"

'ya siapa? siapa yang mau temenan sama kamu yang cengeng begitu, hm?' nada garka seperti meledek, bercanda.

"ada kok! garka gak boleh tau~"

'oh gitu? jadi rahasiaan sama aku?'

"may~be?" ucap kalla kembali meledek. "udah dulu ah, kasian teman kalla ditinggal gara-gara garka! garka yang salah pokoknya! bye~" kalla tidak mengerti kenapa ia bisa sesenang ini mengerjai garka. sepertinya juga garka tidak se-protektif biasanya. selagi ia bebas, kenapa tidak kan?

dengan riang kalla pergi lagi keluar kamar setelah sebelumnya mengubah ponselnya kedalam mode silent. tanpa tau, apa pesan terakhir yang garka kirimkan padanya.












































































































you have new message from 'garka🌹'

garka🌹: awas ya kamu, baby!

...

otte?
emm, ada yang kalla gak sadar..
apa ya?

_blankmpd present_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_blankmpd present_

ғʀɪᴇɴᴅ ᴡɪᴛʜ ʙᴇɴᴇғɪᴛ🔐 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang