Hai

6.8K 356 4
                                    



----------Nakamoto Yuta----------


"Mau dibawain apa kalau balik?" tanya seorang lelaki yang berstatus sebagai suamiku ini.

Karena aku yang lagi ga pengen apa-apa jadilah cuma menggelengkan kepala. "Engga"

Dia mengangguk lalu bergegas keluar dari rumah.

Terhitung udah dua tahun aku hidup dengannya dan berstatus sebagai suami istri. Diumur pernikahan yang segitu mungkin sebagian orang udah mempunyai keluarga kecilnya atau hadirnya sosok malaikat kecil.

Tapi itu ga akan berlaku buat kita berdua, bukan bukan soal diantara kita berdua ada yang ngga subur. Karena emang pernikahan yang kita jalani hanya untuk merubah status demi kesenangan kedua orang tua.

Kita menikah karena sama-sama mempunyai orang tua yang ngebet agar segera menikah, mengingat umur kita yang dewasa.

Jujur memang dulu belum sama sekali ada dibenakku untuk menikah, karena dalam pikiranku hanya bekerja dan main sama temen-temen. Beruntungnya aku diajak salah satu temanku untuk bergabung dikelompoknya.

Jadilah aku bertemu orang yang sekarang menjadi suamiku, kita berdua sama-sama mempunyai masalah dimana orang tua menyuruh untuk cepat menikah. Akhirnya kita berdua memutuskan untuk menikah agar orang tua tak terus meneror kita.

Kalau alasanku adalah bekerja, berbeda lagi dengan suamiku. Pasti kalian berfikir orang berumur 26 tahun itu udah punya pasangan, minimal kekasih. Sangat tidak mungkin seorang lelaki setampan dia ga ada yang naksir.

Sayangnya suamiku adalah seorang gay, dimana dia ga ada sedikitpun tertarik pada lawan jenis. Hal itulah yang membuat dirinya tetap melajang sampai umur 26 tahun dan sekarang udah memasuki umur 28 tahun.

Aku ga mempermasalahkan itu, toh yang kita butuhkan hanya perubahan status. Kita juga kenal karena satu tongkrongan, bahkan kekasih dari suamiku pun aku kenal dengannya.

Walaupun kita menikah hanya kebutuhan status tapi dia tetap memberi nafkah buat aku. Udah aku tolak dari awal karena aku emang ga butuh itu, perjanjian awal kita bukan itu. Tapi dia tetep mengasihkan karena walaupun dia ga bisa nafkahi aku dari batin tapi dia harus tetap nafkahi dengan lahir.

Tenang aja, karena dia yang memberi nafkah aku, aku juga tetap memasakkan dia ketika dirumah. Agar timbal balik dan tak dianggap hanya mau dengan uangnya aja.

Kring~

Suara alarm membuyarkan lamunanku, aku menengok layar handphone dan ternyata udah waktunya aku berangkat kerja. Akupun bergegas untuk mengambil tas yang ada dikamar dan segera untuk berangkat kekantor.

Setelah keluar dari rumah aku segera memasuki mobilku yang terparkir digarasi rumah. Cukup waktu lima belas menit aku habiskan buat perjalanan menuju kantor. Sampai dikantor aku bergegas memasuki lift dan memencet tombol lantai 5 dimana ruanganku berada.

🌹

"Pagi mulu kayak ga ada kerjaan aja dirumah" sapa seorang pria yang berpapasan denganku saat keluar dari lift.

"Emang gaada kerjaan" jawabku yang membuat pria itu sedikit terkekeh. Ia mengasihkan satu cup yang ada ditangannya kepadaku. "Buat lo, gue tau pasti lo berangkat pagi dan belum ngopi"

"Haha tau aja, thanks ya John"

Ia menepuk pundakku sebelum kembali keruangannya sendiri "Semangat kerjanya"

Sepeninggalan Johnny, akupun masuk kedalam ruanganku yang selama lima tahun ini aku tempati. Ruangan yang selalu memberiku nafkah untuk menyambung hidup, disinilah aku menghasilkan uang untuk keluarga.

Karena aku yang anak tunggal mangkannya aku jadi workholic tapi entah kenapa orang tua selalu menyuruhku menikah padahal uang yang aku hasilkan juga buat mereka.

Akupun segera menyalakan laptop yang ada dimeja kerjaku lalu mengecek-i berkas yang udah menumpuk dimeja ku.

Handphoneku berbunyi tanda ada panggilan masuk, saat kulihat nama Yuta lah, suamiku yang menelfon.

"Gue ga pulang, hati-hati dirumah sendiri"

"Hmm"

Aku memutuskan sepihak sambungan telfonnya, seperti biasa kalau ia ga pulang kerumah berarti akan menginap diapartment kekasihnya. Akupun juga bodoamat dengan apa yang ia lakukan karena perjanjian kita adalah tak mengusik kehidupan pribadi kita berdua.

Selesai urusan dengan Yuta akupun menghubungi salah satu temanku yang selama ini selalu aku ajak main.

"Keluar yuk nanti"

"Kenapa? Suami lo ga pulang lagi?"

"Hmm, tempat biasa jam lima"





TBC




Selamat diwork baruku

Semoga kalian suka dengan cerita ini

Jangan lupa untuk pencet tombol vote dan komen

Enjoy

✔ My Husband is Gay | YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang