---------- Nakamoto Yuta ----------
Aku membuka mata saat merasakan seseorang tengah mengecupi wajahku terus-menerus. Aku beradaptasi dengan cahaya matahari yang sudah masuk kedalam kamar ini.
"Maaf"
Aku mendongak saat Yuta mulai membuka suara. "Maaf seharusnya aku ga kelepasan kayak kemarin"
"Maaf seharusnya pengalaman pertama terjadi ditempat nyaman, tapi aku malah ga bisa mengendalikan diri"
"Ma-"
Buru aku membungkam mulut Yuta dengan mulutku sebelum ia kembali meminta maaf, aku menggeleng lalu tersenyum. "Seharusnya aku udah menyerahkan itu sejak lama, kalau kamu ga seberani kemarin aku juga ga akan pernah berani menyerahkan. Itu sudah hakmu sebagai suamiku"
"Terima kasih"
Aku mendusal pada dada bidang Yuta mencari kehangatan disana, aku masih mengantuk sekarang. Sungguh badanku sangat lemas dan tenagaku terkuras habis, Yuta tak henti-hentinya melancarkan aksinya bahkan ketika kita memutuskan untuk pulang Yuta masih sempat memintanya lagi.
"Gamau mandi?" tanya Yuta "Nanti aja" tolakku.
"Aaa Yuta" aku reflek mengalungkan tanganku pada leher Yuta saat tiba-tiba pria ini menggendongku ala bridal.
"Aku ga yakin kamu bisa jalan sendiri"
Yuta membuka pintu dengan sikunya yang dibuat menetakan knop pintu, setelah itu ia berjalan perlahan masuk dan mendudukkan diriku dengan perlahan pada marmer didepan kaca. Sungguh bagian sensitifku masih nyeri.
"Cuci muka dulu sama sikat gigi, aku ambilin baju ganti" Setelah itu Yuta keluar dari kamar mandi dan meninggalkanku.
Aku meraih sikat gigiku yang berada digelas pojok wastafel lalu menuangkan pasta gigi disana. Selesai urusan dengan cuci muka dan sikat gigi aku memandangi diriku dikaca, memegang bagian leherku yang penuh dengan mahakarya Yuta semalam.
"Wahh banyak banget" sudah seperti orang yang habis dipukuli orang sekomplek, banyak sekali ruam biru bahkan ungu disana.
"Mau aku tambahin?" tanya Yuta saat masuk kembali kedalam kamar mandi. "Gila kamu! Ini aja aku ga yakin hilangnya cepet"
Yuta sedikit terkekeh lalu kembali menggendongku dan kita sama-sama masuk kedalam bathtube. Ini pertama kalinya bagi kita mandi berdua dan sama-sama dalam keadaan telanjang bulat.
Sebenarnya diriku masih malu untuk memperlihatkan bagian tubuhku pada Yuta, namun pria itu sungguh tidak tau malu. Sedari tadi ia mengelilingi kamar juga tanpa menggunakan pakaian apapun yang menutupi badannya.
"Semoga cepet jadi ya" ucap Yuta seraya mengelus perutku, berharap segera ada kehidupan didalam sana. "Masak sebanyak itu ga ada yang berhasil, anak papa ga boleh lemah"
Aku terkekeh dibuatnya, aku tidak yakin dengan percobaan pertama langsung berhasil. Belum pernah aku menemukan temanku yang begitu, rata-rata dari mereka percobaan ke tiga sampai lima baru berhasil.
"Udah ayo cepet aku laper" pintaku. Kita sama-sama tidak makan malam kemarin dan sarapan ini aku juga tidak ingin melewatkannya.
Yuta kembali berdiri setelah setengah jam kita berendam dalam bathtube, lalu pria itu meraih handuk dan dililitkan pada pinggangnya. Setelah itu kembali menggendongku keluar dari bathtube ini, memastikan badanku telah kering dari air pria itu langsung memakaikanku baju yang telah ia ambil tadi, diriku jadi seperti bayi besarnya.
Kita berdua turun kelantai satu dengan diriku yang kembali digendong oleh Yuta, pria itu tidak membiarkanku untuk jalan sendiri dengan kondisi daerah selatanku yang masih terasa nyeri.
Aku menggunakan hoodie milik Yuta untuk menutupi kissmark yang penuh dileherku. Tudung hoodie itu ku pakai lalu talinya aku ikat supaya tidak terlihat, walaupun mereka hanya maid tetep aja aku malu.
Yuta mendudukkanku dikursi dengan perlahan, dimeja sudah tersaji makanan untuk sarapan kita berdua. Untung saja para maid langsung tanggap ketika tidak melihatku didapur pagi hari.
"Mau kemana habis ini?" tanya Yuta padaku, aku sedikit berfikir dengan menengok langit-langit rumah lalu menghendikkan bahuku. "Ga pengen kemana-mana, malah nyusahin kamu nanti"
"Gapapa, kan ulahku juga"
Aku meraih gelas yang berisi jus orange lalu meminumnya separuh, setelah itu aku hendak meninggalkan meja makan.
"Mau kemana?" tanya Yuta yang langsung bergerak hendak kembali menggendongku. "Mau ketaman belakang, jangan digendong aku mau jalan"
Dengan sedikit tertatih aku berusaha jalan menuju taman belakang, Yuta menuntunku dengan memegangi sebelah tanganku. Ternyata begini rasanya setelah berhubungan, bagaimana bisa para wanita nakal diluar sana melakukannya setiap hari?
"Bawain makanan ikannya dong" suruhku lalu Yuta meraih toples yang berada dirak dan aku sendiri kembali berjalan.
Aku mendudukkan diriku dipinggir kolam ikan dan Yuta datang dengan toples itu lalu dikasihkan padaku. Aku membuka tutupnya lalu mengepal pakan itu dan disebarkan pada kolam.
"Mau ganti ikannya dong jadi arwana" pintaku.
"Udah ngidam babe?" tanya Yuta dengan antusiasnya. "Ish orang aku cuma pengen"
Yuta mengangguk "Nanti biar aku hubungi orangnya, tuker ikannya jadi arwana"
"Jenni"
Ohh tuhan, haruskah mereka kesini disaat keadaanku seperti ini. Kenapa anak-anak itu datang kerumah tanpa memberitahuku terlebih dahulu.
Aku kembali masuk kedalam rumah dan Eri langsung berhamburan kedalam pelukanku. Kalau bukan teman-temanku mungkin sudah ku usir terlebih dahulu.
"Lo ga gerah apa pake hoodie panas-panas gini?"
"Engga" jawabku singkat lalu kembali berjalan menuju sofa, disana juga sudah ada teman-temanku yang lain.
"Kok jalan lo aneh sih Jen?" seru Eri dari belakang sana, padahal cara jalanku sudah ku buat normal kenapa dirinya masih bisa menyadari. "Diem lo!"
"Akhirnya normal juga lo, sadar juga kalau Jenni cantik" sama-samar ku mendengarkan Eri yang berbisik pada Yuta.
Aish kenapa aku harus kenal Yuta sebagai teman tongkrongan dulu, kan jadinya seperti ini sekarang. Lain kali aku tidak akan membiarkan mereka untuk datang kerumah.
TBC
Mau di end-in berapa chapter lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ My Husband is Gay | Yuta
Fanfiction[15+]"Inget perjanjian kita Yut!" Bagaimana Jenni menjalani rumah tangganya dengan suaminya yang berstatus seorang Gay? [YUWIN] 🎖1 #yutanct 010621 🎖1 #nctyuta 070721 🎖2 #jenni 260821 🎖5 #ffnct 280821 🎖1 #jenni 020921 🎖1 #ffnct 231021 🎖1 #one...