Together?

3.4K 298 12
                                    



---------- Nakamoto Yuta ----------


"Udah lama lo?"

Akupun mendongak ketika terdengar suara seorang temanku. "Baru kok, lo mau pesen apa?" tawarku.

Dia pun mulai membolak-balikan buku menu, sedangkan aku menyesap milkshake yang tadi aku pesan. Inilah yang aku maksud soal nongkrong, bukan nongkrong sambil meminum alkohol tapi lebih menghabiskan uang aja buat beli makanan. Karena aku tau kalau alkohol itu ga baik buat tubuh.

"Terima kasih" ucapku saat pelayan itu pergi dari meja kita.

"Kenapa lagi Yuta ga pulang? Ke apartnya Winwin?" tanya Eri padaku.

Aku pun mengangguk menyetujui ucapannya, toh emang bener kan Yuta ada disana. Kita semua satu tongkrongan juga tau kalau Yuta itu seorang gay.

"Kurang menggoda apa sih dari lo Jen?"

Akupun lantas menjitak kepalanya, sembarangan kalau ngomong. "Gue ga pernah ngegoda dia ya!"

"Emang lo ga ngegoda, tapi siapa sih yang ga tertarik kalau lihat lo? Lo tuh sempurna, cantik iya, kaya iya, kurang apa lagi coba? Suami lo doang yang bodoh"

🌹

Berbicara soal Yuta, dirinya kini tengah berada diapartment milik kekasihnya, seperti yang dibilang pada sang istri tadi kalau dirinya ga akan pulang kerumah.

Seperti pasangan lain, mereka juga lebih banyak menghabiskan waktu didalam kamar. Bahkan sekarang Yuta udah mulai mencumbu tubuh sang kekasih, walaupun belum sampai tahap inti karena Yuta yang baru memulai.

Yuta baru sampai pada tahap mencumbu bibir sang kekasih, Winwin namanya.

Winwin ga pernah menolak ketika Yuta udah mulai memegang kendali atas tubuhnya. Bahkan ketika Yuta baru aja mulai mengendus aroma tubuhnya, nafsu mereka udah mulai bergejolak.

Ciuman Yuta pada leher Winwin harus terhenti kala dering dari telfonnya menceruat.

"Kenapa ma?"

Mata Yuta membelalak kala sang mama yang berbicara pada sambungan telfon bilang kalau udah ada dirumahnya namun tak menemukan keberadaan sepasang suami istri itu.

"Habis ini Yuta pulang" ucapnya lalu menutup sepihak telfonnya.

Yuta menatap sang kekasih yang kini tangannya tengah melingkar pada lehernya. "Aku bantuin kamu pelepasan aja"

"Kamu ga juga?" tawar Winwin seraya memegang aset sang kekasih dari luar celananya.

Yuta menggeleng "Kamu kan tau kalau aku lama keluarnya, nanti kasihan mama nunggu lama. Biar aku sendiri nanti"

🌹

Yuta sampai dirumah dan ternyata sang mama udah nungguin disofa rumahnya. "Berantakan banget baju kamu" hal pertama yang diucapkan sang mama saat melihat penampilan sang anak yang udah ga karuan.

"Bentar ya ma Yuta kekamar mandi dulu, udah kebelet sekalian mandi" pamitnya lalu berlari menuju kamar mandi dikamar istrinya.

"Fuck shit Jenni"

🌹

Aku sedikit terbeku kala baru memarkirkan mobilku dan melihat ada mobilnya mamanya Yuta Dan saat aku keluar dari mobil aku melihat kalau sopirnya tengah berbincang dengan penjaga rumahku.

Aku segera melangkahkan kaki masuk kedalam rumah dan benar aja kalau mama ada dirumah, bahkan sekarang lagi menyiapkan makan malam.

"Ma kok ga bilang kalau mau kesini? Kan Jenni biar ga pulang malem gini" ucapku sambil memeluk tubuh wanita paruh baya ini.

"Gapapa, kan ada supir" katanya melepaskan pelukanku dan menatap wajahku sambil senyuman terpancaar jelas dari wajahnya. "Kamu mandi dulu sana, suami kamu juga udah pulang kok"

Ha? Yuta pulang? Trus gimana pacarnya?

Aku pun segera naik kelantai dua rumah ini dan masuk kedalam kamarku sendiri.

"Aaaa-pp" betapa terkejutnya aku kala baru masuk kekamar dan melihat Yuta yang hanya menggunakan handuk dipinggangnya, beruntungnya dia langsung membekap mulutku sebelum mama dengar.

"Stt diem, gue cuma numpang kamar mandi biar mama ga curiga" ucapnya seraya melepaskan bekapannya pada mulutku. "Mama dimana?"

"Dibawah nyiapin makan" jawabku. Dia celingak-celinguk diluar kamar "Gue kekamar dulu mau ganti baju, lo mandi deh"

🌹

"Kalian kapan mau punya anak?"

Aku hampir tersedak dengan pertanyaan dari mama, apa katanya? Anak? Bahkan aku aja ga pernah memikirkan soal itu dikepala ku.

"Kenapa kalian ga program hamil aja?"

Yuta melirikku sekilas "Mungkin emang belum rezeki kita aja ma, nunggunya alami aja. Kasihan Jenni kalau disuruh ikutan begituan, nanti kalau ga jadi yang sakit juga Jenni"

Aku bernafas lega kala Yuta berhasil menjawab pertanyaan mamanya, jujur aku gatau harus jawab apa ketika mama menanyakan hal itu.

"Jangan kelamaan Yut, kamu udah makin tua nanti ga punya waktu banyak main sama anak"

Bagaimana kalau orang tua kita tau gimana keadaan kita berdua yang sebenernya? Apa mereka bakal nerima atau justru akan marah besar?

Akupun menngambil alih piring yang ada ditangan mama. "Biar Jenni aja ma, mama tidur aja udah malem"

Mamapun mengangguk lalu naik kelantai dua. "Ini apa? Kok dikunci?"

Oh shit apa jangan-jangan kamar Yuta yang dimaksut mama.

"Itu ruangan buat anak Yuta nanti ma" teriaknya dari bawah, lagi-lagi Yuta membantuku keluar dari persoalan.

Selesai mencuci piring, aku mendatangi Yuta yang lagi menonton siaran bola ditelevisi. "Kita gimana?"

"Tidur berdua lah, gimana lagi" ucapnya.

Dia meraih remot yang ada dimeja lalu mematikan tv itu tak lupa juga menutup toples snacknya. Dia menggandeng tanganku untuk segera naik kelantai dua dan masuk kedalam kamarku.

Aku langsung membalikkan badan kala Yuta melepas kaos yang dipakainya. "Ngapain lo lepas baju!"

"Gue ga bisa tidur kalau pakai baju" jawabnya seraya menarik tanganku agar segera berbaring disebelahnya.

Jujur ini pertama kalinya kita tidur berdua dalam dua tahun pernikahan kita. Bahkan saat selesai acara pernikahan kita berdua aja aku langsung memutuskan untuk pulang kerumah baru kita ini.

"Sini" Yuta mengarahkanku untuk berbaring dengan lengannya yang kubuat bantalan dan ia menaruh tanganku agar memeluk badannya. "Harus gini Yut?"

"Iya" jawabnya. "Mama sering masuk kekamar gue kalau malem, biar kita kelihatan alami"

Pantes Winwin suka sama Yuta kalau tiap hari disuguhi pemandangan kayak gini, bahkan kalau boleh jujur ini juga pertama kalinya aku ngelihat badan Yuta dan sedekat ini sama dia.




TBC

✔ My Husband is Gay | YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang