3

1.7K 194 5
                                    




---------- Nakamoto Yuta ----------


"Akhirnya kelar juga"

Aku keluar dari ruanganku lalu berjalan menuju arah lift. Kantor udah terbilang sepi karena ini udah malam hari dan tinggal menyisakan orang-orang yang lembur.

"Pak ruangan saya udah selesai, bapak bisa menguncinya" ucapku pada satpam yang menjaga malam ini.

Setelah itu aku memasuki mobilku untuk kembali kerumah.

Aku melangkahkan kaki masuk kedalam rumah setelah lembur dikantor, entah kenapa hari ini pekerjaanku banyak banget padahal kemarin udah selesai aku kerjain semua.

Aku melepas sepatuku sembarangan dan dengan langkah gontai aku menaiki anak tangga. Suasana rumah juga udah sepi, aku bahkan ngga melihat maid rumah.

Sampai dikamar aku menyalakan saklar lampu dan menutup horden karena kebiasaanku selalu meninggalkan kamar dengan posisi horden terbuka biar kena sinar matahari.

Setelah itu aku masuk kedalam kamar mandi buat membersihkan tubuh yang lengket akibat berkegiatan seharian ini. Sedikit berendam dengan air hangat mungkin bisa menghilangkan penat ku.

Aku meraih bathrobe dan segera aku pakai, aku keluar dari kamar mandi lalu membuka lemari untuk mengambil baju tidurku. Aku kembali lagi kekamar mandi buat memakai pakaian karena ngga terbiasa pakai dikamar.

"Huaaa tidur ah" ucapku sambil meregangkan badan.

Blam

Seketika lampu dirumah langsung padam semua.

"Aaaa" teriakku.

Aku jadi meraba-raba saat jalan kearah kasurku soalnya posisiku masih berdiri didepan kamar mandi.

Ceklek

"Siapa itu? Jangan main-mainlah"

Aku meraih bantalku berjaga-jaga kalau ada bahaya yang mengintai, kan ngga lucu kalau tiba-tiba ada maling.

"Surprise!"

Lampu seketika nyala kembali bersamaan dengan adanya Yuta dikamarku sambil memegang sebuah kue dan sebucket bunga.

"Happy anniversary babe" Yuta mengasihkan bucket tadi kepadaku lalu memeluk tubuhku, ia menciumi terus pucuk kepalaku.

Anniversary katanya? Aku bahkan tak ingat kapan tanggal pernikahan kita. Yuta melepaskan pelukannya lalu berfokus pada kue yang ia pegang.

"Ayo ditiup dulu lilinnya" ajaknya.

Layaknya ulang tahun, kita juga melakukan make a wish sebelum meniup lilinnya. Entah apa yang dipanjatkan Yuta, ia juga menutup matanya ketika berdoa.

Setelah semua doa kita panjatkan akhirnya kita meniup lilin itu secara bersamaan. Selesai meniup lilin, Yuta mencium lama keningku.

"Maaf" ucapku lirih.

Yuta melepaskan ciumannya lalu menaruh kue itu pada nakas disamping tempat tidurku. Setelah itu ia menangkup pipiku dengan kedua tangannya.

"Udah tiga tahun, kita mulai dari awal ya"

"Aku tau aku belum bisa jadi suami yang kayak kamu mau, tapi tolong beri aku kesempatan buat memperbaiki itu semua"

Yuta bener-bener menatapku lekat sampai aku mengangguk dengan lirih menyetujui permintaannya. Dengan jawabanku membuat Yuta tersenyum, kini tatapan Yuta beralih menatap bibirku, aku tau itu.

"Boleh aku cium?" izinnya.

Aku terkekeh sedikit lalu menganggukkan kepalaku, dengan cepat Yuta langsung menempelkan bibirnya pada bibirku. Kali ini aku juga membalas permainan yang diberikan Yuta. Entah reflek atau alami aku jadi mengalungkan kedua tanganku pada leher Yuta.

"I just love you Na Jenni"


🌹


"Nanti kalau pulang telfon aku" ucap Yuta saat aku mau turun dari mobilnya, pagi ini ia yang mengantarkanku pergi kerja.

"Mm" jawabku. "Kamu hati-hati"

Aku keluar dari mobilnya lalu menutup pintunya, tanpa menunggu mobil Yuta berjalan aku langsung masuk kedalam gedung perusahaan.

Sepanjang jalan menuju ruanganku, aku menyempatkan menyapa karyawan yang kebetulan berpapasan denganku.

"Happy banget nih pagi-pagi"

"Eh John" aku menoleh kearah Johnny yang menyetarakan langkah kakinya disebelahku. "Menang lotre lo?"

"Sebegitu miskinnya gue sampai beli lotre John?"

"Ya gatau" jawabnya sambil menghendikkan bahunya. "Udah ya selamat bekerja" setelah mengusap ucuk kepalaku Johnny dengan langkah lebarnya meninggalkan aku.

Langkah kakiku terhenti kala ada salah satu karyawan bawahanku yang menghampiriku, ia berucap kalau sudah ada beberapa kepala devisi yang menungguku diruangan. Akupun kembali mepercepat langkahku agar segera sampai pada ruanganku.

Baiklah hariku sudah dimulai.

Waktu dua jam cukup bagiku untuk meladeni semua kepala devisi yang melaporkan semua pencapaian devisinya. Aku meregangkan otot punggungku karena capek duduk terus, dering telfonku tiba-tiba menceruat.

Segera aku meraih telfonku yang ada dimeja dan menggeser tombol berwarna hijau itu. "Kenapa?" tanyaku karena yang menelfon itu Yuta.

"Dinner yuk nanti"

Aku melihat langit-langit putih kantor sambil sedikit berfikir sebelum menjawab. "Boleh, kerjaanku udah selesai kok"

Aku mendengar teriakan kegirangan dari sana dan hal itu berhasil membuatku menyimpulkan sebuah senyum. "Oke nanti aku jemput, tunggu satu jam lagi"

"Yak! Kalo satu jam lagi ya bukan dinner dong Na Yuta"

Langsung saja aku tak mendengar suaranya lagi, ya Yuta memutuskan sepihak panggilan telfonnya. Bagaimana bisa aku punya suami aneh sepertinya.


TBC

✔ My Husband is Gay | YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang