---------- Nakamoto Yuta ----------
Aku meregangkan tubuh kala terbangun dari tidurku disofa ini. Semalam aku ketiduran gara-gara nonton film, padahal dikamarku juga ada televisi tapi aku lebih nyaman aja disini, mungkin juga karena televisinya lebih gede daripada dikamarku.
Aku mematikan televisi itu yang dari semalaman hidup, lalu dengan langkah gontai aku menaiki anak tangga menuju kamarku. Kalau lagi ngga ada Yuta dirumah gini aku bisa sedikit bermalas-malasan karena ngga sibuk untuk memasakkan dia.
Aku membuka pintu berwarna putih itu lalu masuk kedalam kamarku, ku tutup pintu itu dengan segera dan kembali berbaring diranjang. Sedikit tidur kembali mungkin akan membuat badanku semakin rilexs.
Karena aku yang masih mengantuk jadi tak membutuhkan waktu lama untuk kembali terlelap dan melalang buana dialam mimpi.
🌹
Para maid langsung berbaris keluar kala mobil Yuta memasuki pekarangan rumah, mereka mengambil alih koper Yuta yang ada dibagasi mobil.
Yuta keluar dari mobil lalu merapikan jasnya, "Jenni dirumah?" tanya Yuta pada salah satu maidnya.
"Nyonya masih tidur tuan"
Yuta mengangguk lalu melangkahkan kakinya memasuki rumah besarnya ini. Karena udah tau dimana keberadaan istrinya, Yuta langsung menuju kekamar Jenni.
Dengan pelan Yuta membuka pintu kamar Jenni dan mendapati kalau istrinya tengah berada dibalik selimut dan yang kelihatan cuma kepalanya aja. Hal ini berhasil ngebuat Yuta tersenyum, padahal Jenni ngga ngelakuin apa-apa.
Lelaki berdarah Jepang ini mendekati Jenni yang tengah tertidur pulas, senyuman masih terpancar jelas diwajah Yuta. Mungkin kalau Jenni bangun dan melihat Yuta senyum seperti ini pasti dibilang gila, pasalnya memang Yuta jarang sekali senyum.
Yuta melepas jasnya lalu ditaruhnya pada sofa yang berada dikamar ini, tak lupa ia juga meregangkan dasi yang melingkar pada lehernya. Yuta ikut masuk kedalam selimut Jenni dan merebahkan dirinya pada dada wanita itu, tak lupa memeluk tubuhnya secara posesif.
🌹
Aku kembali menerjabkan mata kala tubuhku benar-benar terasa berat, saat membuka mata dan menoleh kebawah ternyata udah ada Yuta yang tengah memelukku. "Yut" panggilku lirih.
"Gini bentar, gue capek" jawabnya dengan suara seraknya.
Kasihan juga kalau ngelihat Yuta begini, kali ini aku akan membiarkan Yuta begini. Maafkan aku Win, tapi Yuta bener-bener butuh tempat istirahat.
Dengan memberanikan diri aku mengarahkan tanganku untuk mengusap rambut tebal Yuta. Entah kenapa hatiku merasa menghangat kalau gini. Bisa kurasakan kalau Yuta mempererat pelukannya.
Dengkuran halus mulai terdengar dari Yuta, sepetinya memang benar dia capek banget. Karena selama beberapa kali akau tidur dengannya ngga pernah sekalipun denger dia mendengkur.
🌹
Mereka berdua masih setia dengan posisi seperti itu bahkan Jenni pun juga ikut tertidur kembali. Saat Yuta membuka matanya ia merasakan tangan Jenni masih berada dirambutnya. Ia melepaskan tangan itu dengan perlahan dan beralih berbaring disebelah istrinya.
Yuta merengkuh tubuh itu dan dibawanya diatas badannya, Yuta tau pasti Jenni capek nahan badan dia dari pagi sampai sore hari seperti ini. Tak lupa juga Yuta memeluk pinggangnya agar tak terjatuh.
"Sayang bangun yuk, makan dulu" ajak Yuta, namun sepertinya Jenni masih terlelap dialam mimpinya.
Karena tak kunjung mendapat jawaban dari istrinya itu. Yuta bangun dengan perlahan dari kasur dan melangkahkan kaki keluar dari kamar dan Jenni tetap berada didalam gendongannya.
"Makanan udah siap?" tanya Yuta pada para maidnya. "Sudah tuan"
Yuta menimang-nimang Jenni dalam gendongannya layaknya seorang anak kecil. Para maid yang melihat sudah tak bisa menahan senyuman mereka, pasalnya selama dua tahun mereka bekerja dan baru kali ini melihat kemesraan suami istri ini.
"Hei ayo makan dulu"
"Gue masih ngantuk Yut" rengek Jenni pada ceruk leher Yuta dan semakin mengeratkan pelukannya, sepertinya Jenni juga masih belum sadar kalau ia tengah berada dalam gendongan suaminya.
Yuta mendudukkan dirinya pada salah satu kursi yang ada disitu, "Tolong ambilkan untuk nyonya kalian"
Para maid langsung mengerjakan apa yang telah disuruh oleh bossnya ini. Lagi dan lagi Yuta ngga menyerah untuk membangunkan istrinya ini.
"Ayo bangun dulu, keburu dingin makanannya"
Yuta menyendokkan pasta yang berada pada piring didepannya lalu mendekatkan pada bibir Jenni. "Ayo aa"
"Yutaaa" rengek Jenni layaknya anak kecil sambil menghentakkan badannya.
Shit, Yuta merutuki dirinya sendiri kali ini. Ia kembali menaruh sendok itu pada piring dan menggendong kembali Jenni.
"Makan aja makanan itu"
Yuta membawa Jenni kembali kedalam kamar dan menurunkannya diatas ranjang. Setelah itu kali ini ia yang berada diatas badan Jenni.
Chup
Ia mengecup bibir Jenni sekilas. "Ayo bangun"
Yuta terus melakukan kecupan itu sampai sang empu merasa terganggu. Dan benar aja saat kecupan Yuta yang kesepuluh Jenni memalingkan wajahnya.
"Ganggu aja sih lo Yut" keluh Jenni.
"Salah sendiri gamau makan"
Yuta langsung membungkam bibir Jenni dengan bibirnya kala melihat istrinya itu kembali memejamkan matanya. Kali ini bukan kecupan seperti tadi karena sekarang Yuta mulai memainkan bibirnya, hal itu berhasil membuat Jenni terbangun sepenuhnya dari tidurnya.
Yuta melepaskan tautannya setelah dua menit lamanya karena tak ada balasan dari Jenni. "Kalau gamau makan, aku bisa buat kamu kenyang sembilan bulan"
Setelah itu Yuta beralih dari atas badan Jenni dan turun dari ranjang. "Pinjem kamar mandi dulu"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ My Husband is Gay | Yuta
Fanfiction[15+]"Inget perjanjian kita Yut!" Bagaimana Jenni menjalani rumah tangganya dengan suaminya yang berstatus seorang Gay? [YUWIN] 🎖1 #yutanct 010621 🎖1 #nctyuta 070721 🎖2 #jenni 260821 🎖5 #ffnct 280821 🎖1 #jenni 020921 🎖1 #ffnct 231021 🎖1 #one...