Gift

1.8K 167 16
                                    





---------- Nakamoto Yuta ----------


"Mau kemana kamu?" tanya Yuta yang baru saja keluar dari kamar mandi dan melihatku sudah berpakaian rapi seperti biasanya.

"Mau kerjalah, inikan hari Senin" sautku. "Aku ga ngijinin kamu buat balik kesana"

Yuta memakai pakaian yang telah aku siapkan tadi. "Maksud kamu?"

"Aku udah urusin berkas pengunduran diri kamu dan udah diacc sama bapaknya Johnny"

"Aku ga akan biarin kamu ketemu lagi sama dia"

Tubuhku mematung dibuatnya, jadi aku udah resign dari perusahaan itu? Pekerjaan yang selama ini membantu keuangan ku? Kenapa dia ga ngomong dulu sama aku?

Yuta menghampiriku yang sudah terduduk pada pinggiran ranjang, ia memegang daguku dan dibuatnya mendongak melihat wajahnya. Dirinya mengecup sekilas bibirku lalu mengusap ujung bibirku dengan ibu jarinya.

"Maaf ga bilang kamu dulu, kamu tanggung jawabku, nyonya Nakamoto istri dari pemilik perusahaan berlian dinegri ini"

Aku berdecak "Trus aku ngapain dirumah?"

"Ikut aku" Lalu Yuta meraih tanganku dan digandengnya untuk keluar kamar bersama.

Yuta membukakan pintu mobil saat kita sampai digarasi mobil, aku masuk lalu memasang seatbelt. "Kemana?" tanyaku saat Yutapun sudah duduk disebelahku.

"Kekantor, biar aku semangat kerjanya"

Ohh berarti dulu waktu aku melihat Winwin dikantornya juga untuk membuat dirinya semangat kerja. No aku tidak cemburu karena memang saat itu Yuta masih bersama dengan lelaki China itu.

Ahh aku jadi merindukannya.

Mobil Yuta mulai meninggalkan pekarangan rumah dan memasuki jalan raya yang terpantau macet dipenuhi dengan kendaraan pribadi. Sungguh pagi hari yang membuat lelah melihat jalanan.

Aku melirik Yuta yang pandangannya tengah berfokus pada jalanan, iseng aku mencolek pipinya dengan jari telunjukku.

"Serius amat sih"

Yuta melirikku sekilas sambil tersenyum "Bentar ya sayang"

"Lagian diem aja kayak semobil sama supir" cibirku, hanya alunan suara dari radio yang sedari tadi terdengar dimobil ini.

"Tapi ini supirnya ganteng" ucapnya dengan sangat pede lalu secepat kilat mengecup pipiku, aku yakin kalau sekarang wajahku tengah bersemu.

Aku menutupi wajahku dengan lengan kananku, sungguh aku malu sekarang. Kurasakan Yuta meraih lengan yang menutupi wajahku.

"Kenapa ditutupin gitu sih?"

"Malu Yuta"

"Kenapa harus malu?"

"Ish, aku belum terbiasa sama itu semua"

"Nanti juga terbiasa, udah jangan ditutupin aku ga bisa lihat wajah cantik kamu"

"Yuta!" kenapa dirinya semakin membuatku merasa malu. Sungguh tidak cocok umur segini harus jatuh cinta layaknya anak remaja yang baru mengenal cinta.

Akhirnya setelah berlama-lama ditengah jalanan yang macet, kita sampai juga pada perusahaan milik Yuta. Pintu mobil dibukakan oleh security yang berjaga didepan lobby dan kita berdua langsung turun.

✔ My Husband is Gay | YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang