Maaf

2K 232 3
                                    



---------- Nakamoto Yuta ----------


"Sorry gara-gara bikin pacar lo luka" ucapku pada Yuta yang masih aja menekuk mukanya walaupun udah mengantarkan kekasihnya itu pulang.

"Lo tau kan itu bahaya? Kenapa nyuruh Winwin?"

Sebegitu protectnya Yuta sama Winwin, padahal hanya kegores pisau yang hal itu wajar banget. Dan dia seorang lelaki yang seharusnya kuat buat menahan rasa sakit yang sedikit itu.

"Kenapa ga lo temenin aja dia sekarang sampai tangannya sembuh?" Akupun meninggalkannya diruang tengah dan memilih untuk masuk kedalam kamarku.

Belum sampai aku meraih knop pintu kamar, udah ada tangan yang melingkar diperutku dan itu membuatku membeku seketika.

"Sorry" ucapnya diceruk leherku. Aku melepaskan tangannya dari perutku dan masuk kedalam kamarku sendiri tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

Yuta masih berdiri didepan kamar istrinya itu walaupun pintunya udah tertutup, pandangannya sekarang kosong. Yuta menghembuskan nafas kasarnya lalu beralih menuju kamarnya sendiri yang ada diujung lantai dua rumahnya.

Yuta menghempaskan badannya diatas kasurnya, "Bodoh banget lo Yut" gerutunya sendiri.

🌹

"Makan deh lo udah gue masakin, gue mau berangkat" ucapku pada Yuta yang baru aja turun dari kamarnya.

Aku pun segera mengambil tas serta dokumen yang ada dimeja dan bergegas keluar dari rumah meninggalkan Yuta yang masih terbeku didepan anak tangga.

Aku bener buru-buru banget hari ini karena dari asistenku bilang kalau pekerjaan ku dimeja banyak banget.

"Heh sejak kapan disitu?" tanyaku pada seseorang yang udah berdiri didepan mobilnya diluar rumahku.

Ia yang mendengar suaraku langsung memasukkan kembali ponselnya kedalam kantong celananya. "Ayo berangkat bareng" ucapnya.

"Gue kan punya mobil John" tolakku. Ia datang menghampiri ku lalu menggandeng tanganku dan dibawanya masuk kedalam mobilnya. "Nurut kek"

Akhirnya aku nurut aja buat masuk kedalam mobilnya, setelah menutupkan pintu untukku Johnny pun menyusul juga masuk kedalam mobil.

Ia langsung menjalankan mobilnya menjauh dari kawasan rumahku. "Ngapain pake repot-repot jemput gue?" tanyaku memecah keheningan.

"Sarapan dulu, gue tau lo belum sarapan"

"Dih cenayang lo"

Mobil Johnny berhenti dikedai junkfood, tau gini beneran aku makan masakanku dirumah tadi. Aku ga pernah sekalipun pagi sarapan junkfood.

"Masih pagi John, kok junkfood?"

"Ga ada lagi yang buka selain ini Jen"

Bener juga apa kata Johnny, belum banyak yang buka kedai sepagi ini selain kedai 24jam. Mungkin juga aku bisa milih makanan yang agak sehat walaupun masih tergolong junkfood. Gapapa kalau sekali-sekali.

🌹

"Jen Jenni!"

"Apaan sih Yut berisik banget, udah malem" sautku saat membuka pintu kamarku karena Yuta yang teriak-teriak memanggil namaku.

"Nih" Yuta menyerahkan paperbag yang ada ditangannya kepada tanganku, aku yang bingung cuma mengerutkan dahi. "Buat lo sebagai permintaan maaf"

"Lo kenapa sih Yut belakangan ini? Kok lo aneh"

Bener-bener bukan kayak Yuta yang aku kenal, ini juga pertama kalinya Yuta membelikanku sesuatu kayak gini apalagi sampai teriak-teriak manggil namaku malem-malem. Padahal biasanya rumah tuh udah sunyi kalau malem.

"But thanks" walaupun gitu aku masih menghargai usahanya. "Gue boleh tidur disini ga?"

Seketika aku melototkan mataku, "Tuh kan lo aneh Yut, apa jadinya lo tidur sama gue. Bisa dipenggal pala gue sama Winwin"

Ia menggandeng tanganku untuk masuk kedalam kamar, seenaknya aja nyelonong dikamar gadis. Ia langsung merebahkan diri dikasurku dan aku kembali duduk disofa yang ada dikamarku sambil memandangi laptopku.

"Sorry John lama" ucapku pada Johnny disana, karena sekarang aku tengah meeting pribadi sama Johnny untuk membahas kerjaan yang belum selesai tadi.

"Emm gapapa, ada lagi yang belum selesai?"

"Ada sih John sebenernya, tapi berkasnya gue tinggal dikantor" ucapku sambil menampilkan senyum terbaikku pada Johnny biar ga kena marah.

"Tidur Jen"

"Suara siapa?" tanya Johnny seketika ketika mendengar suara Yuta. "Ehh ada papa gue lagi dirumah John"

"Yaudah tidur gih, udah dimarahin gitu. Good Night"

Akupun menutup laptopku setelah memastikan udah mati dan menaruhnya disamping tas kerjaku biasanya. Setelah itu masuk kedalam kamar mandi untuk sekedar cuci muka, entah kenapa aku ga bisa tidur kalau belum cuci muka.

Aku membuka penutup botol sabun dan memencet cairan sabun itu ketangan, setelah itu segera mengusapkan kewajahku lalu membilasnya. Kalau udah seger gini kan tidurnya nanti jadi nyenyak.

"Awas, kesanaan Yut" suruh ku pada Yuta agar sedikit bergeser posisi tidurnya. "Kurang ihhh"

Yuta pun membuka matanya kala aku terus menyuruhnya bergeser. "Jatuh dong gue Jen" protesnya.

"Bodoamat orang ini kamar gue" Akupun juga merebahkan diriku disamping Yuta, tenang aja Yuta ada disisi kasurku, kita ga berdekatan karena tau kalau Yuta udah ada pawangnya.



TBC

✔ My Husband is Gay | YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang