Pergi

1.8K 199 5
                                    




---------- Nakamoto Yuta ----------


"Kok lo gaada tadi dibandara?" tanyaku pada Yuta yang baru aja keluar dari dapur dan menggenggam gelas berisi cola.

Bukannya menjawab, Yuta cuma melirikku dan naik kelantai atas. Yuta memang menjadi diam semenjak pulang dari menjenguk Winwin satu minggu yang lalu.

Aku menyusulnya keatas dan ternyata Yuta udah duduk dikursi dibalkon atas, aku mendudukkan diri dikursi sebelahnya.

"Lo kenapa sih? Diem mulu, ambeyen lo?" tanyaku dan hal itu berhasil ngebuat Yuta sedikit terkekeh.

Ia mencubit pipiku dengan tangan kananya, "Gemes banget sih istriku"

"Gue emang gemesin sih Yut dari lahir" jawabku dengan pedenya.

Diluar dugaan Yuta malah memelukku dengan erat, sejak kapan ia udah ada didepanku dan langsung mendekapku kayak gini.

"Yuta engap" ucapku sambil memberontak melepaskan pelukannya, ya karena posisi wajahku tepat diketiaknya.

Akhirnya Yuta melepaskan pelukannya dan berakhir dengan tersenyum kepadaku.

"Ayo deh Yut kita kepsikiater aja, tadi lo diem sekarang senyum-senyum ga jelas"

"Iya, Na Yuta gila gara-gara Na Jenni"

Aku menaikkan sebelah alisku sambil memasang wajah aneh lalu meninggalkan Yuta sendirian dibalkon.

Aku kembali lagi turun kelantai satu dan duduk disofa menyalakan televisi. Aku terus mengganti saluran televisi sampai menemukan acara yang kucari.

Aku meraih toples yang berisi snack milik Yuta dimeja, aku membuka tutup itu lalu mengambil satu dan kumasukkan kedalam mulut.

"Ish Yut" aku melempar snack itu kewajah Yuta saat ia dengan seenaknya mengganti acara televisiku dengan gamenya.

"Ayo main" Yuta menyerahkan satu stik psnya ketanganku. "Gue ga bisa"

"Belum juga dicoba"

Aku nurut aja, capek juga ribut sama Yuta tiap hari. Sepertinya ucapan ga bisa main game udah hilang kemana karena sekarang aku malah enjoy dengan gamenya Yuta ini.

"Awas lo Yut"

"Kamu jangan disebelah sana"

"Ihh ko stiknya ga bisa dipencet sih"

Begitulah ocehan kita berdua selama bermain game hingga pada akhirnya team kita kalah gara-gara Yuta yang lengah terhadap musuh.

Aku menggebuki dia pakai bantal sofa gara-gara bikin gamenya berakhir padahal lagi seru-serunya.

"Lo ya kan jadi kalah"

Yuta berlarian mengelilingi ruang keluarga sampai terkadang naik sofa dan juga meja juga buat ngehindari pukulanku. Hingga pada akhirnya aku berhasil menangkap Yuta dengan cara membekap lehernya dengan tanganku.

Mungkin karena kita berdua yang ga seimbang dan Yuta kaget akhirnya kita sama-sama terjatuh disofa dengan aku yang berada disisi bawah. Jujur posisi kayak gini Awkward banget bagiku.

Terlihat dengan jelas kalau Yuta semakin mendekatkan wajahnya padaku, bahkan deru nafas teraturnya udah menerpa kulit pipiku. Aku tau pasti akhirnya seperti kemarin, ya Yuta menciumku.

Lagi dan lagi aku hanya bisa terbeku kala Yuta memperlakukanku sedemikian, entah kenapa aku juga ngga menolak kala Yuta menyentuhku.

Yuta melepaskan ciumannya setelah membersihkan sisa saliva. "I'm gonna treat you like this everyday. Lain kali bales ya biar aku ga kerja sendiri"

Kini Yuta membalikkan posisi kita dengan Yuta yang berada dibawah dan aku yang diatasnya dengan posisi tengkurap. Yuta menahan pinggangku dengan tangannya agar tak terjatuh.

"Yut ini salah" lirihku.

"Gaada yang salah, kamu istriku"

Jujur sekarang aku sendiri juga bingung sama perasaanku, entah kenapa hatiku ngga suka kalau ngelihat Yuta bermesraan dengan Winwin walaupun kelihatannya aku bodoamat dan juga perhatian yang diberikan Johnny selama ini kepadaku.

Apa yang harus ku lakuin terhadap dua lelaki ini.

"Tapi Winwin"

Terdengar helaan nafas dari Yuta. "Dia udah sama Lucas"

"Hah?" aku mendongakkan kepalaku melihat wajah Yuta. "Maksudnya?"

Yuta mengangguk. "Dia udah sama Lucas, udah lama malahan"


🌹


Winwin baru aja turun dari mobil milik kekasihnya, Yuta. Ia baru melangkahkan kakinya masuk kedalam apartment setelah memastikan mobil Yuta udah menjauh.

"Hai"

Winwin satu lift dengan seseorang, sepertinya orang baru karena Winwin tak pernah melihat orang ini.

"Penghuni baru ya?" tanya Winwin memberanikan diri.

Pria itu menganggukkan kepalanya. "Aku ada diunit 308" ucap pria itu.

Pria yang tengah memakai setelan jas ini tengah memegang koper ditangan kirinya dan badannya yang agak bersandar pada dinding lift.

"Wahh aku di unit 307" jawab Winwin.

"Tetangga dong kita" dan Winwin pun mengangguk. "Aku Lucas"

Winwin menerima uluran tangan dari pria yang bernama Lucas ini. "Aku Winwin"

Mereka keluar dari lift setelah pintu lift itu terbuka, Winwin yang keluar terlebih dahulu dan diikuti Lucas dibelakangnya.

"Ini unit kamu" ucap Winwin menunjuk salah satu unit dengan tulisan 308 dipintu.

"Terima kasih manis"

Hubungan antara Winwin dan Lucas semakin dekat, mungkin karena mereka yang bertetangga jadinya lebih mudah untuk akrab, apalagi mereka juga sama-sama dari China.

Terkadang juga Lucas membutuhkan bantuan Winwin karena masih baru didaerah sini dan terkadang menghabiskan waktu bersama ketika waktu luang.

Hingga pada akhirnya Lucas mengutarakan ketertarikannya pada Winwin, siapa yang tak tertarik dengan pesona lelaki manis ini.

Entah kenapa juga Winwin jatuh pada pesona pria yang memiliki tubuh kekar ini, dengan mudahnya ia menerima ajakan kencannya padahal ia masih memiliki status dengan Yuta.

"You're mine tonight"



TBC

✔ My Husband is Gay | YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang