Cafe

1.6K 191 0
                                    



---------- Nakamoto Yuta ----------


"Masuk" suruhku pada orang yang mengetuk pintu ruangan, aku melihat pintu terbuka perlahan dan menampilkan Winwin disana.

Wajah lelaki itu tertekuk dengan bibir yang mengerucut, ia berjalan menghampiriku. "Jenni" rengeknya.

"Kok Yuta pergi ga bilang?" rengeknya seraya duduk pada kursi yang ada didepan mejaku.

"Lah gue kira dia ngajakin lo" Memang bener aku kira begitu, pasalnya Yuta berangkat pagi banget bahkan sampai sarapan aja ga sempet, jadinya aku tadi bawain dia bekal biar dimakan diperjalanan.

Winwin menggelengkan kepalanya sampai rambutnya ikutan goyang kayak jelly. "Dia aja ga chat gue semalem"

"Ntar biar gue marahin dia, lo tenang aja" bujukku sambil menepuk pundak lelaki didepanku ini. "Ngafe yuk Win, ajak Eri juga" ajakku.

Ia menaikkan kedua alisnya, "Emang lo udah selesai?"

"Udah kok tenang aja" jawabku seraya mematikan laptop dan membereskan berkas yang berserakan dimeja. Sengaja juga aku mengajak Winwin main karena tau pasti dia lagi kesepian karena ga ada Yuta disampingnya.

Selesai dengan urusan mejaku, aku segera menggapai tas selempangku dan beranjak dari meja. "Ayo Win"

Kita berdua jalan beriringan keluar dari kantor, tak disangka kita berpapasan dengan Johnny dilorong kantor, jelas saja berpapasan orang ini perusahaan dia.

"John gue keluar ya" sebelum diberi pertanyaan sama dia jadi aku harus lebih dulu memberi taunya. Johnny mengangat sebelah alisnya "Kemana?"

"Nongkrong dicafe? Mau ikut?" tawarku. Johnny melirik jam yang melingkar ditangan kirinya. "Kalo gue selesai nanti nyusul aja"

Aku mengangguk paham. "Kalau gitu gue duluan" aku menggandeng tangan Winwin saat meninggalkan Johnny dan masuk kedalam lift.

Keluar dari gedung, kita berdua segera berjalan kearah mobilku terparkir. "Telfon Eri deh Win" suruhku saat kita berdua udah berada didalam mobil.

Lelaki itu langsung mengeluarkan ponselnya dari saku dan aku sendiri segera menghidupkan mesin mobil dan menancap gas keluar dari kawasan perusahaan.

Aku sedikit melirik lelaki disebelahku yang tetap memasang wajah murungnya. "Kenapa sih Win?"

"Apa Yuta marah ya Jen sama gue?" ucapnya yang berhasil membuatku mengerutkan dahi, Yuta marah ke Winwin kenapa? Sejak kenal mereka berdua aku ga pernah sekalipun ngelihat mereka berantem.

"Marah kenapa? Lo buat kesalahan?" Dia menghendikkan kedua bahunya dan menghembuskan nafas beratnya. "Dia sempet bilang pengen punya anak, lo tau sendiri hubungan kayak kita berdua ga mungkin menghasilkan anak"

Deg bahkan aku sendiri juga kaget namun aku harus bersikap biasa aja didepan Winwin. "Kan kalian bisa adopsi Win, banyak jalan buat punya anak"

Seketika wajah murung itu hilang digantikan dengan wajah berbinarnya. "Bener juga lo Jen"

🌹

"Lama juga Win ga ketemu lo" seru Eri pada Winwin yang duduk disebelahnya sambil memeluk erat lelaki itu.

"Lo nya aja sih yang sibuk, gue masih sering ketemu Jenni" balas Winwin dalam pelukan mereka. Pelukan mereka berdua terlepas kala pelayan mengantarkan makanan pesenan kita semua.

Kita semua makan dengan damai dan terkadang ada sedikit cekikikan karena saling melepar canda tawa. Hal beginilah yang ngebuat aku suka nongkrong, bercanda tawa dengan teman-teman yang ga aku dapetin kalau dirumah karena anak tunggal.

Aku menaruh kembali telfonku dan melihat kearah pintu cafe, aku segera melambaikan tanganku kala melihat Johnny yang berdiri disana seraya pasang matanya mencari keberadaan kita semua.

Johnny segera melangkahkan kakinya kala melihat lambaian tanganku yang tengah duduk pada meja bagian pojok.

"Sorry agak telat" ucapnya. Aku menepuk kursi yang ada disebelahku mengisyaratkan Johnny agar segera duduk.

Mata Eri membelalak kala melihat Johnny karena memang mereka berdua yang tak saling mengenal. "Ganteng banget"

Johnny sampai dibuat terkekeh olehnya, Winwin menabok lengan gadis yang mempunyai surai coklat disebelahnya itu. "Pacarnya Jenni tau"

"Apa sih Win, engga Ri jangan percaya" tolakku langsung tak setuju dengan ucapan Winwin.

"Alah pake ga ngakuin Johnny hyung" Lagi-lagi Johnny terkekeh dengan tingkah absurd kedua temanku ini. "Boleh Win saya pacari teman kamu ini?"

Aku langsung menoleh menatap tajam wajah Johnny, apa maksud dia. "Boleh dong hyung, nikahin juga boleh"

"Ini kenapa jadi bahas gue sih?" ceplosku agar mereka berhenti membicarakanku. "Cie merah cie mukanya" bukannya berhenti mereka makin menjadi-jadi, memang sepertinya ide bodoh buat menyatukan Winwin dengan Eri.

"Beneran Win lo gamau nginep dirumah?" tanyaku sekali lagi pada lelaki yang tengah menggunakan hoodie warna biru ini.

"Engga Jen, gue gapapa toh juga apart gue"

Aku memang tadi menawarkan Winwin untuk menginap dirumah daripada ia merasa kesepian kalau diapartment sendiri soalnya kan biasanya sama Yuta.

"Kalau ada apa-apa telfon gue ya Win" aku harus memastikan Winwin aman sebelum benar-benar meninggalkan area apartment tempat Winwin tinggal.


"Mereka bersama"



TBC

✔ My Husband is Gay | YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang