Pulang

1.8K 216 2
                                    



---------- Nakamoto Yuta ----------


"Lagi ma kurang satu" ucapku sambil memegang sesuap bubur lagi pada mama, tapi mama menggelengkan kepalanya. "Mama udah kenyang"

Akupun menaruh mangkuk bubur itu pada nakas sebelah ranjang mama dan mengambilkan tisu untuk mengusap bibirnya. Setelah dirasa mulutnya bersih akupun beralih mengambilkan air minum.

"Yuta mana?"

Seketika aku membelalakkan mata dan tersadar bahwa aku belum menghubungi Yuta kalau ga akan pulang kerumah.

"Astaga ma aku sampai lupa sama Yuta" pekik ku lalu mengambil ponsel yang ada didalam tasku.

"Cepet telfon pasti dia nyariin kamu dari kemarin karena ga pulang"

Semoga aja semalam Yuta menginap diapartment Winwin biar aku ga kepikiran soal makan malem dan sarapan dia.

Sambungan telfon tersambung dan syukurlah Yuta mengangkatnya.

"Lo kemana sih? Kok ga pulang"

Aku langsung berjalan keluar dari ruangan mama, bisa kacau kalau mama denger kita pakai logat lo-gue. Aku duduk dikursi yang ada diluar ruangan mama.

"Gue dirumah sakit"

"Lo sakit?"

"Bukan, mama yang sakit. Udah ya gue tutup dulu"

Aku kembali memasuki ruangan mamaku ini dan duduk disofa sembari menyalakan televisi yang berada disudut kanan ruangan ini. Karena udah selesai mengurus mamaku untuk membasuh diri dan udah kelihatan seger juga, jadilah aku agak sedikit santai.

Setengah jam berlalu aku mendengar suara derap kaki diluar ruangan mama, saat kutengok tak lama kepala Yuta muncul dari balik pintu. Dia langsung memancarkan senyumnya saat mengetahui bahwa ruangan ini benar kamar mama.

Yuta masuk kedalam ruangan dengan membawa sebuah paperbag ditangannya.

"Ma Yuta dateng" sapanya sambil mendekat kearah mama dan itu membuat mama langsung menoleh kearahnya. "Maaf ya ma Yuta baru dateng"

"Mama sakit apa?" tanya Yuta seraya duduk dikursi sebelah ranjang mama.

Bisa ku lihat kalau mama juga memancarkan senyumnya pada menantunya itu. "Cuma salah makan aja kok nak"

"Mama mau ikut tinggal aja sama kita?" tawar Yuta dan langsung mendapatkan gelengan kepala dari mama. "Kalian berdua sama-sama kerja, sepi. Mangkanya beri mama cucu biar anak kalian mama yang jagain"

Aku sama Yuta langsung sama-sama menatap dengan tatapan yang cengo, bener-bener tubuh kita berdua terbeku. Alasan apa lagi yang harus keluar dari mulut kita berdua.

"Jangan minta itu mulu dong ma" rengek ku.

"Nanti Yuta pikirin ya ma buat programnya"

Aku langsung membelalakkan mata saat kalimat itu keluar dari mulut Yuta, apa maksud dia ngomong begitu ke mama.

🌹

"Bawa pulang aja deh Yut, kasihan dia dari kemarin disini. Mama udah gapapa kok, lagian juga besok boleh pulang" suruh sang papa mertua pada Yuta untuk membawa pulang Jenni yang udah tertidur disofa sedari tadi.

"Boleh Yuta bawa pulang pa?"

"Kan istri kamu Yut"

Yuta bediri dari duduknya disamping istrinya lalu berdiri dihadapannya, diraihlah tubuh Jenni dan dibawa kedalam gendongan ala koalanya.

"Yuta pulang ya pa"

Sang papa mengantarkan mereka berdua sampai luar ruangan, Yuta menganggukkan kepalanya sebelum benar-benar pergi.

Karena ini juga udah larut malam jadi suasana rumah sakit terkesan sepi, hanya para suster dan penjaga aja yang berlalu lalang.

Yuta menghentikan langkahnya kala merasakan Jenni yang sedikit bergerak dalam gendongannya. Jenni bergerak semakin mendusal pada leher Yuta dan mengeratkan pelukannya.

Setelah itu Yuta melanjutkan langkahnya lagi menuju luar lobby gedung ini, diluar sana udah ada sopir yang menunggunya. Sang sopir membukakan pintu mobil untuk Yuta seperti biasanya.

Yuta menghentikan langkahnya sebentar lalu masuk kedalam kursi belakang mobil dengan Jenni masih dalam gendongannya. Yuta ga mungkin menaruh sang istri dulu karena bisa aja Jenni kebangun.

Lagi dan lagi Yuta memandangi wajah damai istrinya itu yang lagi terlelap dalam gendongannya. Senyuman terukir pada bibir pria yang memiliki darah Jepang ini. "Cantik" gumamnya.

Yuta membaringkan Jenni pada kasurnya dengan perlahan agar istrinya itu tak terbangun. Tangannya menyibakkan anak rambut yang mengenai mata Jenni lalu mendekatkan wajahnya, dikecup lamalah kening istrinya itu sebelum ia menyusul berbaring disebelahnya.

🌹

Entah kenapa aku sekarang jadi sering ngerasain pinggang ku berat kalau mau bangun tidur. Hal pertama yang aku lihat saat membuka mata ada dada bidang seseorang, perasaan terakhir yang aku ingat masih duduk disofa rumah sakit.

Aku mendongakkan kepala untuk melihat siapa dan ternyata Yuta lah yang tengah memelukku. Bener aja siapa lagi yang berani tidur sama aku selain Yuta selaku suamiku.

"Yut bangun" ucapku.

Bukannya bangun dan membuka matanya, Yuta justru malah mengeratkan pelukannya. "Yut gue bukan Winwin"

Akhirnya dia membuka matanya dan menatapku yang berada sedikit dibawahnya. "Emang bukan"

Ia sedikit menundukkan kepalanya, mendekatkan wajahnya pada wajahku lalu mengecup singkat bibirku.

"Yak Na Yuta!"

Aku langsung mendorong tubuhnya agar menjauh dariku. "Astaga punya istri sarkas banget" keluhnya.

"Ingat perjanjian kita ya Yuta"



TBC

✔ My Husband is Gay | YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang