Sup

1.7K 191 16
                                    



---------- Nakamoto Yuta ----------


Kini aku tengah berkutat didapur untuk memasak makanan sarapan kita semua. Rencanaku membuat sup penghilang pengar buat sarapannya Yuta, tau sendiri semalam Yuta mabuk parah yang berakhir menyulitkan semua orang.

"Ahh sip" gumamku saat melihat ayam yang tengah ku rebus mulai matang.

"Ehh udah bangun Win" sapa ku pada Winwin yang baru aja masuk kedalam dapur. Memang semalam aku menelfon Winwin saat Yuta merancau kalau tengah kangen dan ga ngebiarin pergi, pasti yang dalam imajinasinya adalah Winwin.

"Gue bantuin Jen" pintanya yang berhasil membuatku menggelengkan kepala. "Gausah Win, nanti Yuta marah lagi liat lo masak, biar gue ya ini juga udah mau selesai kok. Lo duduk aja disana"

Lelaki itu mengangguk lalu meninggalkan dapur dengan berlari kecil menuju meja makan. Aku dibuat tersenyum saat melihat itu, entah kenapa dia terlihat lucu padahal umurnya satu tahun lebih tua dari aku.

Seraya menunggu supnya matang, aku mengambil mangkuk dan mengisinya nasi seperti biasa dan tak lupa piring lainnya aku isi kimchi sebagai pendamping makan, tak afdol jika makan tanpa kimchi.

Aku membawa mangkuk dan piring tadi untuk ditata dimeja makan, Winwin menerima mangkuk itu dari tanganku dan menatanya. Selesai urusan dimeja makan aku kembali kedapur dan mengecek supnya, ternyata udah matang. Buru aku mematikan kompor dan mengambil beberapa mangkuk lagi.

Ku tuangkan sup itu perlahan kedalam mangkuk agar tak ada yang tumpah dan berakhir aku yang membersihkan kekacauan.

"Gue panggil Yuta dulu ya Jen" ijinnya lalu berlalu dari ruang makan.

Saat aku selesai menaruh sup pada meja makan, Yuta beserta Winwin turun dari lantai dua dengan bergandengan tangan.

Terlihat ekspresi Yuta masih cengo, sepertinya efek dari beernya masih ada. Akupun menyenggol lengan Winwin. "Suapin aja deh Win" suruhku dengan nada berbisik.

Winwin menuruti permintaanku dan mulai menyuapi Yuta dengan sumpitnya tak lupa juga menyuapi kuah sup dengan sendoknya. Definisi satu untuk berdua ya mereka.

Sekali lagi kalau aku masabodoh dengan apa yang mereka perbuat, jadi aku acuh dengan pemandangan yang ada disebelahku sekarang.

"Gue berangkat dulu ya Win" ucapku saat berdiri dari meja makan dan Winwinpun mengangguk. "Hati-hati ya Jen"

"Tolong nanti ini dibersihkan" perintahku pada maid yang berdiri didapur.

Aku segera meraih tasku yang ada disofa dan segera memakai sepatuku juga, tak lupa mengambil kunci mobil karena hari ini aku akan berangkat sendiri. Johnny bilang kalau ga bisa jemput karena ia yang akan berkunjung ke perusahaan sebelah dulu sebelum keperusahaannya sendiri.

"Selamat pagi nyonya, hati-hati dijalan" ucap penjaga rumahku saat mobil mulai beranjak dari garasi.

🌹

"Mau kemana?" tanya Winwin pada kekasihnya yang udah rapi pakai setelan jas seperti biasanya.

"Mau kerja, ayo aku anter kamu pulang" ajak Yuta lalu keluar dari kamar.

Winwin mengikuti langkah kekasihnya itu dari belakang karena memang langkah Yuta lebih besar daripada Winwin.

Kali ini juga Yuta yang membawa mobil, tak pakai sopir seperti biasanya karena sekarang Yuta tengah bersama Winwin. "Pakai dulu seatbeltnya sayang" ucapnya seraya memakaikan kekasihnya itu sealtbelt.

Winwin selalu terpesona kala Yuta bersikap seperti ini, bagaimana dia ga jatuh cinta sama pesona lelaki Jepang ini.

Yuta hanya bisa mengantarkan kekasihnya ini sampai depan gedung apartmentnya aja tak sampai depan unit karena Yuta udah kepalang kesiangan untuk keperusahaannya. Sebelum Winwin turun dari mobilnya ia menyempatkan untuk mengecup pipi kekasihnya itu.

Winwin melambaikan tangannya kala mobil milik kekasihnya itu mulai meninggalkan halaman apartment. Ia baru melangkahkan kakinya setelah mobil Yuta udah ga terlihat dari pandanganya.

"Hai"

🌹

Yuta sampai diperusahaan setelah melewati kemacetan dijalanan, ia langsung masuk kedalam gedung perusahaan itu dan tak jarang karyawan yang menyapanya dan tertunduk hormat.

Yuta hanya membalas sapaan itu dengan anggukan kepala, "Apa aja tugas saya hari ini?" tanya Yuta pada sekertarisnya yang udah mengikutinya dari belakang sejak dia masuk dipintu perusahaan.

Sang sekertaris lalu mengecek jadwal lewat iPad yang digenggamannya, ia membacakan semua jadwal untuk sang pemimpin hari ini.

"Besok saya harus berangkat jam berapa?"

Sang sekertaris langsung menscroll jadwal untuk esok hari. "Pesawat akan lepas landas pukul tujuh pagi pak"

Yuta mengangguk paham lalu meraih knop pintu ruangannya dan berlalu masuk, ia mendudukkan dirinya pada kursi miliknya. Ia membuka laptop untuk mengecek bagaimana prosfit perusahaannya kini.

Ponsel Yuta tiba-tiba berdering yang ngebuat atensinya langsung menatap ponsel yang berada disamping tangan kananya itu. Ia segera menggeser tombol bewarna hijau dan menempelkan ponsel itu pada telinganya.

"Posisi tengah di cafe Alexis boss"

"Sama siapa disana?"

"Target belum terlihat boss, untuk sekarang masih duduk sendiri"

"Awasi dia terus, kalau ada yang janggal hubungi saya"



TBC

✔ My Husband is Gay | YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang