Sakit

1.9K 203 5
                                    



---------- Nakamoto Yuta ----------


Aku langsung meluncur kerumah sakit setelah mendengar kabar bahwa Winwin tengah dirawat disana. Suasana dirumah sakit terlihat ramai dengan para pasien yang kebanyakan checkup.

Aku memberhentikan langkah kakiku saat telah menemukan dimana letak ruangan Winwin dirawat. Aku membuka pintu berwarna putih itu dengan perlahan, senyum terpancar dari wajahku saat benar bahwa didalam sana ada Winwin.

Winwin langsung menoleh kearahku saat aku memasuki ruangannya, selang infus terpasang pada tangan kirinya.

"Udah Win tidur aja" cegahku kala lelaki itu mencoba untuk duduk padahal baru selesai melakukan operasi.

Aku membetulkan letak selimutnya karena sempat lusut karena pergerakannya barusan. Kali ini Winwin sangat terlihat lemah sekali dengan wajah yang masih pucat khas orang sakit.

"Kok bisa sih Win? Makan yang sehat habis ini ya" peringatku padanya karena Winwin terkena usus buntu.

Lelaki yang tengah menggunakan baju warna hijau khas rumah sakit itu mengangguk dengan pelan.

"Yuta mana Jen?" ah benar aja aku ngga menemukan Yuta diruangan Winwin.

"Gue kira dia udah disini Win mangkanya gue kesini waktu kerjaan udah selesai. Yuta juga ga ada dirumah" jelasku yang juga kebingungan.

"Dia belum kesini" terdengar helaan nafas darinya.

"Mungkin masih meeting, nanti pasti kesini kok Yuta" ucapku berusaha menenangkan Winwin.

Saat serunya perbincanganku dengan Winwin, pintu ruangannya terbuka dan masuklah seorang lelaki yang tengah memakai sweater berwarna grey.

"Maaf lama ya? Kantinyanya rame" adunya.

"Engga kok" jawab Winwin. "Jen kenalin dia Lucas, cas dia Jenni temenku"

Aku tersenyum lalu mengulurkan tangannku dan dibalas oleh lelaki bertubuh besar ini. "Makasih udah jagain Winwin" ucapnya.

"Engga kok, Winwinkan temenku juga"

Lelaki yang bernama Lucas ini kembali mendudukkan dirinya pada sofa ruangan ini. Sedangkan aku sendiri menyampirkan kembali slingbagku pada pundak.

"Gue balik dulu deh Win, nanti gue suruh Yuta kesini nemenin lo"

Seketika wajah Winwin menjadi datar saat aku menyebutkan nama kekasihnya itu, perasaan tadi nyariin kenapa sekarang jadi sepet.

Aku memegang tali slingbagku lalu beranjak dari kursi dan tersenyum pada lelaki yang bernama Lucas tadi. Aku baru tau Winwin punya temen yang namanya Lucas, soalnya dalam tongkrongan kita ngga pernah ada orang itu. Ah entahlah.

Terlihat diluar langit udah berubah menjadi gelap dan lampu penerangan jalan udah hidup, lama banget aku berbincang dengan Winwin didalam sana.

Aku buru-buru memasuki mobil sedan berwarna hitam milikku lalu segera menancapkan gas meninggalkan area rumah sakit. Agak jauh dari rumah sakit aku menepikan kembali mobilku didepan sebuah resto makanan.

Karena ini udah mulai malam dan ngga mungkin banget aku bakalan masak dirumah, jadilah aku beli makan dan bakal dimakan dirumah.

Aku memesan beberapa menu yang tersedia dari resto ini. Selagi menunggu pesananku jadi aku duduk disalah satu meja dan memainkan ponselku untuk menghilangkan rasa bosan. Selang tiga puluh menit ada satu pelayan resto membawakan pesananku.

Aku sampai dirumah setelah lima belas menit perjalanan dari resto tadi, terlihat mobil Yuta udah terparkir digarasi berarti orangnya juga ada dirumah. Aku memasuki rumah lewat pintu dalam garasi lalu meletakkan sepatu yang telah ku lepas pada rak sepatu.

Aku menaruh semua makanan yang kubawa tadi diatas meja makan. "Tolong tatain ya" suruhku pada salah satu maid.

Setelah itu aku naik kelantai dua untuk masuk kedalam kamarku, baru setengah perjalanan aku berpapasan dengan Yuta ditengah tangga.

"Kemana aja? Kok baru pulang?" tanyanya lelaki yang memakai kaos putih oblong ini. "Ngomelnya nanti, tuh makan dulu gue mau mandi"

Aku melewati Yuta lalu masuk kedalam kamarku, aku menaruh tas pada sofa dan berlalu mengambil handukku. Cukup lima belas menit aku habiskan untuk membersihkan diri karena takut kalau lama makananku jadi dingin.

Aku turun kebawah sambil mencemol rambutku keatas, terlihat Yuta udah memegang sumpitnya tapi belum makan.

"Kenapa ga makan?" tanyaku. "Nungguin kamu"

Aku duduk dikursi depan Yuta lalu meraih sumpitku sendiri, aku mulai mengambil satu potong ayam lalu kumasukkan kemulut.

"Ahh iya" aku mulai membuka obrolan. "Lo udah ke Winwin? Gue tadi kesana ga ada lo"

Yuta menggelengkan kepalanya, berarti bener kalau dia belum menemui kekasih lucunya itu. "Aku capek"

"Lo dicariin tau, besok gue libur gue temenin lo kesana"



TBC

✔ My Husband is Gay | YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang