Pagi

1.4K 167 28
                                    




Votenya bestie










---------- Nakamoto Yuta ----------


Aku terbangun saat merasakan berat pada bagian atas tubuhku, saat membuka mata dan melihat kebawah ternyata kepala Yuta yang ia taruh pada tengah badanku dan sebelah tangannya masuk kedalam baju dan ditaruhnya tepat diatas perut.

Ternyata Yuta sebahagia itu menanti jagoan kecilnya hingga tidur saja ia temani.

Tanganku bergerak mengusap rambut tebalnya, sungguh aku ingin mencukur habis rambutnya yang masih terlihat seperti preman ini.

Sepertinya elusan dipucuk kepalanya mengganggunya karena bisa kurasakan Yuta yang mulai menggeliat tak nyaman.

"Ihh jangan dilepas" ucapnya dengan suara seraknya seraya meraih lagi tanganku dan ditaruh diatas kepalanya.

"Ayo bangun udah pagi" ajakku, sinar matahari saja sudah menyorot kamar ini dari balik horden itu.

Ia mulai mengubah posisinya menjadi terduduk namun tetap dengan mata terpejam, aku pun juga ikut duduk lalu memeluk tubuhnya dan mengusakkan wajahku pada dada bidangnya.

Aku melepaskan pelukan itu dan berlari memasuki kamar mandi saat perutku mulai bergejolak tidak enak. Morning sickness ini belum juga hilang, jujur sangat capek jika bolak-balik kekamar mandi tapi tidak memuntahkan apapun.

Yuta ikut masuk kedalam kamar mandi dan memijat tengkukku agar berhasil memuntahkan isis perutku. Aku mulai menyalakan kran air dan membasuh mulutku, ternyata seperti ini rasanya mau jadi seorang ibu.

"Udah?" tanya Yuta saat aku berbalik badan, akupun mengangguk mengiyakan pertanyaannya.

"Mau turun apa dikamar aja?"

"Turun, aku bosen" jawabku lalu mendahuluinya untuk keluar dari kamar, sepertinya suasana diluar kamar bisa membuatku sedikit rilexs.

Aku mencium aroma makanan saat berjalan menuruni tangga, sepertinya mama tengah memasak. Saat aku hendak berlari menuruni tangga, sudah ada tangan Yuta yang mencegah lenganku.

"Jangan lari yang"

Akhirnya kita berdua menuruni tangga bersama-sama dan saat sudah sampai bawah aku melepaskan genggaman tangan itu dan pergi menyusul mama yang berada didapur.

"Mama aku bantuin apa?"

Mama yang tengah memasukkan sayuran kedalam panci jadi menoleh. "Duduk aja ini udah mau selesai"

Selalu seperti itu, sejak aku pulang kesini mereka semua tidak pernah membiarkan aku untuk membantu memasak.

"Yuta ini Jenni suruh duduk"

Tidak begitu lama Yuta datang dan langsung menggiringku untuk duduk dikursi meja makan dan dirinya kembali masuk ke dapur.

Didepanku sudah berada papa yang asik membaca koran dengan ditemani secangkir kopinya.

"Papa ga kerja?" tanyaku membuka obrolan.

"Engga, ada Yuta dirumah kok papa kerja"

Aku hanya mengangguk dan tidak begitu lama Yuta kembali dengan membawa segelas susu ditangan kirinya. Ia menaruh gelas itu tepat didepanku.

✔ My Husband is Gay | YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang