END (1)

1.2K 120 37
                                    

Healing, fixing, refreshing

***

"Rio! Bantu pasang banner di depan aula ya!"

"Sis tau Pak Burhan dimana nggak?"

"Vin, temen-temen ada yang udah dateng. Gimana nih?"

Itulah suasana riuh yang tercipta di kalangan panitia perpisahan di belakang layar. Banyak yang belum dipersiapkan mengingat tadi pagi acara wisuda baru saja di selenggarakan sedangkan malamnya sudah berlanjut ke acara prom night. Lelah memang, tetapi sekolah hanya menyiapkan satu hari saja untuk semua rencana itu. Jadi mau tak mau panitia harus bekerja ekstra.

Panitia sendiri kebanyakan dari kelas sebelas dan segelintir dari kelas dua belas yang menjabat sebagai pengurus OSIS, seperti Alvin. Hal ini digunakan untuk memaksimalkan momen penting bagi kelas dua belas yang sebentar lagi akan berpisah dengan teman-teman yang tiga tahun menemani.

"Vin, lima belas menit lagi lo buka acara prom! Kenapa bisa masih pake kaos begini sih?" omel Sena kepada Alvin yang masih sibuk melihat sekeliling aula untuk memastikan semua hal sudah beres. Ia hanya tak mau teman-temannya kecewa dengan acara perpisahan yang hanya dilakukan seumur hidup sekali itu. Ia ingin semuanya merasa puas dengan interior, jalannya acara, serta konsep yang sudah ia dan rekan-rekannya persiapkan berbulan-bulan lamanya. Yang paling penting, ia tak ingin jerih payahnya dan temen-teman panitia sia-sia.

Alvin melihat arloji yang ada di tangannya. Kemudian ia menatap Sena. "Semua udah beres kan?"

Sena mengangguk. "Udah. Nih, pake dulu jas lo," ungkap gadis itu yang memakaikan jas di tubuh Alvin.

"Thanks ya!"

Alvin lalu melesat pergi ke atas podium. Lelaki itu melihat teman-temannya dari atas sana dengan berbagai tatapan. Ada tatapan bangga dan juga sedih. Sedih karena waktu harus memisahkan mereka bersama.

"Hallo! Selamat malam semuanya!" sapa Alvin diikuti sorak-sorak dari teman-teman yang nampak berbeda malam ini. Dari pihak laki-laki terlihat berwibawa dengan jas hitamnya sedangkan pihak perempuan nampak anggun dengan gaun yang mereka pakai. Dengan konsep negeri dongeng, mereka memakai gaun sesuai dengan gaun ala princess-princess jaman dahulu.

"Nggak terasa ya kita udah bersama selama tiga tahun. Nggak terasa kita berbagi suka dan duka bersama. Kita seperti keluarga bahkan gue rasa ini lebih dari itu. Kalian semua hebat! Akhirnya setelah berbulan-bulan berhadapan dengan ujian, kita semua bisa di sini untuk menikmati hasilnya. Bagi kalian yang sudah diterima di universitas, selamat ya! Tapi bagi kalian yang belum, nggak usah bersedih. Pasti masih banyak jalan menuju kesuksesan!" Alvin tersenyum.

"Oke gue nggak bakal lama-lama nyeloteh di sini. Gue mau bilang makasi banget buat kenangan tiga tahunnya and Enjoy the party!"

Musik DJ dinyalakan. Lampu temaram berubah menjadi lampu disko. Beberapa langsung menunjukkan kebolehannya dalam berjoget, beberapa ada yang hanya duduk menikmati sembari membuat instansori untuk ajang pamer.

Sena yang mendengar acara sudah dimulai nampak lega. Gadis itu tengah duduk di tempat duduk di luar gedung, memejamkan matanya karena rasanya badannya akan remuk sekarang juga.

Sebuah benda dingin menempel di pipinya. Sontak saja mata gadis itu terbuka dengan sedikit terkejut.

"Capek?"

Sena menerima kaleng soda sembari membenarkan posisi duduknya. "Lumayan..."

Alvin menatap Sena dengan tatapan sendu. "Gimana keadaan nyokap lo Sen?"

BimaSena✔️ COMPLETED [SEQUEL KEYLANDARA #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang