Baik sebelum membaca part ini, aku mau minta maaf banget karena udah lama ngga update hehe
Sebenernya pengen banget nyelesaiin cerita ini. Apalagi aku udah nyiapin ending yang sangat luar biasa untuk cerita ini tapi karena ada beberapa halangan jadi harus ketunda mulu. Ujian, dll. Mohon pengertiannya ya sahabat onlinekuuu
Doain aja ujiannya cepetan selesai dan semoga hasilnya memuaskan. Aamiin
Terima kasih yang tetep setiaaaaaaa huhu luvvvvv!!! Siapkan hati kalian! Enjoyy!!!
***
Sena melangkahkan kakinya dengan berat seolah sedang membawa ratusan ton beban di atas punggungnya menuju halaman rumah yang sedikit basah, hasil gerimis beberapa saat yang lalu.
Sehabis 'kabur' dari acara penembakan dadakan yang diselenggarakan oleh Alvin, Sena langsung berlari pulang ke rumah dengan derai air mata, tak peduli jika tasnya masih berada di lapangan sana. Persetan dengan itu semua. Toh, masih ada Shilla dan Zahra yang akan membawanya esok hari, jika mereka menyadarinya.
"Tuhan, semoga tidak ada masalah lagi di rumah ini... Setidaknya untuk hari ini saja... Aku mohon..." batin Sena pilu sebelum masuk ke dalam rumah itu, sebuah tempat yang sudah tak seperti rumah baginya, tempat yang bukan lagi sebagai jalan pulang, dan tempat yang bahkan tak mampu melindunginya dari kerasnya dunia sejak dua tahun yang lalu.
Gadis itu menghapus air mata dengan seragam putihnya, lalu berlatih untuk tersenyum dengan cara membuka mulutnya lebar-lebar. "Sena! Kamu bisa!" semangatnya kepada dirinya sendiri. Jika bukan dirinya yang memberi semangat, siapa lagi?
"Sena pulang!" ucap Sena lirih karena ia tahu sekeras apapun ia bersuara di rumah ini, keberadaannya tetap tidak akan dianggap. Ada namun tiada, itulah Sena.
Saat masuk ke dalam pintu rumah, ia dapat melihat ibu dan kakaknya berada di meja makan. Keduanya tengah asik mengobrol dan tak menghiraukan Sena seperti biasanya.
Hasna yang mendengar suara pintu terbuka segera melirik ke arah Sena sekilas. Kesempatan ini ia gunakan untuk berbicara keras kepada Rena, membuat Sena mau tak mau mendengar pembicaraan itu. "Aduh, hebatnya putri Ibu... Kemarin barusan keluar, eh besoknya udah dapet kerja. Ke perusahaan yang lebih besar lagi! Idaman banget sih anak Ibu!" teriaknya dengan bangga.
"Oh iya! Apa nama perusahaannya, Ren?" tanya Hasna dengan kencang.
"Nugraha Property, Bu. Bahkan, kerja samanya udah sampai mancanegara loh!" jawab Rena, membuat Sena menghentikan langkahnya sebentar, lalu menerawang ke depan.
"Apa katanya? Nugraha Property? Perusahaan bokapnya Alex dong? Jangan-jangan— Argh!" Sena mempercepat jalannya lalu meringsuk di balik selimut tebalnya. Ia memukul-mukul gulingnya dengan kasar. "Sena bodoh! Sena bodoh! Gimana bisa sih lo sejahat itu ke Alex sedangkan dia udah baik banget sama lo selama ini?" kesal Sena.
Karena risih, Sena mengambil ponsel yang ada di sakunya yang sedari tadi bergetar. Ia dapat melihat beberapa notif dari Shilla dan Zahra yang spamchat dan juga miscall tentang kemana dirinya pergi setelah acara itu. Namun, Sena tak peduli. Ia melempar ponselnya di sisi lain kasur. Matanya memejam untuk beberapa saat hingga bulir-bulir air mata jatuh lagi di pipinya. "Ayah... Sena kangen,"
Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Sena mengucek matanya yang perih. Ia tak menyangka telah tertidur dengan keadaan seperti ini, masih memakai seragam dan kaos kaki. Sungguh mengenaskan!
Gadis itu segera turun untuk berbenah diri dan mengisi perutnya yang lapar. Untung saja rumah sedang sepi. Ia tak tahu ibu dan kakaknya akan merespon apa kalau mereka tahu Sena baru bangun dalam keadaan seperti ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/148522679-288-k213587.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BimaSena✔️ COMPLETED [SEQUEL KEYLANDARA #1]
Novela Juvenil• COMPLETED || SEQUEL KEYLANDARA || BISA DIBACA TERPISAH • "Let see seberapa kuat lo nahan godaan dari gue, Arsena Lavenia Azura." -Alexander B. Zanuar- "Gue bersumpah kalau jatuh cinta sama lo itu adalah KUTUKAN! Lo sial b...