Enam

527 89 41
                                    

Pusat perbelanjaan di Seoul pada malam hari tak membuat tempat ini menjadi sepih, justru semakin ramai terlebih banyak pemuda dan pemudi yang bergandengan tangan berlalu lalang di hadapannya. Maklum saja karen hari ini merupakan malam minggu, malam di mana para pasangan remaja ataupun dewasa menikmati waktu untuk berkencan entah itu pergi ke pusta perbelanjaan, sungai Han, atau makan streetfood di Myeongdong.

Seperti janjinya pada Joohyun, saat ini Junmyeon sedang menemani Joohyun berbelanja di Pusat perbelanjaan terbesar di Seoul. Sudah lama rasanya Junmyeon tak menemani Joohyun berbelanja seperti ini. Sudah satu jam lebih mereka berkeliling, Joohyun sudah mendapatkan dress yang akan di kenakannya esok hari di hari kelulusan Sejong.

"Kita mau kemana lagi ? Kau lapar tidak ?" tanya Junmyeon, akibat Joohyun keasikan memilih dress dan mencarinya dari satu toko ke toko yang lain membuat mereka meninggalkan makan malam.

"Mau mencari hadiah untuk Sejong tentunya, setelah itu kita makan. Aku telaktir." Joohyun menjawab dengan senyuman lebarnya itu kemudian mengamit lengan Junmyeon, keduanya memasuki sebuah toko jam yang memiliki koleksi jam tangan bermerk mahal.

"Kau mau beli jam mahal untuk kekasihmu itu ? Kau baru mengenalnyanya berapa bulan tapi mau memberikannya jam, sedangkan aku sahabat lamamu ini tidak pernah mendapatkan jam mahal." celetuk Junmyeon, pria itu melihat-lihat koleksi jam yang dipajang di etalase. Mereka nampak berkilau dan mewah. Jelas, harganya saja sangat mahal.

"Berisik! Nanti ku belikan kalau kau wisuda."

"Aku hanya bercanda, aku tak mau jam."

"Lalu maunya apa ?" Joohyun menoleh kearah Junmyeon, pandangan mereka pun terkunci. Junmyeon menelan salivanya.

"Aku, aku mau ka-"

"Permisi, ada yang bisa saya bantu ?" ucapan Junmyeon terpotong begitu saja oleh pelayan pria yang datang menghampiri mereka, pria itu menyunggingkan senyum sopannya. Junmyeon mengusap wajahnya kasar ketika Joohyun melangkah bersama pelayan itu. Bisa-bisanya Junmyeon akan mengatakan kata yang tidak seharusnya diucapkan kepada Joohyun.

Junmyeon menatap punggung Joohyun, sepertinya wanita itu sedang memilih jam. Junmyeon lebih memilih duduk di salah satu sofa yang tersedia, namun pandangannya tak luput dari Joohyun. Bahkan ketika Joohyun menyuruhnya untuk mendekatpun pria itu menurut.

"Bagusan yang mana menurutmu ?" Junmyeon mrnatap ke arah tiga buah jam tangan berbeda merk itu. Junmyeon sangat tahu merk apa semua itu dan sangat tahu harganya sama saja dengan membeli motor baru.

"Apa kau serius Joohyun, Sejong hanya kekasihmu bukan suamimu. Kau tidak usah membuang uang sebanyak ini." Junmyeon berbisik pelan pada Joohyun.

"Aku serius Junmyeon, kau tenang saja ini aku beli menggunakan uangku sendiri." jelas Joohyun, kemudian wanita itu memilih salah satunya tanpa menunggu keputusan dari Junmyeon.

"Tapi Joohyun, kau ini ya benar-benar."

"Sudahlah Junmyeon, jangan buat aku bad mood." Kening Joohyun mengerut, menatap Junmyeon tak suka kemudian melangkah menuju kasir untuk membayar jam tangan tersebut.

Selang beberapa menit Joohyun melangkah keluar dari toko, diikuti oleh Junmyeon di belakangnya. "Kau marah hanya karena aku mengatakan seperti tadi ?"

Joohyun masih diam, wanita itu mempercepat langkahnya. "Kalau ada yang bicara itu didengar dan melihat lawan bicaranya, Bae Joohyun."

Joohyun mencebikkan bibirnya dan masih melangkah dengan cepat, namun Joohyun tak sangka jika Junmyeon menarik lengannya hingga membuat Joohyun berbalik menatap pada Junmyeon. Pria itu menatap Joohyun tepat di manik matanya, rahangnya jelas terlihat mengeras.

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang