tiga puluh

896 111 156
                                    

Joohyun melangkah mendekat ke arah kedua insan berbeda jenis itu meski ragu, Junmyeon masih mendekap Yoona yang menangis dalam pelukannya. Joohyun menautkan kedua tangannya seraya merunduk.

"Yoona-" lirih Joohyun, wanita itu menengadah untuk melihat ke arah Yoona. Junmyeon melepaskan pelukannya pada Yoona, sedangkan Yoona memalingkan wajahnya sembari mengusap air matanya itu.

"Sebelumnya aku minta maaf, maaf jika aku membuat situasi ini menjadi berantakan. Maaf karena kedatanganku justru membuat semuanya seperti ini." Joohyun menyunggingkan senyumnya dengan kedua mata yang berkaca-kaca, Junmyeon seketika merasa ada yang tidak beres dengan semua ini.

"Joohyun–"

"Aku hanya masalalunya, aku hanya wanita masalalu yang kebetulan lewat dalam kehidupan Junmyeon. Kalian sudah melewati semuanya sejauh ini, tak seharusnya aku datang dan merusaknya. Junmyeon milikmu, terimakasih sudah memberiku waktu meski hanya satu hari bersamanya." Joohyun menyunggingkan senyum lebarnya, namun tidak dengan air mata yang menetes begitu saja.

"Joohyun apa maksudmu ?!" tanya Junmyeon marah, mengguncang bahu Joohyun cukup keras. Joohyun menggelengkan kepalanya, wanita itu melepaskan cengkraman tangan Junmyeon pada bahunya.

"Aku menyerah Junmyeon, aku tidak bisa melanjutkan semua ini. Yoona mencintaimu, pernikahanmu dengannya semakin dekat. Biarkan hal ini menjadi pelajaran bagiku, seharusnya dari dulu aku tidak menolakmu. Kau sudah mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dariku, yaitu Yoona." Joohyun mengusap bahu Junmyeon sebentar, kemudian menatap Yoona yang masih memalingkan wajahnya dengan bersidekap dada.

"Sekali lagi maafkan aku Yoona." Joohyun hendak melangkah namun Junmyeon lebih dulu mencekal lengan wanita itu. "Kau pun mencintaiku Joohyun, kau mengatakan padaku akan bertahan bersamaku!"

"Aku tidak bisa Junmyeon," Joohyun menarik paksa tangannya, kemudian melangkah meninggalkan Junmyeon serta Yoona di ruang tamu. Junmyeon tentu tak tinggal diam, pria itu berlari meninggalkan Yoona yang masih bergeming di tempatnya. Pria itu bahkan sama sekali tidak menoleh ke arahnya, tetap berlari ke arah Joohyun. Sebegitu tak diinginkankah dirinya oleh Junmyeon ? Sebegitu cintakah Junnyeon pada wanita itu ?

Yoona menyunggingkan senyum miringnya, menatap punggung Junmyeon yang semakin menjauh.

Suara langkah kaki mendekat ke arah Yoona, wanita paruh baya itu pun menatap ke arah pintu yang terbuka. "Eomma mendengar semuanya Yoona,"

Yoona menghela nafasnya, wanita itu mengusap wajahnya kasar. "Anggap eomma tak mendengar apapun."

"Kau tetap akan melanjutkan pernikahan itu ?"

"Tentu saja, aku tidak ingin malu di hadapan orang-orang karena kegagalan pernikahanku. Banyak orang yang mendengarkan kabar jika aku akan menikah dengan Junmyeon, lalu akan aku taruh dimana wajahku ketika pernikahan itu gagal," balas Yoona, wanita itu melangkah menuju sofa dan menghempaskan tubuhnya di sana.

Ibu paruh baya itu melangkah mendekat, berdiri di samping sofa yang Yoona tempati. Wanita yang sudah tak muda lagi itu mengusap bahu Yoona. "Ini bukan soal malu atau tidak Yoona, tapi bagaimana kehidupanmu selanjutnya setelah pernikahan itu."

"Eomma tidak usah khawatir, Junmyeon pasti akan mencintaiku dan melupakan masalalunya itu. Cinta datang karena terbiasa bukan ?" ujar Yoona, wanita itu kini tengah bermain ponselnya.

"Bukan maksud eomma buruk, namun kau sudah mengenal Junmyeon cukup lama. Hampir 5 tahun kau kenal dengannya, kau bersama dengannya. Namun pada kenyataannya dia tak bisa melupakan masalalunya." wanita paruh baya itu mengusap bahu Yoona pelan.

"Eomma, aku yakin setelah wanita itu pergi. Junmyeon akan melupakannya, eomma tak perlu takut."

"Eomma takut hubunganmu akan berakhir seperti eomma dan appa, eomma tidak mau itu terjadi Yoona. Junmyeon tak mencintaimu, eomma tak yakin dia akan bertahan dalam pernikahan tanpa cinta. Eomma harap kau memikirkan hal ini baik-baik,"

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang