Junmyeon yang tengah berkutat dengan berkas di ruangan miliknya utu terhenyak ketika Yoona menutup pintu cukup kencang, Junmyeon meletakkan berkasnya dan menatap ke arah Yoona dengan kening mengerut. "Ada apa ?"
"Kau bahkan memutuskan keputusan sepihak Junmyeon! Yang menikah itu kita, bukan hanya dirimu. Aku berhak memilih designer siapa yang akan aku pakai!" seru Yoona, nafasnya terlihat tak beraturan menandakan jika wanita itu benar-benar emosi.
Junmyeon beranjak dari duduknya. "Kau tidak nengerti Yoona, aku ada alasan tersendiri mengapa aku membatalkan jasa designer itu."
"Apa alasannya ?"
Junmyeon diam, Yoona berdecak. Wanita itu mengusap wajahnya. "Lihat! Kau bahkan tidak bisa menjawabnya Junmyeon."
"Ini demi kebaikan kita!"
Yoona sedikit terkejut ketika Junnyeon membentaknya seperti itu. "Kebaikan seperti apa ?"
"Kebaikan hubungan kita. Kau harus menuruti perkataanku Yoona, kumohon," Junmyeon meraih jemari Yoona.
Yoona menghela nafasnya, menyugar rambut panjangnya itu ke belakang. "Aku tidak enak hati dengan Irene, Jun. Dia bahkan telah menyelesaikan desainnya dalam waktu singkat."
"Hanya gambar, lagipula aku akan membayar jasanya."
Yoona menggeleng. "Itu bukan hanya gambar Junmyeon, tapi ada kerja keras seseorang disana."
"Aku tahu, itu pekerjaannya. Semua pekerjaan pasti ada konsekuensinya. Kita cari designer yang lain ya." Junmyeon mengusap punggung tangan Yoona berulang kali, matanya menatap pada manik mata Yoona.
"Pernikahan kita semakin dekat Junmyeon, apakah masih bisa mencarin designer baru dan dia bisa menyelesaikannya dalam kurun waktu 2 bulan ?" Junmyeon mengangguk yakin.
"Aku sudah menyuruh sekretarisku untuk mencari designer yang kompeten, kau tenang saja ya." Junmyeon mengusap surai panjang Yoona kemudian membawa wanita itu dalam dekapannya, Yoona pun membalas pelukan Junmyeon.
"Belum saatnya kau tahu siapa Bae Irene sebenarnya Yoona." batin Junmyeon.
🍁🍁🍁
Joohyuh beranjak dari duduknya dengan malas, wanita itu melangkah menuju pintu apartemennya dan menampilkan wanita bersurai pendek dengan kulit putihnya itu nampak menatapnya khwatir. Joohyun hendak menutup pintu apartemennya kembali namun tercegah oleh tangan kekar lain, Joohyun berdecak.
"Kalian pergilah."
Seungwan menggeleng, "dengarkan aku dulu Joohyun, kau tega mengusirku yang jauh-jauh dari Korea ke sini."
"Aku tidak peduli, kau bahkan lebih tega kepadaku," Joohyun melangkah memasuki apartemennya, Seungwan lantas mengikuti langkah wanuta bertubuh mungil itu disusul oleh Chanyeol yang menutup pintu apartemen milik Joohyun.
"Aku benar-benar tak bermaksud seperti itu Joohyun-"
"Kau tak perlu menjelaskan apapun Wen, karena aku sudah mengetahui semuanya. Mengetahui jika Junmyeon akan menikah dalam waktu dekat, Chanyeol dan Sehun bahkan mengetahui kabar itu jauhhh sebelum aku mengetahuinya. Namun mengapa kalian tak mengatakan hal ini padaku ?" Joohyun menatap Seungwan dan Chanyeol bergantian, tak terasa cairan bening itu kembali membasahi pipinya namun dengan cepat Joohyun mengusapnya.
"Apa kesalahanku di masalalu sangat tidak bisa dimaafkan sehingga kalian bersikap demikian ?" Seungwan menggelengkan kepalanya, wanita itupun ikut menangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
Fanfiction"Aku tahu aku sangat bodoh berkata seperti ini, aku hanya ingin memastikan perasaanmu saja. Hanya itu." Wanita itu menggelengkan kepalanya sembari tertawa. "Junmyeon, jangan bodoh! Kita bersahabat sangat lama dan kau tahu jika aku-" "Aku tahu, san...