tiga

576 88 29
                                    

Dulu saat masih sekolah menengah atas, Junmyeon pernah memukul seseorang karena membuat Joohyun menangis. Karena bagi Junmyeon Joohyun adalah segalanya, dia tak suka ketika melihat wanita yang dicintainya menangis karena perbuatan pria yang disebut sebagai kekasih Joohyun semasa itu. Cerita yang sangat klise karena kekasih Joohyun saat itu berselingkuh dari Joohyun, Joohyun yang tak terima dikhianati pun memberanikan diri untuk berbicara langsung dengan wanita selingkuhan kekasihnya itu.

Namun yang Joohyun dapatkan adalah sebuah tamparan yang dilayangkan oleh kekasihnya itu dan lebih membela wanita lain dari pada Joohyun, Junmyeon melihat langsung kejadian itu langsung berlari kearah pria itu dan meninjukan beberapa tinjuan.

"Kau pria! Seharusnya kau bisa lebih menghargai seorang wanita, sialan!" seru Junmyeon, pria terus memukul pria yang berada di bawahnya seperti kesetanan.

Sedangkan Joohyun berusaha untuk menghentikkan apa yang Junmyeon lalukan, terlebih banyak orang yang melihat kearah mereka. Joohyun takut jika ada petugas keamanaan datang. Joohyun berulang kali berusaha menarik seragam sekolah Junmyeon.

"Junmyeon kumohon hentikan." lirih Joohyun disela isak tangisnya.

Junmyeon sontak menghentikkan aksinya, pria itu menoleh pada Joohyun yang menangis di belakangnya. Pria itu segera mendekat pada Joohyun, mengusap perlahan pipi Joohyun yang memerah bekas tamparan pria sialan itu. Rahang Junmyeon mengeras.

"Apakah sakit ?" Junmyeon menatap pada kedua bola mata Joohyun, wanita itu menggelengkan kepalanya namun air matanya terus mengalir.

Junmyeon menghela nafasnya kemudian membawa Joohyun dalam dekapannya dan tak kembali bertanya pada Joohyun agar Joohyun tenang. Junmyeon mengalihkan pandangannya pada pria yang tengah dibantu untuk berdiri oleh seorang wanita disana.

"Kau seharusnya tak menangisi pria brengsek seperti dia Joohyun." geram Junmyeon, sebenarnya Junmyeon belum puas menghabisi pria brengsek itu namun apa boleh buat Joohyun melarangnya.

"Kita pulang saja, aku tak apa." Junmyeon menghela nafasnya, lalu tangannya terulur untuk menghapus air mata Joohyun. Keduanya pun melangkah beriringan dengan Junmyeon yang menggenggam jemari Joohyun erat.

"Nanti mampir kerumahku dulu, jangan pulang. Nanti ibumu pasti khawatir jika tahu putrinya terluka." Joohyun hanya mengangguk dan menurut saja ketika Junmyeon bantu memakaikan helm di kepala Joohyun.

"Ini pasti sakit 'kan ?" Junmyeon menunjuk sudut bibir Joohyun, namun wanita itu lebih cepat menunduk.

"Sudah ayo pulang." Junmyeon segera maniki motornya disusul oleh Joohyun di belakangnya.

"Pegangan, nanti jatuh." Joohyun hanya bergumam, namun wanita itu segera memeluk perut Junmyeon.

"Junmyeon!!" teriakan cempreng khas Joohyun berhasil menyadarkan Junmyeon dari lamunannya, pria itu mengerutkan keningnya ketika melihat di sebrang balkon Joohyun berdiri dengan plastik di tangannya. Demi tuhan sekarang jam menunjukan pukul 11 malam.

Junmyeon beranjak dari meja belajarnya dan keluar dari kamarnya, menuju balkon. "Ada apa ? Bukannya tidur."

"Temani makan ya, tiba-tiba pengin makan corndog sama tteoppoki." Joohyun nyengir, wanita itu hanya menggunakan baju tidur khas anak sekolah dasar. Terlebih terdapat jepitan rambut di rambutnya itu, Junmyeon memejamkan matanya sejenak. Mengapa Joohyun slalu menggemaskan.

 Mengapa Joohyun slalu menggemaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang