dua

776 107 27
                                    

Kyungsoo menatap bingung kearah teman sekaligus rekan kerjanya itu, karena beberapa jam yang lalu pria itu berkata jika hari ini tak bisa bekerja. Namun nyatanya dia masuk ke dalam bakery tanpa mengatakan apa-apa. Pria yang mencukur rambutnya rapih itu mendekat kearah Junmyeon yang sedang meletakkan ranselnya, mengganti kemejanya menjadi pakaian seragam bakery dan juga menggenakan apronnya.

"Kau bilang tak bekerja hari ini." Kyungsoo melipat kedua tangannya, bersandar di ambang pintu.

Junmyeon memasukkan kemeja dan ranselnya ke dalam loker, pria itu menyugar rambutnya asal ke belakang. "Berubah fikiran, Joohyun tak jadi minta untuk ditemani."

"Kenapa ?"

"Mengapa hari ini kau banyak bertanya, tak ada Sehun. Kau pun yang menggantikannya." Junmyeon menggelengkan kepalanya.

"Ya! Aku sebagai teman yang baik 'kan bertanya, siapa tau kondisimu tak mengenakan." ujar Kyungsoo sewot.

Junmyeon terkekeh, menepuk bahu Kyungsoo perlahan. "Sudahlah jangan diambil pusing, Wendy mana ?"

"Ngecek stock barang di gudang."

Junmyeon menaikan satu alisnya kemudian mengangguk mengerti, siang hari yang panas seperti ini tak banyak penggunjung yang datang. Hanya ada satu orang pria yang menikmati secangkir kopi dan waffle di sebelahnya.

 Hanya ada satu orang pria yang menikmati secangkir kopi dan waffle di sebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lonceng pintu masuk berbunyi, pertanda ada pelanggan yang masuk. Nemun ternyata bukan, dia hanyalah pria tinggi dengan telinga lebar dan senyuman menjengkelkan yang di pamerkan pria itu.

"Aku mendengarkan berita baru hari ini." Chanyeol membuka pembicaraannya ketika berdiri berhadapan dengan Junmyeon, hanya dibatasi oleh meja kasir.

"Joohyun sepertinya akan kembali berkencan, sedangkan kau. Sama sekali tak ada keberanian mengungkapkan perasaan, bagaimana sih." lanjut pria itu. Junmyeon menatap pria bernama Park Chanyeol itu sinis.

"Yang penting tidak sepertimu, hanya menabur janji palsu." bukan Junmyeon yang menjawab, melainkan wanita berambut hitam sepunggung yang baru saja keluar dari gudang.

"Sayang, aku tak seperti itu ya." Chanyeol menpoutkan bibirnya.

Di samping Wendy, Junmyeon hanya memutar kedua bola matanya jengah. Hal menjijikan apa yang dilihatnya tadi, ayolah lagi-lagi dia selalu berada di antara manusia yang sedang jatuh cinta. Hal apa yang di lakukannya di masalalu hingga selalu dihadapkan dengan kondisi saat ini.

"Kau lupa, semalam siapa yang ingkar janji ? Kau ya! Sudahlah jangan ganggu aku kerja, sana pergi." Wendy mengibas-ibaskan tangan kanannya.

"Kan sudah ku jelaskan, banyak tugas yang tak bisa aku tinggalkan. Sayang, maafkan aku ya." Chanyeol berusaha meraih tangan Wendy.

"Ya! Lepaskan."

Junmyeon mengacak rambutnya. "Ku fikir ini bukan saatnya kalian bertengkar di sini. Chanyeol, kau bisa menunggu Wendy seperti biasa di kursi pojok itu. Demi kenyamanan pelanggan."

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang