satu

1.2K 134 18
                                    

Cinta dalam diam, sepertinya hampir semua orang pernah mengalami Cinta dalam diam. Entah itu pada kaka kelas, adik kelas, tetangga bahkan sahabat sendiri. Awalnya tak ada perasaan apapun, namun seiring berjalannya waktu mereka bersama. Tumbulah perasaan pada salah satunya, perasaan karena terbiasa selalu bersama. Tak ingin menghancurkan persahabatan membuatnya mencoba bersikap biasa saja ketika di hadapannya, cukup sulit menghadapi hal seperti itu.

Junmyeon mencoba menerbitkan senyumnya ketika Joohyun, sahabatnya itu membicarakan tentang pria bertubuh tinggi yang berada di jurusan kedokteran yang sejak lama di sukai oleh Joohyun. Satu jam yang lalu pria itu menghampiri Joohyun, mengajaknya berkenalan secara langsung, bahkan pria itu bertukar nomor ponsel dengan Joohyun. Dan kini Joohyun nampak bahagia, terlihat dari tatapan bahagia dari raut wajah Joohyun, wanita itu tersenyum kearahnya.

Dan ayolah, Joohyun putus dengan Minho belum ada setahun dan wanita itu kini sudah didekati lagi oleh pria lain lagi.

"Kau seperti tak menyukai Sejong, apa Sejong bukan pria yang baik di matamu ?"

"Ah! Tidak tahulah, memang aku satu jurusan dengannya ? Tidak." Junmyeon melipat kedua tangannya, melihat kearah luar yang terlihat sangat panas hari ini. Karena saat ini musim panas sedang berlangsung.

Sepertinya Junmyeon harus mencari tahu seperti apa Sejong, dia punya Chanyeol karena sahabatnya itu cukup kenal dengan Sejong. Ya dia harus mendapatkan info itu secepatnya.

"Ya Junmyeon!" satu cubitan di lengan Junmyeon membuat pria itu melotot kearah Joohyun, serius ini cukup sakit. Bagaimana tidak, Joohyun mencubitnya kencang.

"Aish, kulitku terbawa oleh kukumu itu. Bae Joohyun!" Pekik Junmyeon, membuat beberapa para penggunjung di cafe ini melihat kearah mereka penasaran.

"Itu balasan karena kau tak mendengarkan ku bicara, bodoh!"

Junmyeon menghela nafasnya, memutar kedua bola matanya jengah. "Jujur, aku bosan mendengarmu berbicara tentang Sejong Sejong itu."

Joohyun menyipitkan matanya, melihat kearah Junmyeon menyelidik. Lalu jari telunjuknya terangkat, tepat di depan hidung Junmyeon. "Kau cemburu yaa."

"Tidak!" Junmyeon menggelengkan kepalanya cepat.

Lalu terdengar tawa meledak khas Joohyun, wanita itu nampak puas menertawakannya begitu. Junmyeon bangkit dari duduknya. "Sepertinya kau harus pulang, jika tidak aku akan mati karena malu mempunyai teman sepertimu."

"Kau malu mempunyai teman sepertiku ?" Joohyun mencebikkan bibirnya.

Junmyeon memejamkan matanya. "Tidak, aku hanya bercanda tadi. Ayo!"

Joohyun menggembangkan senyumnya, lalu wanita itu beranjak dari duduknya dan melangkah mengikuti Junmyeon dari belakang. "Hari ini kau yang membayar makanan tadi 'kan ?"

"Setiap hari selalu aku yang bayar, kau tak pernah."

"Kau kan pria dan kau bekerja. Pastilah dapat uang, jadi kau saja yang bayar." Joohyun cengegesan, menampilkan gigi-giginya yang rapih.

Sedangkan Junmyeon, pria itu hanya bisa menghela nafasnya dan merelakan uangnya kembali keluar untuk membayar makanan tadi. Sejujurnya, Junmyeon tak masalah akan uang itu. Selagi dirinya masih bersama dengan Joohyun, Junmyeon merasa semuanya tak apa meskipun uangnya akan habispun dia tak apa. Asal bersama dengan Joohyun.

"Kemana lagi sekarang ?" tanya Junmyeon, ketika keduanya telah berada di atas motor hitam milik Junmyeon.

"Kau akan kembali ke bakery ?" tanya Joohyun balik.

"Tentu saja, jika tidak aku akan makan dengan apa."

Joohyun mencebikkan bibirnya, bersandar pada punggung Junmyeon. "Aku ikut ya, di rumah bosan."

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang