duapuluh empat

789 112 133
                                    

"Kau benar tak ingin masuk hyung ?"

Junmyeon mengalihkan pandangannya ke arah lain selain Chanyeol. "Untuk apa ?"

"Kau sangat membencinya ?"

"Kau sudah tahu tidak perlu bertanya."

Chanyeol mendengus. "Permasalahan tidak akan selesai kalau hyung terus lari seperti ini."

"Aku sudah menyelesaikan urusanku dengannya 5 tahun yang lalu," balas Junmyeon, pria itu berkata seolah topik pembicaraan yang dibahas oleh Chanyeol tak menarik baginya. Junmyeon berulang kali berbicara tanpa menatap ke arah lawan bicaranya.

"Urusan yang sekarang hyung, bukan 5 tahun yang lalu. Dan hyung sedang berbicara denganku, bisakah menatap kearahku ?" desak Chanyeol kesal.

"Urusan yang sekarang pun telah selesai, aku sudah mengatakan padanya untuk menganggap jika dia tak pernah kenal denganku," jawab Junmyeon cepat, pria itu menatap ke arah Chanyeol dengan tatapan tajamnya.

"Tapi hyung-" ucapan Chanyeol terputus ketika Yoona keluar dari ruangan Joohyun dan menghampiri keduanya.

"Kenapa di luar sih ? Ayo masuk."

"Aku di sini saja, lagipula aku tak kenal dengannya," balas Junmyeon santai, Chanyeol bahkan terkejut mendengar jawaban yang terlontar dari bibir pria itu.

"Mau tidak kenal Irene pun, kau harus masuk Junmyeon. Katakan maaf padanya."

Junmyeon melihat ke arah Yoona. "Maaf untuk apa ?"

"Karena keputusanmu yang mencancel menggunakan jasanya." Yoona melipat kedua tangannya, menatap balik ke arah Junmyeon lalu meraih tangan Junmyeon. Wanita itu menarik tangan Junmyeon untuk membuat pria itu beranjak dari duduknya.

"Kau tidak bisa memaksaku seperti ini Yoona."

"Bisa."

Yoona menarik tangan Junmyeon dan membuka pintunya, Joohyun terlihat mengusap pipinya dan Seungwan yang nampak tengah mengusap bahu Joohyun pun mengalihkan pandangannya pada Yoona dan Junmyeon yang berada di belakangnya.

Dalam beberapa detik netra Joohyun bertubrukan dengan netra hitam milik Junmyeon, namun dengan cepat wanita itu mengalihkan pandangannya. Rasanya menatap Junmyeon sama dengan menusukkan belati di hatinya. Joohyun tak kuat untuk itu.

"Joohyun, calon suamiku ingin mengatakan sesuatu padamu." ujar Yoona, wanita itu nampak mengusap lengan Junmyeon.

Joohyun menatap Seungwan, memberikan sinyal pada wanita berambut pendek itu. Seungwan yang menyadari hal itu pun lantas berdeham. "Em-Irene harus istirahat, terimakasih sudah datang untuk membesuk."

Yoona nampak bingung, namun wanita itu mengangguk dan kembali menatap ke arah Joohyun yang masih diam menunduk. "Istirahat yang banyak ya Irene, cepat sembuh. Sekali lagi maaf."

"Terimakasih sudah datang." balas Joohyun lirih.

Yoona mengangguk, kemudian melangkah keluar disusul oleh Junmyeon setelah pria itu berpamitan pada Seungwan. Benar-benar mengabaikan Joohyun yang berada di dalam. Pintu kembali di tutup dan tangis Joohyun kembali pecah.

Seungwan memeluk Joohyun dan memberikan kalimat kalimat penenang untuk Joohyun.

🍁🍁🍁

Junmyeon mengusap wajahnya berulang kali ketika lagi-lagi raut sedih Joohyun yang muncul dalam pikirannya. Raut sedih Joohyun yang tak sengaja pria itu dapati ketika masuk ke dalam kamar inap wanita itu siang tadi, Junmyeon sangat tahu jika Joohyun saat itu tengah menangis.

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang