Tujuh

537 97 30
                                    

Hari menjelang kelulusan Junmyeon semakin dekat, saat ini pun Junmyeon ditemani oleh Yerim dan juga Ibunya disalah satu pusat perbelanjaan mencari setelan formal yang akan digunakan oleh Junmyeon di hari kelulusannya sebagai lulusan Master tersebut.

Junmyeon terus menyunggingkan senyumnya, bagaimana Ibu dan Yerim sangat antusias memilihkan kemeja yang cocok untuk Junmyeon kenakan. Meskipun beberapa hari kebelakang kesehatan Ibunya itu sempat drop, namun melihat hari ini Ibunya terlihat membaik membuat Junmyeon senang. Dia tak suka jika Ibunya jatuh sakit.

"Oppa, bagaimana dengan ini ? Sepertinya sangat cocok untuk oppa." Yerim memperlihatkan kemeja putih yang menurut Junmyeon sama saja seperti yang Yerim perlihatkan sebelumnya.

"Bukan kah sama seperti yang tadi kau perlihatkan ?" Junmyeon menggaruk keningnya itu, pria itu bahkan menyunggingkan bibirnya memperhatikan gigi putihnya.

"Beda oppa!" seru Yerim, gadis itu nampak geram kemudian kembali memilih. Junmyeon terkekeh.

Ibu Junmyeon menyunggingkan senyumnya, wanita yang tak lagi muda itu mengusap bahu putra sulungnya dan menatap pada kedua manik mata Junmyeon dengan mata sayunya itu. Junmyeon lantas menoleh ke arah Ibunya itu dan menyunggingkan senyumnya.

"Eomma duduk saja di kursi ya, pasti capek menunggu Yerim memilih kemeja." Junmyeon merangkul Ibunya itu dan wanita itu pun menurut.

"Anak eomma sudah besar-besar ya, waktu terasa cepat berlalu. Bahkan anak eomma yang satu ini akan lulus dengan gelar Masternya," Ibu Junmyeon mengusap tangan Junmyeon yang ada di bahunya itu.

Junmyeon hanya menyunggingkan senyumnya, kemudian mempersilahkan Ibunya untuk duduk. Junmyeon lantas berlutut di hadapan Ibunya itu, mengusap punggung tangan Ibunya itu dengan lembut. "Junmyeon tidak akan bisa sampai saat ini jika eomma tak merawatku dengan baik, juga dengan doa-doa yang selalu eomma panjatkan untukku."

Wanita yang rambut pendeknya tergerai itu mengusap pipinya dengan cepat ketika tak terasa air mata mengalir begitu saja di pipinya. Junmyeon pun panik, pria itu menatap wajah Ibunya khawatir. "Eomma-"

"Tak apa, eomma tak apa." Wanita itu menyunggingkan senyumnya, kemudian menepukkan tangannya pada punggung tangan Junmyeon.

"Benar ?"

"Oppa, sekarang oppa tidak boleh komplain." ucap Yerim yang tiba-tiba saja datang. Junmyeon lantas menoleh.

"Iya iya. Eomma tunggu di sini ya, sebentar saja." Ibu Junmyeon mengangguk, Junmyeon lantas beranjak dari duduknya kemudian melangkah mengikuti Yerim yang sudah lebih dahulu melangkah.

🍁🍁🍁

"Eonni!" seru Yerim ketika melihat Joohyun. Dia tak seorang diri, tentu saja di sampingnya itu terdapat Sejong bahkan lengan Joohyun melingakri lengan pria itu.

Joohyun nampak terkejut, wanita itu menggembangkan senyumnya kemudian melangkah mendekat ke arah Yerim. Sedangkan Junmyeon masih jauh, pri itu berdiri di samping Ibunya. Dari seluruh banyaknya pusat perbelanjaan di Seoul, mengapa dia harus bertemu dengan Joohyun. Junmyeon tidak menjauhi Joohyun, tentu saja tidak. Hanya saja, Junmyeon boleh egois bukan ? Jika dia tak suka ketika melihat Joohyun bersama pria lain.

"Yerim kenapa tidak menghubungi eonni kalau mau pergi berbelanja." Joohyun memberengut, rupanya dia masih Joohyun yang sama. Pikir Junmyeon.

"Yerim tidak berbelanja eonni, hanya memilihkan pakaian formal untuk Oppa di hari kelulusannya." jelas Yerim, gadis itu menyunggingkan senyumnya. Gadis itu mengalihkan perhatiannya pada pria di samping Joohyun yang kini tengah tersenyum hangat ke arahnya.

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang