sembilan belas

638 92 81
                                    

Yoona menyunggingkan senyum lebarnya ketika netranya menangkap Junmyeon yang sudah berdiri di samping mobil milik pria itu, dengan langkah cepat Yoona mendekat kearah Junmyeon. "Menunggu lama ?"

Junmyeon menggelengkan kepalanya, pria itu mengeluarkan sebuket bunga dari balik tubuhnya. "Happy Anniversary!"

Yoona menerima buket bunga itu dengan senyum lebarnya. "Kukira kau lupa dengan tanggal kita pacaran."

"Kalau lupa aku tidak mungkin membelikanmu bunga bukan ? Kita makan malam dulu ya," ucap Junmyeon. Pria itu membukakan pintu mobil untuk Yoona, wanita itu menoleh kearahnya.

"Eomma hari ini akan masak banyak, kita makan malam di rumahku saja. Eomma pun ingin berbicara denganmu." Junmyeon nampak berpikir kemudian mengangguk, pria itu kembali menutup pintu mobil ketika Yoona berhasil masuk dan duduk di dalam mobil samping kemudi.

"Yerim pun akan ikut makan malam dengan kita," lanjut Yoona ketika Junmyeon telah duduk tepat di sampingnya, pria itu tengah sibuk mengenakan seatbelt.

"Eomma mau berbicara apa memangnya ? Aku jadi nervous karena Yerim bahkan diundang makan malam, biasanya anak itu sibuk dengan urusan kuliahnya." kedua alis Junmyeon nampak mengerut, Yoona mengusap kening Junmyeon perlahan degan senyuman terpantri dibibirnya itu.

"Nanti kau akan tahu jika sudah di rumahku, ayo."

Junmyeon mengangguk, kemudian mulai melajukan mobilnya meninggalkan parkiran perusahaan tempat Yoona bekerja. Sepanjang perjalanan keduanya dihabiskan untuk membicarakan kegiatan apa saja yang dilakukan di kantor, bahkan sesekali membicarakan proyek yang sedang mereka kerjakan.

Junmyeon tentu saja sangat senang ketika membicarakan banyak hal dengan Yoona. Wanita itu memiliki pengetahuan yang banyak, jika membicarakan politik pun wanita itu tahu, apalagi membicarakan proyek atau desain bangunan. Itulah hal yang menjadi salah satu alasan mengapa dia masih bertahan dengan Yoona, dia wanita yang baik. Mengenalnya beberapa tahun belakang ini membuat Junmyeon tahu bagaimana Yoona yang rutin dalam setahun, dua kali wanita itu mengunjungi yayasan yatim piatu untuk memberikan donasi. Atau nengikuti kegiatan-kegiatan kemanusiaan lainnya.

Junmyeon selalu takjub ketika melihat bagaimana wajah Yoona langsung berbinar ketika berhadapan dengan anak-anak itu, juga hal ini yang membuat Junmyeon yakin untuk mulai membuka hatinya untuk Yoona. Kekasihnya.

Dua puluh lima menit Junmyeon habiskan waktunya untuk menyetir mobil dan kini keduanya tengah melangkah memasuki rumah milik Yoona, Yoona menggenggam erat tangan Junmyeon sedangkan kanan kirinya mendekap buket bunga pemberian Junmyeon.

"Kami pulang!" seru Yoona, wanita itu melepaskan genggaman Junmyeon dan mengecup pipi Ibunya ketika sudah berada di dapur.

"Eomma belum selesai memasaknya, kenapa sudah pulang ?" keluh Seokyung, Yoona terkekeh.

"Tidak apa, biar Yoona bisa bantu eomma."

"Oh iya! Yerim mana ? Belum kesini ?" Seokyung menggelengkan kepalanya.

"Belum, baru saja eomma menelfonnya. Katanya dia masih ada urusan di kampus."

Yoona menganggukan kepalanya lalu memutar tubuhnya, menghadap kearah Junmyeon yang tengah tersenyum melihat interaksi ibu dan anak itu. "Kau mandi dulu, ada bajumu yang tertinggal disini. Ayo,"

"Eomma, saya ke atas dulu." ucap Junmyeon kemudian mengikuti langkah Yoona yang sudah berjalan di depannya.

Seokyung mengangguk, "iya, jangan lama-lama."

Junmyeon hanya tersenyum canggung dan kembali mengikuti langkah Yoona yang kini tengah menaiki anak tangga.

🍁🍁🍁

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang