Part 2

657 133 215
                                    

Zea mengekori langkah Pak Kepala Sekolah menuju kelas barunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zea mengekori langkah Pak Kepala Sekolah menuju kelas barunya. Sembari berjalan menuju kelas, ia juga mencoba mengingat kelas atau kantor yang mereka lewati. Tentu saja, Zea tidak ingin tersesat di sekolah barunya, SMA Angkasa. Seandainya pun tersesat, ia masih punya Sean yang pasti akan membantunya.

Berhenti di depan sebuah kelas yang terdengar riuh dari luar. Suara ketukan jari telunjuk yang ditekuk oleh Pak Kepala Sekolah, membuat suara riuh di dalam kelas seketika berhenti.

Pak Kepala Sekolah membuka pintu kelas dan menoleh ke arah Zea. "Ayo, masuk!"

Zea mengangguk singkat. "Iya, Pak."

Jantung Zea berdegup kencang. Berpacu seiring langkahnya yang mengayun masuk ke dalam kelas barunya.

"Pagi anak-anakku, Bapak ke kelas ini karena ingin memperkenalkan murid baru, teman baru untuk kalian." Pak Kepala Sekolah menoleh ke arah Zea. "Perkenalkan dirimu."

Zea mengangguk pelan dan singkat. Zea mengedarkan pandangannya ke arah teman barunya. Nampak Sean tersenyum ke arahnya.

"Good, gue sekelas sama Sean. Gue nggak perlu takut atau khawatir," batin Zea senang.

"Hai, kenalkan aku, Zea. Zea Leticia. Aku—."

"Hai, Cupu," sapa salah seorang gadis seraya melambaikan tangannya pada Zea.

"Wah, nambah stok geng cupu. Noh, Bulan, lo dapet temen baru," timpal gadis yang lain seraya menoleh ke gadis yang duduk tidak jauh darinya.

Cewek berkacamata itu merasa terpanggil, ia menundukkan kepalanya, lalu ia tutup kedua telinganya. Suara ejekan mulai bersahutan, mengganggu pendengarannya. Zea hanya bisa menatap sedih di tempatnya berdiri.

"Diam!" bentak Pak Kepala Sekolah.

Suasana hening seketika tercipta. Pak Kepala Sekolah kembali menoleh ke arah Zea.

"Duduk di bangku itu!"

Zea mengikuti arah telunjuk Pak Kepala Sekolah. Seorang cowok melambaikan tangan kanannya ke arah Zea. Gadis itu tersenyum dan segera melangkah ke bangku kosong untuknya. Setelah Pak Kepala Sekolah pergi, kelas kembali riuh. Semua anak sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

"Selamat datang di kelas kami. Gue, Darren. Darren Wardhana." Tangannya terulur pada Zea.

Zea menoleh ke arah Darren, cowok tampan dengan style rambut ala korea. Manik coklatnya ternaungi alis tebal yang membentuk garis tegas. Senyumannya manis, semanis gulali warna-warni. Netra Zea beralih ke tangan Darren yang masih terulur padanya.

"Gue Zea. Zea—," jawab Zea seraya menjabat tangan Darren.

"I know."

Zea menarik tangannya cepat dan menyembunyikan rasa kesalnya.

The Journey Of Zea ( COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang