Part 22

154 27 27
                                    

Rasa penasaran yang tinggi membuat Darren harus mencari informasi tentang cinta pertama Sean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rasa penasaran yang tinggi membuat Darren harus mencari informasi tentang cinta pertama Sean. Pesan Alisha yang bernada protes selalu ia terima, membuat hatinya mulai tidak tenang.

Chat berisi hujatan dan kegeraman gadis manja itu benar-benar mengacak-ngacak pikirannya. Bagaimana tidak, ia mengenal Alisha sebagai gadis manja dengan kelakuan yang menyebalkan. Tetapi, gadis itu berubah menjadi galak dengan ancaman yang brutal jika menyangkut Sean dan Zea.

"Ada apa dengan Alisha? Gadis manja dan pendiam tiba-tiba berubah menyeramkan. Chatnya juga buat gue muak," gerutu Darren dalam hati.

Ia masih ingat, chat Alisha siang tadi yang kembali menyuruhnya melepaskan tangan Zea.

Alisha
[Gue nggak suka lo pacaran sama Zea.]

Alisha
[Lo harusnya ngaca! Lo nggak pantes buat Zea.]

Darren menghapus semua pesan chat Alisha dengan segera. Ia tidak ingin gadis manja itu terus-menerus mendiktenya.

Sean
[Sedang apa, Bro?]

Me
[Lagi mikirin seseorang.]

Sean
[Oh, gue ganggu, nggak?]

Me
[Nggak. Tumben lo chat?]

Sean
[Gue cuma mau bilang, gue titip Zea. Dua hari lagi gue pindah ke Jakarta.]

Me
[Tenang, gue bakal jagain dia. Gue emang nggak bisa gantiin tempat lo sebagai sahabat, setidaknya gue bisa jadi tempat Zea bersandar dan merasakan cinta.]

Sean
[Bagus. Gue percaya sama lo.]

Sebuah ide terlintas dibenaknya. Darren meraih ponsel yang ada di meja belajarnya dan menelpon seseorang yang saat ini sangat dibutuhkannya.

"Halo," sapaan terdengar dari seberang telepon.

"Halo. Gue mohon sama lo, lakukan sesuatu buat gue," pinta Darren dengan suara memelas.

"Boleh. Apa itu, Ren?"

"Zea. Gue kirim via chat, apa permintaan gue."

Darren memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak setelah menyebut nama Zea dan berjanji untuk mengirim chat. Kembali ia mencari sebuah nama di daftar kontaknya. Menghela napas sebelum akhirnya ibu jarinya menekan nama seseorang.

"Apa?" Sahutan ketus terdengar dari seberang telepon.

"Bantuin gue, please."

"Lo masih inget gue? Setelah lo pergi tanpa say goodbye?" Suara amarahnya makin meninggi saat mendengar permintaan Darren.

"Lo tau alasan gue apa? Bokap gue."

"Gue males debat jika nyangkut si tua berkumis itu! Cepat katakan apa mau lo!"

The Journey Of Zea ( COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang