Part 8

321 64 103
                                    

Zea menutup kelopak matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zea menutup kelopak matanya. Menghela napas panjang sebelum kemudian membuka matanya kembali. Menatap empat gelas berisi minuman soda yang ada di atas nampan. Meraih nampan itu dengan hati-hati dan mulai berjalan pelan menuju para undangan. Mènyusul Bulan dan Puspa yang telah berjalan mendahuluinya.

"Pertama kali dalam sejarah hidup gue, menjadi seorang pelayan seksi. Wuih, mana lagi berat, nih, nampan," keluh batin Zea.

Zea celingukan mencari sasaran pertama. Ia mendekati empat gadis cantik yang berdiri di pinggir kolam renang. Mereka bercanda dan sesekali tawa mereka pecah.

"Minumannya, kakak," tawar Zea dengan senyum ramahnya.

Keempat gadis itu menoleh ke arah Zea dan menghentikan tawanya. Salah satu dari mereka menukar gelasnya.

"Makasih," ucap salah seorang gadis itu dengan nada pelan pada Zea.

Salah satu gadis menatap Zea dengan tatapan aneh. Ia menempatkan gelas kosongnya ke nampan tanpa mengambil yang baru.
Zea menunduk, mencoba untuk menyembunyikan wajahnya dari tatapan gadis di depannya.

"Gue seperti kenal lo, tapi ... tunggu, lo temen Juna, kan?"

Zea menggeleng dengan cepat. "Maaf, kakak salah orang," dusta Zea.

Zea bergegas pergi sebelum gadis itu menginterogasinya lebih lanjut. Kini ia beralih ke meja yang berisi tiga cowok yang diyakini Zea adalah kakak kelas dari SMA Angkasa. Salah satunya adalah sang most wanted, Theo.

"Minumannya, Kakak," tàwar Zea dengan sedikit membungkukkan badannya.

Theo dan kedua temannya menoleh dan menatap Zea. Tentu saja ketiga kakak kelasnya itu tersenyum ramah pada Zea.

"Gue seperti kenal nih cewek, Bro," celetuk teman Theo seraya mencondongkan badannya ke arah Zea. Ia bangkit dari duduknya dan berdiri di hadapan Zea.

Meneliti wajah Zea dengan seksama. Zea yang risih dengan tatapan itu, segera menundukkan kepalanya. Tangannya memegang erat pinggiran nampan. Rasa gugup mulai menyerangnya. Zea membalikkan badannya dan berniat hendak pergi, tapi teman Theo menghadang langkahnya.

"Lo pelayan yang cantik, walaupun penampilan lo sedikit kuno. Letakkan nampan lo dan gabung bareng kita di sini, Dek."

"Maaf," tolak Zea.

"Abaikan dia, Zack," peringat Theo dengan rasa malas.

Tetapi, terlambat bagi Zea untuk pergi. Kali ini tangan Zack sudah memegang bahu Zea dan memaksa gadis itu untuk berbalik.
Dengan terpaksa Zea meletakkan nampannya ke meja dan memberanikan diri untuk memberikan perlawanan. Ia menatap ketus pada kakak kelasnya yang menurut Zea sangat menyebalkan.

Tangan Zack berpindah ke pergelangan tangan Zea.

"Mau apa lo, Zack?" tanya Theo penasaran.

"Cewek ini lumayan cantik, boleh dong buat gue," jawab Zack dengan kerlingan mata genitnya pada Zea.

The Journey Of Zea ( COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang