Part 30

169 26 11
                                    



Girls time

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Girls time.

Sore ini, Zea, Bulan dan Puspa berkumpul. Kamar Zea menjadi lokasi keseruan mereka. Puas makan mie ramyeon, berlanjut ke obrolan seru tentang cinta pertama. Tentu saja, Bulan dan Puspa hanya sebagai pendengar setia karena keduanya belum mempunyai kekasih.

Sasaran mereka berdua adalah Zea. Sesuai janjinya siang tadi di sekolah, Zea akan menjawab semua pertanyaan Bulan dan Puspa.

"Sean or Darren?" tanya Puspa.

"Sean." Senyum lengkung mengiringi jawaban Zea.

"Maksud gue, cowok yang lo suka."

"Gue suka sama Darren."

Pengakuan Zea membuat kedua temannya terkejut. Sebenarnya, bukan pengakuan itu yang mereka tunggu. Mereka tahu, Zea sedang bermasalah dengan kehidupan cintanya. Kemesraannya dengan Darren sudah jarang mereka perlihatkan.

Puspa dan Bulan menunggu pengakuan Zea tentang perasaannya pada Sean. Rasa penasaran mereka semakin memuncak saat akhir-akhir ini melihat Zea yang tiba-tiba murung sejak kepindahan Sean ke Jakarta. Namun, mereka tidak berani menanyakan hal itu pada Zea.

"Suka atau cinta?" tanya Puspa dengan senyum jahilnya.

Zea mengangkat bahunya sekilas. Sepertinya, ia juga bingung dengan perasaannya sendiri.

"Gue jatuh cinta sama Darren. Perhatian, kebaikan dan perlakuannya yang romantis buat gue merasa diinginkan. Sayang sekali, akhir-akhir ini rasa itu mulai luntur."

Puspa dan Bulan saling berpandangan. Wajah sedih Zea membuat mereka mendekat dan memeluk Zea dari samping.

"Kenapa, Zea?" tanya Bulan dengan berbisik pelan.

Zea menggeleng pelan, ia lalu mengurai pelukan kedua temannya. "Gue ngerasa perlahan dia berubah. Terlalu banyak misteri yang mulai terungkap dan itu berhasil gue mikir ribuan kali."

"Oh, Zea," keluh Bulan sambil mengusap lembut pipi Zea. "Apa lo mulai meragukan cinta Darren?"

Zea menunduk disertai gelengan kepala pelan.

"Bukan itu. Ini semua murni salah gue. Gue mulai nggak yakin sama Darren. Rahasia hidupnya yang nggak pernah mau ia bagi, mulai buat gue mikir."

"Zea, setiap orang punya rahasia. Mungkin ... Darren merasa nggak perlu ungkap jati diri atau sesuatu yang rahasia dari dirinya ke lo. Gue yakin, suatu saat dia bakal ungkap semuanya. 'Kan lo pacarnya," ucap Puspa.

Bulan mengangkat tangan kanannya, membuat Zea dan Puspa segera menoleh ke arahnya.

"Oke, skip tentang Darren. Sekarang gue mau tanya tentang Sean."

Bulan tampak antusias, sedari tadi ia menahan dengan susah payah pertanyaan yang ingin ia lemparkan pada Zea.

"Ah, ya, gue juga pingin tau tentang si Sean," timpal Puspa disertai jentikan jari.

The Journey Of Zea ( COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang