Part 27

146 22 9
                                    

Darren berlari kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Darren berlari kecil. Ia tidak sabar untuk bertemu dengan Zea. Tinggal satu koridor lagi yang harus Darren lalui, tapi, laju larinya terhenti. Tersenyum kecut di sela-sela napasnya yang masih tersengal ketika melihat seorang gadis berdiri di depannya.

Alisha berdiri dengan dua tangan yang direntangkan. Tatapan sinis disertai bibir yang tersenyum miring, sukses membuat Darren mengumpat dalam hati.

"Kenapa dia muncul? Apa dia mau bahas Sean lagi?" tanya Darren dalam hati.

Kaki Alisha perlahan mendekat ke arah Darren. Berhenti saat jarak mereka tinggal satu meter. Kedua tangan terlipat di depan dada, netranya tak berhenti mengabsen wajah Darren yang masam.

"Gimana? Udah temukan jawaban atas teka-teki gue?"

"Belum. Sepertinya sebentar lagi." Darren merotasi matanya menjauhi Alisha.

"Ck! Kelamaan. Keburu Sean melarikan diri."

Darren menoleh secepat kilat ke arah Alisha. Tatapan tajamnya ternyata tidak membuat Alisha takut. "Kenapa, sih, lo rese banget? Lo masih belum bisa terima kalo gue pacaran sama Zea?" Nada suara Darren meninggi.

Alisha tersenyum seraya merotasi pandangannya ke arah lain. Sedetik kemudian, ia kembali menatap tajam Darren.

"Belum! Gue juga heran ... kenapa lo sia-siakan hidup lo buat pacarin cewek yang jelas-jelas nggak bisa lupain cinta pertamanya."

"Gue nggak peduli siapa cinta pertama Zea!"

Bola mata Alisha membulat, ia lalu tertawa sambil bertepuk tangan. "Keren. Tapi, lo bakalan nyesel sendiri. Saat itu datang, lo akan sadar jika cinta lo ke dia nggak sempurna."

Darren mencekal lengan Alisha, membuat gadis itu berhenti bertepuk tangan.

"Berisik!" sarkas Darren seraya mengibaskan kasar lengan Alisha.

Alisha terhuyung ke samping. Dalam hati ia tertawa puas. Ia membiarkan Darren berjalan melewatinya. Tersenyum seraya merogoh ponsel di saku roknya. Alisha tahu,  ia harus menelpon siapa untuk membantunya menyingkirkan Darren dari hidup Zea.

"Percepat rencananya. Kita lihat ... respons Zea dan Darren."



****

Mendaratkan bokongnya perlahan ke kursi. Netranya terus melirik Zea yang tidur beralas tangannya yang terlipat di atas meja. Darren memasukkan tasnya pelan-pelan ke kolong meja. Ia tidak ingin membangunkan gadis di sampingnya.

Selesai dengan urusan tas, Darren memperbaiki posisi duduknya. Ia menopang dagunya dengan dua tangan, diam-diam menikmati gurat wajah damai sang kekasih. Kagum pada setiap lekuk wajah cantik milik Zea.

"Jangan liat gue kayak gitu."

Darren terkejut. Sedetik kemudian ia tertawa kecil.

The Journey Of Zea ( COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang