🌿 34. The Right Choice 🌿

4K 493 76
                                    


      Menjadikan setiap detik yang dilewati sebagai aktivitas bernilai ibadah. Bermuatan ketaatan kepadaNya. Sebagai pemberat mizan kelak. Sebuah pemahaman yang sangat penting. Begitu pentingnya hingga sejak dini perlu ditanamkan.

    Bahwa tak ada amalan yang sia-sia pun tanpa nilai. Menjadikan tiap yang dilakukan menjadi fokus. Karena paham apa yang hendak dituju. Siapa yang dijadikan sandaran. Dan bagaimana cara untuk mencapainya. Hingga tiap langkah yang diambil memberikan ketenangan tanpa ada rasa ragu apalagi takut. Karena Lillah sebagai semua tujuan.

     Maka meluruskan sebuah niat pun menjadi keharusan. Karena masalah niat termasuk salah satu yang mendapat perhatian serius dalam agama. Dalam ilmu fiqih, niat ditempatkan sebagai rukun pertama dalam rangkaian ibadah, seperti sholat, zakat,puasa juga haji. Niat dalam ushul fiqih biasanya dijadikan salah satu faktor yang menentukan status hukum suatu perbuatan. Nikah misalnya. Bahwa menikah bisa berstatus wajib,haram dan sunah tergantung pada niatnya.

    Maka menata niat sejak awal sebuah ibadah menjadi penentu langkah selanjutnya. Jika dari awal sudah terselip niat tak baik, maka di langkah berikutnya menjadi penuh kendala. Karena sang Rabb sudah tak meridhoi sebuah niatan buruk sekecil apapun. Tak kan ada ketenangan jika niat sudah bukan lagi Lillah. Karena sungguh manusia tak mempunyai daya apapun tanpa Al Khaliq sebagai pendukung dan penolong.  Bukankah memang itu yang kita baca di lima waktu sholat kita.

"Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam"

    Bahwa Lillah bukan hanya ketika melakukan ibadah ritual semacam sholat, zakat, puasa saja. Tetapi menjadikan Lillah dalam seluruh aktivitas. Karena semua yang dikerjakan seharusnya bernilai ibadah, jika benar niat dan cara nya. Mulai dari bekerja, bersekolah, memasak, menjaga anak, menikah bahkan buang air pun menjadi sebuah ibadah jika dilakukan dengan niat dan cara yang benar. Lillahi ta'ala.

"Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan" (HR. Bukhari dan Muslim)

    Tiga minggu berlalu dengan penuh bunga dan keindahan. Menjadi sepasang kekasih halal terasa membuat dunia Angga dan Dina menjadi bak taman penuh keindahan. Memahami bahwa kini setiap detik yang mereka lakukan ada seseorang yang menjadi pertimbangan. Menyadari kini bukan lagi sendiri, tapi ada orang yang sang Rabb pertemukan dengan ikatan cinta. Cinta karena Lillah.

    Tiga minggu mengarungi bahtera penuh keindahan. Menjadi sepasang kekasih halal yang tak terpisahkan. Mereguk manisnya madu. Seolah sekeliling dipenuhi bunga bermekaran dengan harum semerbak mewangi. Begitulah jika sebuah aktivitas dibingkai karena ketundukan. Setiap untaiannya bernilai ibadah. Jika Lillah sebagai niat dan tujuannya.

     "Ini pakaiannya sudah Dina siapkan, Mas" Dina menyerahkan kemeja warna abu tua pada Angga. Baru saja Angga keluar dari kamar mandi. Handuk tebal warna putih yang terlihat lembut masih bertengger di leher Angga. Wajah Angga sungguh sangat berbeda. Wajah yang semakin segar semenjak menikah.

   "Makasih sayang. Kalau kamu repot, nggak harus tiap hari kamu siapkan ini" ucap Angga sambil menerima kemeja tersebut.

    "Kan memang sudah tugas Dina, mas. Dan Dina dengan senang hati melakukannya" sahut Dina tak lupa dengan senyumnya. Bu guru matematika itu sudah siap dengan seragam batiknya.

    "Iya. Tapi kalau suami ridho kamu juga tak berdosa kok Din. Mas sudah biasa menyiapkan semua sendiri. Kecuali memasak. Jujur mas sama sekali nggak bisa masak. Tapi kalau perkara menyiapkan pakaian mas bisa melakukannya sendiri" ujar Angga panjang.

    "Mm, mas nggak suka nih Dina menyiapkan pakaian buat mas Angga?"

     Angga menghentikan gerakan tangannya yang sedang mengeringkan rambut basahnya dengan handuk putih tersebut. Mendekati Dina yang berdiri tepat di depan cermin rias.

Sea Of LOVE 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang