🌿 27. Certainty of the Heart 🌿

3.4K 484 79
                                    


    Memiliki rancangan yang bersifat konsepsual. Istilah yang sering kita dengar di dunia desain atau arsitek. Dimana orang berduit yang mengedepankan rasa dan karsa dalam sebuah hunian seringkali mementingkan bagaimana konsep rumahnya akan dibangun. Bukan sekedar bisa ditinggali, tapi terlihat estetik dan nyaman. Meski tentu saja tak sedikit biaya dibutuhkan untuk membangun rumah konsepsual begitu.

    Jika seorang bisa berpikir dalam dan terperinci mengenai konsep hunian atau rumah yang ia tinggali ketika di dunia, lantas kenapa tak banyak yang berpikir secara detail tentang konsep hunian mereka kelak di akhirat.

      Jika rumah yang cuma sementara saja ia tinggali. Hanya selama batas usia yang dimiliki saja untuk ditinggali. Dan akan ditinggalkan ketika kematian datang. Lantas kenapa tak bisa serius memikirkan rumah keabadian yang selamanya menjadi tempat tinggal.

    Memiliki rancangan tentang konsep hunian masa depan, hunian terakhir manusia bernama akhirat, tentu harus dipikirkan serius. Bahkan sejak dini, terus menerus dan seumur hidup. Konsep yang tentu saja sudah dibuat sketsa rancangannya tanpa perlu manusia bersusah membuat desain. Bahwa Ar Rahman telah memberikan konsep hidup untuk hambaNya.

    Tentu saja sebuah konsep hidup yang tak boleh lepas dari kitabullah. Konsep tentang rukun islam dan otomatis mengamini pula rukun iman. Bahwa konsep hidup seorang muslim adalah ibtigha'a mardatillah. Hidupnya selalu mengacu pada keridhoan Ilahi. Hidupnya senantiasa tunduk pada aturanNya. Karena buah keyakinan, hanya itu yang akan mengantarkannya pada hunian impian yang  kekal yaitu surga.

Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Jika seseorang dari kalian meninggal dunia maka akan ditampakkan kepadanya tampat duduk (tinggal) nya setiap pagi dan petang hari. Jika dia termasuk penduduk surga, maka akan (melihat kedudukanya) sebagai penduduk surga dan jika dia termasuk penduduk neraka, maka akan (melihat kedudukannya) sebagai penduduk neraka. Lalu dikatakan kepadanya inilah tempat duduk tinggalmu hingga nanti Allah membangkitkanmu pada hari qiyamat" ( HR. Bukhari )

    Suasana hari Minggu menuju siang lumayan cerah. Meski menurut prakiraan cuaca, akan turun hujan menjelang sore di kota Surabaya. Karena memang bulan-bulan ini telah masuk di musim penghujan. Hampir tiap hari selalu turun hujan mulai intensitas ringan hingga deras. Hingga mulai terdengar bencana banjir di beberapa daerah. Bencana yang seharusnya membuat manusia sabar karena merupakan ujian sekaligus instropeksi diri karena bencana tersebut juga disebabkan ulah manusia. Menggunduli hutan dan menutup lahan hijau dengan semaunya sendiri.

     "Alhamdulillah, semuanya beres Ga?"

    "____________"

   "Iya. Mister Hideyoshi memang yang memegang keputusan, Ga..."

    "___________"

   "Alhamdulillah kalau kamu berhasil nego dengan dia, Ga. Jagi diri disana ya..."

    "__________"

    "Iya. Hati-hati. Jangan lupa sholat ya Ga..."

    "________"

    "Waalaikumsallam"

    Pak Pratama menutup sambungan telponnya tepat di saat bu Ayu duduk di sampingnya sambil meletakkan nampan berisi kudapan. Mereka kini berada di halaman belakang rumah mewah nan luas itu.

    "Angga. Pa?" Tanya bu Ayu yang sempat mendengar suaminya berbicara lewat ponsel.

    Pak Pratama mengangguk. Tersenyum dan memeluk bahu istri yang telah memberinya tiga orang anak yang menyenangkan.

    "Iya, Ma. Papa lega..." pak Pratama menjeda kalimatnya.

    "Angga sungguh telah berubah, Ma"

Sea Of LOVE 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang