🌿 10. Dreaming of you keep me asleep 🌿

2.9K 420 51
                                    


"Ketahuilah apapun yang menjadikanmu tergetar,itulah yang terbaik. Dan karena itulah, qalbu seorang pecintaNya lebih besar dari singasanaNya"

- Jalaluddin Rumi -

🌿🌿🌿
    

     Dina akhirnya memilih diam tak menanggapi lagi ucapan Angga. Gadis yang siang itu mengenakan hijab warna ungu tua senada dengan warna gamisnya yang ungu muda memulai tugas yang sengaja diberikan Angga.

    "Pilih yang kamu suka, tak usah melihat harganya" begitu pesan Angga sebelum Dina memulai memilih-milih aneka furniture di sana.

   Meski Dina sempat berpikir apakah Angga tak memikirkan budget, tapi Dina menelan kembali pikirannya. Bisa jadi memang pihak kantor yang membayar semuanya. Dina rasa, pemilik proyek kota mandiri pastilah golongan sultan, itu istilah yang sering di dengar Dina dari Dilla juga para siswanya. Menunjukkan golongan kaya raya konglomerat yang hartanya melimpah ruah meski tiap hari belanja. Atau bisa jadi atasan Angga masuk dalam kategori crazy rich. Dina mengendikkan bahunya. Dina lagi malas berpikir, apalagi tentang Angga.

    Dina sempat memutari toko yang memajang sofa. Banyak juga model, bahan juga warna yang ditawarkan toko tersebut. Membuat Dina malah bingung. Habis semuanya bagus. Kalau sudah begini, jiwa perempuan Dina muncul tanpa diminta. Merasa senang melihat barang bagus, memilih-milih, membandingkan apalagi tak usah pusing memikirkan harga dan cara bayarnya. Baru kali ini Dina bisa memilih barang tanpa memusingkan masalah harga. Bagaimanapun Dina masih perempuan normal pada umumnya. Senang juga diajak belanja.

    Dina pun berhenti di depan sebuah sofa berbentuk L dan di sebelahnya sofa memanjang biasa.

    "Menurut mas Angga, bagus yang ini apa yang ini?" refleks Dina bertanya pada Angga yang dari tadi mengikutinya, sambil sesekali menunggu di pojokan kalau sekiranya Dina sedang bingung.

    Angga tersenyum. Sangat senang mendapat pertanyaan dari Dina. Gadis itu mulai melunak dan terlihat santai bersamanya.

    "Kamu suka yang mana?" Angga malah balik bertanya.

    "Dina suka yang itu, simpel tapi cantik"

    "Iya kaya kamu.." Dina spontan menoleh ke arah Angga.

    "Mm mbak, saya ambil yang ini ya..." sebelum Dina berkomentar, Angga memanggil mbak penjaga toko yang siaga di sekitar mereka.

    "Baik pak. Istri bapak mau warna apa?" Tanya mbak penjaga toko lagi sambil menyerahkan katalog warna. Dina mulai imun dengan tuduhan sebagai istrinya Angga. Kali ini Dina cuek saja.

    "Kamu mau warna apa Din?" Angga menyuruh Dina memilih.

    Dina memperhatikan sebentar katalog warna dari sofa panjang biasa yang ia pilih. Ada banyak warna yang semuanya nampak lembut di mata.

    "Ini bagus, kelihatan kalem bikin tenang"

    "Iya kaya kamu" lagi-lagi Angga menanggapi begitu. Dina berdecak lirih mendengar kata itu lagi.

    "Mas Angga suka nggak?" Dina menunjuk warna krem lembut yang menurutnya matching dengan dinding rumah Angga yang bewarna hijau. Bagaimana pun yang punya rumah adalah Angga. Dina tak mau Angga terpaksa menyenangi pilihannya.

    "Apapun pilihanmu saya suka" sahut Angga lembut. Membuat mbak penjaga toko cuma tersenyum melihat interaksi Angga dan Dina yang bak pengantin baru yang romantis.

    "Nah itu bu, suaminya nurut aja. Senengnya punya suami begini ya bu..." seloroh mbak penjaga toko pada Dina. Tapi terasa garing bagi Dina, lha memang Angga bukan suaminya. Gini ini mematikan pasaran sebagai jomblo nggak ya.

Sea Of LOVE 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang