🌿 16. Arrange to Love 🌿

2.5K 404 42
                                    


     "Cinta seberat biji sawi, lebih Ku sukai daripada ibadah selama tujuh puluh tahun tanpa disertai cinta"

~ Yahya bin Mua'adz ~

     Bicara tentang cinta memang tak akan pernah usang. Membahasnya selalu menjadi magnet kuat agar orang lain pun turut mengikutinya. Seolah memang cinta selalu menawarkan keindahan.

    Mencinta artinya pula memuja. Menjalankan apa yang dikehendaki oleh yang dicinta itu butuh pembuktian. Selalu ingin di dekatnya itu manifestasi cinta. Tak pernah membuatnya sedih atau cemburu itu wujud menjaga cinta.

    Tapi jangan mempersempit makna cinta hanya pada hubungan dengan lawan jenis. Mendangkalkan cinta cuma pada menyoal jodoh. Bahkan melemahkan arti cinta sekedar menyalurkan syahwat tak bertanggungjawab. Betapa banyak gadis menderita dengan mengatasnamakan cinta menyerahkan kesuciannya. Tak sedikit para remaja depresi hanya alasan putus cinta. Semua bermuara pada pendeskripsian cinta sekedar pada makhluk.

    Padahal wujud cinta tertinggi adalah cinta pada Zat Maha cinta. Puncak keindahan cinta adalah ketika hamba mampu membuktikan penghambaan dengan keterikatan pada hukum syara'. Hingga Ar Rahman ridho pada sang hamba. Dan menghadirkan kisah indah dari segala wujud cintanya. Karena hamba yang dipenuhi dengan rasa cinta pada Rabbnya akan selalu tenang terarah mengikuti jalan yang memang telah Al Khaliq bentangkan buatnya.

"Walladziina aamanuu asyaddu hubbullillahi"

"Orang-orang yang beriman sangat mendalam cintanya kepada Allah" (Quran Surah Al Baqarah ; 165)

    Innova hitam yang dikemudikan sendiri oleh Angga telah sampai di depan sebuah rumah megah bak istana. Setelah semalaman berpikir, Angga memutuskan untuk pulang ke Surabaya.

    Angga sejenak memandang rumah yang menjulang tinggi dengan gerbang putih yang kokoh itu. Hampir satu tahun lebih ia meninggalkan rumah ini. Menetap di kota yang jauh dari kata metropolis meski juga bukan kota terpencil. Bagaimanapun di rumah ini banyak sekali kenangan masa kecil sekaligus kenangan tak mengenakkan juga. Dimana Angga sering pulang dalam kondisi mabuk dan berantakan di rumah ini.

    "Tuan Angga?" sapaan security penjaga rumah membuyarkan lamunan Angga. Spontan Angga tersenyum ramah.

    "Pagi pak Mud, bisa tolong bukakan gerbangnya?"

    Pak Mudono, satu dari tiga orang security yang khusus menjaga rumah mewah itu tergopoh mengangguk. Pasalnya Angga yang biasanya memakai sedan mewah sebagai tunggangannya sekarang hanya memakai kendaraan biasa. Dan wajah majikan mudanya itu memang sedikit berbeda.

    "Pak Mud..."

    "Oh iya, iya tuan..." setengah berlari pak Mudono membukakan gerbang untuk Angga.

    Perlahan Angga pun menjalankan innova nya lagi memasuki gerbang. Pak Mudono pun kembali menutup gerbang kala Angga sudah masuk dan setengah berlari lagi mendekati Angga yang sudah berdiri di samping mobil.

    "M..maaf tuan. Tadi saya kira orang lain" pak Mudono sedikit cemas. Pasalnya Angga suka marah bila ia lama tak segera membukakan gerbang. Dan tadi bahkan ia sempat tak mengenali Angga.

    Angga kembali mengulum senyum. Ditepuknya pundak pegawai papanya itu. Ia sama sekali tak merasa pak Mudono salah.

    "Gak apa pak Mud. Maklum ini masih pagi. Pak Mud pasti masih ngantuk" ucap Angga kalem. Membuat pak Mudono sedikit melongo. Ia merasa bertemu dengan orang lain. Bukan putra sulung pak Pratama. Angga tampak sangat berbeda.

    "Saya masuk dulu ya pak" kata Angga sambil hendak beranjak masuk ke dalam rumah.

    "Iya tuan.."

Sea Of LOVE 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang